Mohon tunggu...
Dinsa Selia Putri
Dinsa Selia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - semoga bermanfaat

ikuti alurnya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Multikulturalisme Bahasa Jawa di Jawa Timur

18 November 2021   01:27 Diperbarui: 18 November 2021   01:49 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh semua orang untuk berinteraksi dengan orang lain, untuk memperoleh informasi dan untuk mendapatkan pengetahuan, sehingga dari sini dapat disimpulkan bahwa bahasa memiliki peranan yang begitu besar dalam kehidupan semua orang. Indonesia adalah negara kesatuan dengan beragam perbedaan. 

Mulai dari perbedaan budaya, adat istiadat, suku, dan bahasa yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Bahkan disetiap daerah di Indonesia memiliki keragaman bahasa yang sangat banyak. 

Keragaman bahasa daerah juga merupakan hal yang paling sering kita jumpai di setiap harinya. Tak heran jika dalam satu provinsi bahkan satu kabupaten tidak hanya terdapat satu bahasa saja, melainkan terdiri dari banyak bahasa yang memilki ciri khas tersendiri pada setiap daerahnya. 

Menurut buku Wawasan Nusantara yang ditulis oleh Sri Widayarti, Spd (2002:12) yang menyebutkan bahwa setiap suku bangsa di Indonesia memiliki ciri khas dalam kebudayaan dan bahasa daerah. Dalam buku juga dijelaskan bahwa di Indonesia sendiri terdapat 16 rumpun bahasa yang terdiri dari beberapa bahasa daerah. Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan bahasa di Indonesia adalah antara lain sebagai berikut:

  • Kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari negara kepulauan.
  • Pengaruh budaya asing yang masuk ke Indonesia berbeda-beda.
  • Kondisi iklim Indonesia yang berbeda-beda dari wilayah satu ke wilayah lain.
  • Perbedaan kondisi alam di setiap wilayan Indonesia.

Perbedaan memang kerap dijadikan sebagai suatu alasan untuk menolak persatuan dan kesatuan. Multikulturalisme terkadang sering dijadikan sebagai kambing hitam penyebab perpecahan dan sebagai sumber konflik. Padahal dengan memahami banyak bahasa dapat membantu kita dalam memahami dunia dengan perspektif yang berbeda. Keragaman bahasa daerah yang kita miliki juga dapat membantu kita dalam melihat lebih banyak hal-hal luar biasa di luaran sana khususnya Indonesia.

Dalam hal ini kita akan membahas mengenai multikulturalisme bahasa Jawa yang ada di Indonesia sebagai bahasa daerah khususnya di Jawa Timur. Dikutip dari Wiki Pedia bahasa Jawa adalah bahasa Austronesia yang utamanya ditutukan oleh penduduk yang bersuku Jawa diwilayah bagian tengah dan timur pulau Jawa. 

Selain di pulau Jawa pada kenyataanya bahasa Jawa juga dituturkan dan digunakan di luar Pulau Jawa seperi Sumatra, Kalimantan bahkan diluar negeri juga ada beberapa negara yang menggunakan bahasa Jawa seperti di Suriname, Belanda, dan juga Malaysia. Jumlah total penutur bahasa Jawa diperkirakan mencapai sekitar 75,5 juta pada tahun 2006. Sebagai bahasa Austronesia dari subkelompok Melayu-Polinesia, bahasa Jawa juga berkerabat dengan bahasa Melayu, Sunda dan Bali dan banyak bahasa lainnya di Indonesia.

Jika membecirakan mengenai bahasa Jawa pasti daerah yang paling identik dan sering kita pikirkan adalah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta. Namun kali ini secara lebih spesifik kita akan melihat lebih dalam bagaimana multikulturalisme bahasa Jawa khusunya di Jawa Timur. Dalam segi kosakata sebnarnya antara Jawa Timur, Jawa Tengan tidaklah memilki perbedaan yang sangat signifikan. 

Di Jawa Timur umumnya dalam berkomunikasi sehari-hari masyarakatnya menggunakan bahasa Jawa. Mulai dari ngoko lugu, ngoko alus, krama lugu dan krama inggil. Kasar atu tidaknya sebuah dialek dalam suatu bahasa sebenarmya relative dan tergantung cara pengucapannya. Orang-orang cenderung lebih menilai dari intonasinya dibandingkan dari kosa katanya.

Bahasa jawa yang dalam pengucapan vokalnya lebih keras dan bahkan beberapa orang menilai cenderung agak kasar menjadi salah satu ciri khas dari bahasa Jawa di Jawa Timur. Penggunaan dialek yang kasar ini disebabkan karena posisi Jawa Timur yang jauh dari pusat peradaban Jawad masa lalu, dimana pada masa itu berpusat di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Bahasa Jawa yang digunakan di Jawa Timur yang cukup besar penuturannya adalah bahasa Jawa dialek atau bahasa Jawa Timuran. Hal tersebut karena adanya persinggungan antara bahasa Jawa dan bahasa Madura yang penuturannya juga menyebar di seluruh wilayah Jawa Timur.Bahasa Jawa dialek Arekan atau juga lebih sering dikenal sebagai Boso Suroboyoan  merupakan sebuah dialog bahasa Jawa yang dituturkan di daerah Surabaya dan sekitarnya . Dialek ini sudah berkembang dan digunakan oleh sebagian besar masyarakat Surabaya dan sekitarnya.

Dilihat dari tata urutan tingkat penggunaan bahasa Jawa secara struktura,l bahasa bahasa dialek Suroboyoan dapat dikategorikan sebagai bahasa yang paling kasar, akan tetapi bahasa dengan tingkatan yang lebih halus(kromo) masih dipakai oleh beberapa orang di Surabaya. 

Penggunaan bahasa kromo ini ditunjukkan sebagai bentuk penghormatan kepada orang lain dan biasanya juga digunakan untuk menghormati orang yang lebih tua atau orang yang belum dikenal. Namun penggunaan bahasa Jawa halus di kalangan orang-orang tidaklaha sehalus yang biasa digunakan oleh masyarakat yang berada di Jawa Tengah terutama adalah bahasa yang digunakan di wilayah Yogyakarta dan Surakarta. Bahasa dialek Suroboyoan yang ucapkan sehari-hari sebenarnya lebih kasar.

Persebaran penggunaan bahasa Jawa dialek Arekan atau Suroboyoan di beberapa kabupaten di Jawa Timur tersebar di wilayah bagian selatan yaitu Kabupaten Jombang mulai Kecamatan Perak, Jombang bagian selatan telah menggunakan dialek Jawa kulonan atau Jawa Tengahan, sementara wilayah Perak bagian utara menggunakan dialek Suroboyoan.

Dibagian selatan, tepatnya di Kota Malang dan Kabupaten Malang masyarakatnya dalam berkomunikasi sehari-hari juga menggunakan bahasa Jawa dialek Arekan atau Suroboyan. Namun, Malamg memiliki ciri khas tersendiri dalam bahasa dialeknya yaitu bahasa Ngalam yang merupakan kebalikan dari Malang.

Dibagian Utara, penggunaan dialek Suroboyoan ini juga menyebar di wilayah Madura.

Sedangkan dibagian barat, tepatnya di wilayah Gresik dan kabupaten Lamongan juga menggunakan dialek Suroboyoan.

Bagian timur juga menggunakan bahasa Suroboyoan yang meliputi wilayah kabupaten Pasuruan, Lumajang, Probolinggo, Jember dan Banyuwangi.

Disisi lain untuk bagian barat, bahasa Jawa yang diguakan dialeknya lebih mirip dengan bahasa Jawa Kulononan atau Jawa Tengahan.

DAFTAR PUSTAKA

Bahasa Jawa. (2006, Mei). Retrieved from wikipedia.org: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa

Pustamun. (2016, Juli 20). 5 bahasa dialek di jawa timur beserta persebarannya. Retrieved from pustamun.blogspot: http://pustamun.blogspot.com/2016/07/5-bahasa-dan-dialek-yang-ada-di-jawa.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun