Oleh karena itu tidak mengherankan jika para pen-supply sapi potong yang setiap hari memasok sapi yang dibutuhkan masyarakat kabupaten indramayu itu, memanfaatkan potensi terpendam ini untuk kemakmuran keluarga mereka.
Truk mereka menuju ke indramayu berisi penuh sapi potong, pada saat pulang tidak mau kosong. Mereka mengisi penuh truk dengan jerami. Sampai di tujuan jerami dari indramayu itu menjadi makanan mewah sapi potong masyarakat jawa tengah dan jawa timur. Setelah sapi-sapi mereka besar, dibawalah sapi-sapi itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kabupaten indramayu kembali.
Demikianlah siklus jerami-sapi dan sapi-jerami ini terus berlangsung hingga kini. Jerami dari indramayu dibawa peternak jawa tengah dan jawa timur dan kembali ke indramayu dalam bentuk sapi dewasa, sapi potong yang memang benar-benar siap dipotong.
Dengan kata lain, masyarakat kabupaten indramayu yang merupakan gudang pangan nasional ini tidak berhenti kondisi, "wong dermayu, mangan sega lawue dami." dalam bahasa nasional: orang indramayu, makan nasi berlauk jerami....
Tentu saja hal ini harus segera diakhiri, potensi jerami yang dihasilkan hamparan sawah di kabupaten indramayu ini sudah saatnya menjadi sumber kemakmuran bagi masyarakat kabupaten indramayu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H