Mohon tunggu...
Dino Darmais
Dino Darmais Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka olahraga

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kasus Terorisme di Burkina Faso

22 September 2024   14:13 Diperbarui: 22 September 2024   14:16 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dalam panggung kelam terorisme, Burkina Faso muncul sebagai negara dengan tingkat kematian tertinggi, menyoroti realitas mengerikan yang harus dihadapi oleh warganya"

Berdasarkan data yang diperoleh dari GTI 2024 (Global Terrorism Index) di tahun 2023, kematian yang diakibatkan dari terorisme meningkat 22 persen menjadi 8.352 kematian, dan kini telah menjadi kasus tertinggi sejak 2017 meskipun angka tersebut masih 23 persen lebih rendah dibandingkan puncaknya pada 2015. Sementara jumlah kematian meningkat, jumlah insiden menurun, dengan total serangan 22 persen menjadi 3.350 pada tahun 2023. 

Peningkatan kematian tetapi penurunan jumlah insiden menunjukkan bagaimana terorisme menjadi lebih terkonsentrasi dan lebih mematikan. Jumlah negara yang mencatat kematian akibat terorisme turun menjadi 41, jauh lebih rendah dari puncak 57 negara yang tercatat pada 2015 dan 44 negara yang tercatat pada 2022.

Terorisme sudah menjadi istilah yang akrab di telinga kita. Sebagai masalah global, terorisme bukan hanya sekadar berita, tetapi juga mempengaruhi keamanan dan politik di berbagai belahan dunia. Secara sederhana, terorisme adalah tindakan kekerasan atau ancaman yang bertujuan untuk menakut-nakuti masyarakat atau pemerintah.  Para pelaku biasanya ingin mencapai tujuan tertentu yang bersifat politik, ideologis, atau agama. 

Terorisme adalah ancaman atau penggunaan kekerasan untuk mengintimidasi atau memaksa dalam mengejar tujuan politik atau ideologis. Tindakan ini biasanya dipahami dilakukan oleh aktor non-negara --- individu atau organisasi yang bukan bagian dari pemerintah. Terorisme dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk pengeboman, serangan bersenjata, pembajakan, atau penyanderaan. Sasarannya juga dapat beragam dan dapat ditujukan kepada warga sipil, pelaku negara, atau infrastruktur publik.

Secara global, serangan teroris dan kematian jarang terjadi. Namun, hal ini sangat bervariasi di seluruh dunia. Di beberapa negara, serangan teroris umum terjadi dan terus meningkat, sementara di negara lain, serangan teroris hanya terjadi sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Artikel ini menekankan pentingnya pendekatan komprehensif dan multidimensional untuk menangani tantangan terorisme, dengan tujuan akhir untuk menciptakan masyarakat yang lebih aman dan stabil.

Mengapa Terorisme Terjadi?

Penyebab terorisme sangat beragam. Beberapa faktor yang sering muncul adalah:

  1. Ideologi Ekstremis: Keyakinan yang sangat kuat dan radikal dapat mendorong seseorang untuk melakukan tindakan teror.

  2. Ketidakadilan Sosial dan Ekonomi: Ketika masyarakat merasa terpinggirkan atau tidak mendapatkan keadilan, rasa frustrasi ini bisa memicu kekerasan.

  3. Konflik Politik dan Sosial: Situasi politik yang tidak stabil sering kali menjadi ladang subur bagi berkembangnya terorisme.

  4. Radikalisasi Melalui Propaganda: Media dan kelompok tertentu dapat mempengaruhi pikiran orang untuk berpihak pada tindakan ekstrim.

Bagaimana Cara Mengatasi Terorisme?

Upaya untuk menanggulangi terorisme memerlukan pendekatan yang komprehensif, antara lain:

  1. Peningkatan Keamanan: Meningkatkan pengamanan di tempat-tempat umum untuk melindungi masyarakat.

  2. Pendekatan Preventif: Melakukan deradikalisasi dengan mendekati individu yang berisiko agar mereka tidak terjerumus ke dalam ekstremisme.

  3. Kerja Sama Internasional: Negara-negara perlu bekerja sama untuk berbagi informasi dan strategi dalam melawan terorisme.

  4. Pemberdayaan Komunitas: Mendorong masyarakat untuk terlibat aktif dalam mencegah radikalisme.

  5. Penegakan Hukum yang Adil: Menjamin keadilan dalam penegakan hukum untuk mencegah rasa ketidakpuasan di masyarakat.

"Tahukah Anda bahwa Burkina Faso merupakan negara dengan tingkat kematian tertinggi akibat terorisme?. faktanya, negara Burkina faso merupakan negara dengan kematian tertinggi yang disebabkan terorisme."

Jumlah kematian di Burkina Faso mencatat jumlah tertinggi akibat terorisme selama dua tahun terakhir dengan 1.907 kasus kematian tercatat pada tahun 2023. jumlah tersebut mencapai hampir seperempat dari total kasus kematian akibat terorisme secara global.

Meningkatnya angka kematian di Burkina Faso ditunjukkan dengan meningkatnya angka kematian, lebih dari tujuh kematian per serangan pada tahun 2023, dibandingkan dengan di bawah empat kematian per serangan pada tahun sebelumnya. Negara ini mengalami peningkatan kematian akibat terorisme sebanyak 68 persen dari tahun sebelumnya, mereka teru berjuang untuk menjaga stabilitas setelah terjadinya dua kudeta militer di tahun 2022, memperburuk keadaan politik di negara ini. Burkina Faso mencatat lebih banyak kematian sejak kudeta Januari 2022 dibandingkan gabungan tujuh tahun sebelumnya.

  1. Burkina Faso terletak di wilayah Sahel, yang mengalami ketidakstabilan akibat konflik di negara tetangga seperti Mali dan Niger. Kelompok-kelompok ekstremis sering melintasi batas untuk melakukan serangan dan kondisi ini dimanfaatkan sekelompok teroris untuk melakukan serangan di negara Burkina Faso

  2.  Pemerintah Burkina Faso menghadapi tantangan dalam menjaga keamanan, terutama di daerah pedesaan. Kurangnya sumber daya dan personel keamanan yang memadai memperburuk situasi.

  3. Beberapa kelompok ekstremis, seperti al-Qaeda dan ISIS, telah berusaha merekrut anggota di wilayah ini, memanfaatkan ketidakpuasan masyarakat dan ketidakadilan sosial.

  4. Masalah ekonomi, pengangguran, dan ketidakadilan sosial dapat memicu radikalisasi dan dukungan terhadap kelompok-kelompok teroris.

  5. Terkadang, konflik etnis dan suku di Burkina Faso dapat diperparah oleh intervensi kelompok ekstremis, yang mencari dukungan lokal.

Kelompok terorisme seperti JNIM (Jama`a Nurat Islam Wal-Muslimin). Kelompok ini merupakan hasil dari penggabungan beberapa kelompok ekstrimis di Sahel, dan mereka telah menjalin aliansi dengan kelompok-kelompok lain di wilayah tersebut, yang membuat posisi mereka semakin kuat. Mereka memanfaatkan ketidakstabilan politik, etnis, konflik, kemiskinan, dan kurangnya layanan publik di daerah pedesaan sehingga kelompok tersebut dapat dengan mudah mempengaruhi masyarakat disana.

-Menggunakan strategi militer, seperti melakukan serangan yang sudah direncanakan dan berani terhadap pasukan keamanan dan target pemerintah, meningkatkan visibilitas dan pengaruh mereka. Melalui propaganda dan rekrutmen, JNIM menarik pemuda yang merasa terpinggirkan dan tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah, yang menjadikan mereka lebih rentan terhadap ideologi ekstremis.

-Menggunakan pelayanan sosial, mereka seringkali menawarkan layanan yang tidak disediakan oleh pemerintah mereka, seperti perlindungan dan bantuan kemanusiaan, yang bertujuan untuk menarik dukungan dari masyarakat lokal.

Selain organisasi JNIM ada juga organisasi ISGS (Islamic State In The Greater Sahara) yang merupakan bagian dari kelompok ISIS yang berkembang di Burkina Faso terutama melalui afiliasi lokalnya. ISGS mulai aktif di wilayah Sahel, termasuk Burkina Faso pada pertengahan 2010, kemudian sejak saat itu meluas jaringannya melalui beberapa mekanisme, seperti:

  1. Konflik yang terjadi di Mali pada tahun 2012, memungkinkan kelompok jihad berafiliasi dengan ISIS termasuk ISGS, yang bertujuan untuk memperluas operasi mereka ke Burkina Faso, karena negara ini memiliki keimanan yang lemah di wilayah perbatasan dan pengawasan yang terbatas memudahkan kelompok ini untuk masuk dan menyusup kekuatan di wilayah Burkina Faso terutama di bagian perbatasan dengan Mali.

  2. Ketidakstabilan Lokal, ketidakstabilan politik dan ketegangan sosial yang terjadi Burkina Faso dan kekosongan keamanan di beberapa wilayah, tentunya memberikan peluang bagi kelompok ISGS untuk masuk dan mempengaruhi dengan memanfaatkan kekecewaan masyarakat lokal terhadap pemerintah di negara tersebut.

  3. Melakukan Serangan Terkoordinasi, mereka sering melakukan serangan militer, aparat keamanan, dan penduduk sipil. Mereka menggunakan serangan besar-besaran yang terkoordinasi untuk menanamkan rasa takut pada masyarakat dan memperkuat kendali. Serangan itu juga bertujuan untuk melemahkan negara Burkina Faso.

  4. Rekrutmen Dan Radikalisasi, kelompok ISIS dan afiliasinya memanfaatkan jaringan lokal untuk merekrut anggota baru, terutama di kalangan pemuda yang merasa terpinggirkan, mereka merekrut dengan cara memberikan janji manis seperti kesejahteraan atau status sosial yang lebih baik.

Program yang dibuat Burkina Faso yang bertujuan untuk memperkuat pengawasan komunitas untuk mendeteksi, memantau dan mencegah radikalisme kekerasan dan ekstrimisme.

Mendukung korban dari kekerasan melalui perawatan psikologi dan dukungan untuk keberhasilan integrasi sosial-ekonomi mereka. Hal ini dapat dicapai melalui kegiatan-kegiatan seperti:

  1. Pelatihan bagi para pengungsi mengenai perusahaan makro dan kegiatan yang menghasilkan pendapatan dengan cara yang benar

  2. Pelatihan dan kejuruan dan profesional untuk siswa Al Quran 

  3. Peningkatan kapasitas bagi para pemimpin masyarakat dan agama dalam menyelenggarakan diskusi komunitas yang mempromosikan kohesi sosial

  4. Peningkatan kapasitas bagi anggota struktur perdamaian lokal mengenai mediasi konflik dan partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan.

  5. Acara tokoh masyarakat dan agama tentang toleransi,pendidikan generasi muda yang mendorong radikalisme kekerasan

  6. Sesi terapi kelompok dan individu untuk korban ekstremisme kekerasan yang menderita depresi.

  7. Pesan perdamaian melalui radio dan pertunjukkan budaya

Pengaruh ISIS di Burkina Faso terus berkembang, terutama di wilayah utara dan timur negara tersebut, meskipun pemerintah dan komunitas internasional melawan atau mengekang aktivitas teroris di sana.

Situasi di Burkina Faso menggambarkan tantangan besar bagi stabilitas dan keamanan regional di suatu negara. Terorisme yang terjadi seringkali dipicu oleh ketidakadilan sosial, kemiskinan, dan kurangnya pemerintahan yang efektif, upaya untuk mengatasi masalah ini perlu melakukan pendekatan, termasuk peningkatan pembangunan ekonomi, pendidikan dan kerjasama internasional dalam penanggulangan masalah terorisme. Selain itu perlunya dialog antara kelompok-kelompok masyarakat juga menjadi penting untuk menciptakan perdamaian.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.economicsandpeace.org/wp-content/uploads/2024/02/GTI-2024-web-290224.pdf

https://www.state.gov/reports/country-reports-on-terrorism-2022/burkina-faso

https://www.aljazeera.com/news/2024/8/26/nearly-200-people-dead-whats-behind-armed-attacks-in-burkina-faso

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun