Wonodri (23/7/2022) -- Mahasiswi KKN TIM II UNDIP dari Fakultas Sains dan Matematika, melaksanakan Program Kegiatan Monodisiplin yang berjudul "Edukasi Penggunaan Masker dan Cara Tepat Pembuangan Masker Sekali Pakai" pada hari Selasa s.d. Sabtu, tanggal 19 s.d. 23 Juli 2022. Dinsa Brillian Yolandita memutuskan untuk melakukan edukasi dengan teknik door to door agar dapat lebih dekat dengan warga di wilayah penempatannya yakni RW 01 Kelurahan Wonodri.
Kondisi saat ini, masyarakat mulai lengah akan penggunaan masker. Di realita, Covid-19 masih ada sampai saat ini. Dinsa terdorong untuk melakukan edukasi penggunaan masker dan cara tepat pembuangan masker sekali pakai, dengan harapan masyarakat lebih aware dalam melakukan protokol kesehatan demi keamanan diri dan orang sekitar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wicaksono dan Arina (2021) bahwa protokol kesehatan seperti menjaga kebersihan tangan dan badan, menjaga jarak, dan memakai masker, itu harus selalu dilakukan bersamaan.
Pada pelaksanaan program kegiatan monodisiplin ini, Dinsa melakukan edukasi mengenai penggunaan masker dan membagikan pamflet desain dari Kemenkes RI dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Adapun setelah pelaksanaan edukasi masker, Dinsa membagikan masker dan hand sanitizer untuk warga yang dikunjungi itu.
Program ini dilaksanakan di RT 1, 2, 3, 4, dan 5 di RW 01 Wonodri. Pada setiap RT-nya, Dinsa melakukan kunjungan ke tiga sampai lima rumah. Adapun pelaksanaan kegiatannya yakni tanggal 19 Juli 2022 di wilayah RT 1; tanggal 20 Juli 2022 di wilayah RT 2; tanggal 21 Juli 2022 di wilayah RT 3; tanggal 22 Juli 2022 di wilayah RT 4; dan tanggal 23 Juli 2022 di wilayah RT 5.
Berikut ini beberapa dokumentasi dari program kegiatan yang dilakukan oleh Dinsa :
Wonodri (10/8/2022) -- Mahasiswi KKN TIM II UNDIP dari Fakultas Sains dan Matematika, melaksanakan Program Kegiatan Monodisiplin yang berjudul "Sosialisasi Sampah Daun Kering yang Dapat Diubah Menjadi Bahan Penyubur Tanah" pada hari Rabu, tanggal 10 Agustus 2022. Dinsa Brillian Yolandita melihat banyaknya daun kering yang berada di lingkungan RW 09, kemudian muncul ide untuk membagikan ilmu yang didapatkannya di perkuliahan, dimana daun kering memiliki potensi baik sebagai bahan pembuatan pupuk melalui teknik pengomposan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hamzah, et al. (2020) bahwa kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik meliputi dedaunan, alang alang, jerami, dan sebagainya.
Undip menggunakan bahan daun kering yang telah dicacah terlebih dahulu, kemudian diberikan larutan EM4 sebagai activator dan secara rutin akan dilakukan pembalikan.
Program ini dilaksanakan di lapangan KJS Paraga Wonodri yang berada di wilayah RW 09. Dalam pelaksanaan program monodisiplinnya, Dinsa melakukan rangkaian kegiatan dimulai dari sosialisasi kemudian demonstrasi pembuatan pupuk dari sampah daun kering. Alat dan bahan yang digunakan oleh Dinsa yakni limbah daun kering, EM4, molase, komposter bag, semprotan air, dan air. Referensi yang Dinsa pakai dalam penentuan alat dan bahan yakni referensi dari Nurkhasanah, dkk (2021) bahwa bahan pembuatan pupuk kompos diantaranya yakni sampah daun kering, EM4 sebagai pengurai bahan organik, gula, dan air, sedangkan alatnya yakni bak kompos, pengaduk, ember kecil, dan sarung tangan. Cara kerja yang dilakukan oleh Dinsa yakni pengumpulan dan pencacahan daun kering; pencampuran EM4, molase, dan air dengan perbandingan 1 : 1 : 50; penyemprotan larutan yang telah dicampur ke daun kering secara merata; dan peletakkan daun kering ke dalam komposter bag. Cara kerja yang Dinsa lakukan ini mengacu pada referensi dari Hadiwidodo, dkk (2018) bahwa pengomposan sampah organik di TPSTSetelah melakukan demonstrasi, Dinsa membagikan kenang-kenangan untuk Bank Sampah RW 09 yakni satu set alat dan bahan pembuatan kompos yang terdiri dari komposter bag, EM4, dan molase.