Mohon tunggu...
din saja
din saja Mohon Tunggu... Seniman - Penyair, penulis esai dan sutradara drama

Senang melihat orang lain senang Susah melihat orang lain susah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebuah Ingatan

17 Juli 2024   20:12 Diperbarui: 17 Juli 2024   20:38 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada tiga tiang diberikan Allah kepada setiap manusia.

Dengan kokohnya tiang-tiang itu, akan kokoh juga manusianya.

Tiang pertama adalah logika atau akal pikiran.

Dengan akal pikiran, manusia dapat membedakan mana yang hak dan mana yang batil.

Dengan akal pikiran, manusia dapat mengenal siapa dirinya dan Allah Yang Maha Esa.

Dengan akal pikiran, manusia dapat mengetahui makna keadilan dan kezaliman.

Tiang kedua adalah etika atau akhlak atau moral.

Dengan mengenal etika, manusia mengetahui hakekat hidup beragama.

Dengan mengenal etika, manusia dapat meningkatkan derajat hidupnya melebihi tumbuhan dan hewan.

Dengan mengenal etika, manusia dapat menjadi pemimpin yang adil, jujur dan penuh kasih-sayang.

Tiang ketiga adalah estetika atau keindahan atau harga diri.

Dengan memiliki estetika, manusia dapat membangun kehidupan secara baik dan benar.

Dengan memiliki estetika, manusia dapat memperteguh keyakinan agamanya dan menghormati perbedaan.

Dengan memiliki estetika, manusia dapat membangun peradaban seperti diharapkan setiap agama.

Tiang logika telah berdiri dengan kokoh.

Tapi manusia saling membenci serta membunuh dengan pengetahuannya.

Tiang etika telah berkembang sangat hebatnya.

Tapi manusia banyak yang sombong serta tidak amanah.

Tiang estetika telah dibangun, dengan menjual harga diri untuk mengejar materi.

Tiang-tiang yang telah dibangun itu, ternyata menikam kehidupan kita sendiri, 

menggoyahkan kehidupan berbangsa dan kehidupan beragama.

Tiang-tiang yang dibangun itu bukan semata karena Allah, bukan dengan nama Allah, 

bukan pula untuk mengabdi pada Allah.

Mari kita sucikan kembali tiang-tiang yang telah dibangun.

Agar kehidupan menjadi rahmat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun