Sudah menjadi rahasia umum bahwa kabupaten indramayu secara tata letak merupakan wilayah yang sangat potensial untuk pengembangan ekonomi. Selain dilalui jalan nasional pantai utara yang menghubungkan pusat ekonomi dan pemerintahan dengan wilayah jawa tengah dan jawa timur, wilayah ini pun mempunyai potensi pertanian yang luar biasa.
Dengan hamparan sawah yang sangat luas maka kabupaten indramayu menjadi salah satu lumbung pangan nasional. Lebih dari 100.000 ha sawah produktif itu bukan hanya menghasilkan jutaan ton padi kering tetapi juga jerami yang sampai saat ini masih dianggap sebagai limbah pertanian.
Secara sederhana dapat dihitung yang selama ini terbuang akibat masih adanya anggapan bahwa jerami adalah limbah pertanian. Sawah seluas 100.000 ha dengan dua kali panen maka dapat menghasilkan sekitar 2,2 juta ton jerami. Jika kebutuhan pakan sapi sebanyak 30 kg/ekor/hari, maka dalam satu tahun satu ekor sapi membutuhkan sekitar 11 ton jerami. Sehingga jerami yang dihasilkan sawah-sawah yang menghampar luas di seluruh wilayah kabupaten indramayu itu mampu menghidupi 200 ribu ekor sapi.
Mungkin ada yang bertanya, "apakah populasi sapi di indramayu mencapai ratusan ribu?"
Jawabannya, "tidak. Sekali lagi, tidak. Dan diulang sekali lagi, tidak!"
Populasi sapi di kabupaten indramayu hingga saat ini baru mencapai sekitar 12.000 ekor. Jumlah yang masih sangat sedikit dengan potensi jerami yang dihasilkan oleh sawah yang menghampar, baru 5 % saja.
Jumlah yang sangat sedikit ini bukan saja masih jauh dari potensi pakan yang tersedia tetapi juga populasi yang ada ini masih jauh dari kebutuhan sapi potong yang dikonsumsi oleh masyarakat kabupaten indramayu sendiri.
Dari data yang kami miliki, setiap hari sebanyak 40 ekor sapi dipotong untuk memenuhi kebutuhan daging masyarakat kabupaten indramayu. Jumlah itu setara dengan 1.200 ekor sapi sebulan atau 14.600 ekor sapi dalam setahunnya.
Sehingga jika diuangkan maka putaran uang di indramayu, khusus dari komoditi sapi potong saja setara dengan rp. 800 juta/hari atau rp. 24 milyar per-bulan atau rp. 288 milyar rupiah/tahun.
Hal ini menjadi penting mengingat kebutuhan sapi sejumlah hampir 15 ribu ekor/tahun itu ternyata hampir semuanya didatangkan dari luar daerah, khususnya jawa tengah dan jawa timur. Karena populasi ternak di kabupaten indramayu hingga saat ini baru mencapai jumlah sekitar 12 ribu ekor.
Dengan kata lain, jika semua sapi di kabupaten indramayu ini dipotong sekalipun, maka tidak akan memenuhi kebutuhan masyarakat kabupaten indramayu sama sekali.