Mohon tunggu...
din saja
din saja Mohon Tunggu... Seniman - hanya tamatan smp

suling pun bukan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Catatan Kesepuluh

17 Juli 2024   21:42 Diperbarui: 17 Juli 2024   22:03 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Suatu ketika seseorang terpana melihat dunia yang bundar ini, 

berputar sangat cepatnya, 

sehingga tidak mengganggu keberadaan makhluk-makhluk yang berada di atas permukaannya.

Dunia yang bundar besar ini,  

berputar bagai gasing diantara milyaran planet-planet lain, 

tidak saling berbenturan satu dengan lainnya.

Tidak ada tali yang menggantung itu semua, tidak ada pula tiang sebagai penyangga.

Keberadaannya bagai gelembung-gelembung yang melayang-layang.

Seseorang membayangkan, sekiranya semua makhluk yang ada dipermukaan bumi itu 

ditiup oleh angin yang membadai, tentu mereka akan terbang melayang ke sana ke mari tanpa arah  tujuan.

Dunia itu kiranya singkat, sesingkat usia makhluk yang hidup di atas permukaannya.

Mengapa banyak yang berlomba-lomba mengumpulkan harta kekayaan sebanyak-banyaknya, 

sehingga lupa untuk mau berbagi.

Mengapa banyak pula yang merasa bangga jadi penguasa, 

sementara tidak pernah mau bersikap adil dan berlaku jujur.

Mengapa banyak juga yang bangga jadi sarjana, 

sedangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki hanya untuk menipu, 

hanya untuk membunuh, hanya untuk meracuni setiap makhluk.

Mengapa pula banyak yang bangga menjadi ahli agama, 

tetapi hanya asyik masyuk dengan ibadahnya, 

sehingga tidak peduli dengan kecurangan yang terjadi disekitarnya

Mengapa pula banyak juga yang bangga jadi seniman, 

sedangkan kesenian yang diperbuatnya hanya untuk berdansa-ria, 

membuat lupa makna kehidupan.

Dunia ini ternyata hina, sehina makhluk manusia yang lupa untuk mengabdi pada Sang Penciptanya, untuk menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah Yang Maha Esa.

Seseorang itu hanya berkata, ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun