Mohon tunggu...
Dinoto Indramayu
Dinoto Indramayu Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar, belajar dan belajar....

Setiap saat saya mencoba merangkai kata, beberapa diantaranya dihimpun di : www.segudang-cerita-tua.blogspot.com Sekarang, saya ingin mencoba merambah ke ranah yang lebih luas bersamamu, Kompasiana....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

NII, Lagi-lagi....

3 Mei 2011   01:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:08 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyambung tulisan sebelumnya, LAGI-LAGI NII…..

Sebagai seorang intelejen, Wawan Purwanto tentu tidak sembaran berkata.Ucapannya tentu berdasarkan berbagai data dan fakta yang telah lama didapat dan diolahnya.Oleh karena itu, pengingkaran terhadap peryataannya yang mungkin bagi sebagian orang termasuk nyeleneh adalah suatu yang perlu alasan kuat.

Jika saja anggota NII saat ini sudah mencapai 151 juta seperti dikatakan Wawan.Jumlah tersebut setara dengan tiga-perempat ummat Islam Indonesia.Dengan kata lain, kalau semua NII adalah WNI maka 75 prosen muslim di tanah air tercinta kita adalah bagian dari kegiatan ekstrimis yang saat ini sedang diramaikan tersebut.

Sebagai ilustrasi, jika dalam satu keluarga muslim terdapatseorang anak yang baru menginjak usia pubertas dan adiknya yang masih dalam gendongan Sang bunda, maka jangan kaget kalau seluruh atau 100 prosen dari orang dewasa di keluarga tersebut adalah anggota NII.Hanya tinggal anak kecil yang tak mau lepas dari ibunya itulah yang bukan anggota, tetapi patut diingat kalau Sang Bayi mungil itu makan dari siapa, hidupnya dalam bimbingan siapa, menggantungkan hidupnya pada siapa.Jadi, apakah ada sedikit celah saja agar anak kecil itu saat dewasa nanti tidak berkuat hati untuk berbalas jasa pada NII ?

Masih dalam gambaran apa yang dikatakan Wawan, jikalau kita hidup bertetangga dengan sesama muslim.Ternyata keluarga kita telah diapit anggota NII dari segala sisi.Tetangga rumah sebelah kiri adalah anggota NII, tetangga sebelah kanan juga sama, tetangga belakang rumah pun begitu.Walaupun, ketiga keluarga itu, satu sama lain tidak saling menyadari bahwa mereka adalah bagian dari aktivitas yang sering dikategorikan “kanan” tersebut.Dalam kehidupan bertetangga yang demikian, apakah mungkin justeru kita yang tidak sadar bahwa seisi keluarga kitalah yang menjadi bagian pengajian mereka ?

Tentu gambaran ekstrim tersebut tidak sebenarnya terjadi, aktivitas NII tersebar dan bergerombol tidak merata.Di suatu daerah banyak pengikutnya, di tempat yang lain hampa.Gambaran di atas hanyalah ingin menunjukkan bahwa aktivitas NII sudah sedemikian merata di sekitar kita, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Berdasarkan Pancasila.

Aktivitas NII mungkin sudah ada di sekitar keluarga kita, sangat mungkin anggota keluarga kita adalah sebagian diantaranya, atau bahkan kita sendiri secara sadar ataupun tidak tahu sama sekali adalah orang yang turut membesarkan aktivitas ekstrim kanan yang saat ini ramai dibicarakan itu.

Pendapat Wawan Purwanto mungkin juga salah….

Namun ada kemungkinan juga mengandung kebenaran.Kuncinya hanya satu, ada dalam diri kita sendiri.

Oleh karena itu, langkah awal supaya tidak terjebak dalam opini yang berkembang dan dikembangkan oleh mereka yang belum tentu tahu tentang NII atau bahkan dirinya aktivis NII sekalipun, marilah kita mencari informasi tentang NII sebanyak mungkin dari berbagai sumber dan versi.Mencernanya dengan akal sehat tanpa menghakimi.

Dengan banyak belajar tanpa harus banyak bicara, maka kita akan lebih tahu tentang NII secara menyeluruh.Tidak terpotong oleh ego membela diri ataupun tekanan luar yang tak dapat dihindari.Berbagai informasi itu akan sangat bermanfaat untuk kita sendiri, paling tidak, kita tahu keberadaan kita diantara lautan udara aktivitas NII yang kita tidak pernah kita ketahui secara benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun