Mohon tunggu...
Dino
Dino Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 39 Jakarta

Di atas sana, di ladang awan Senyummu membelai matahari yang malu Angin berbisik memperdengarkan Bahwa senyummu meruntuhkan langit yang biru.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hadirmu, Napas Jiwaku

28 Mei 2024   08:53 Diperbarui: 28 Mei 2024   09:36 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hadirmu, sumber gambar: Pexels

Dalam kegelapan semesta yang tak berbintang,
Di pelupuk mataku terlukis bayangmu,
Seakan-akan alam pun memahami,
Pentingnya hadirmu di setiap detik hidupku.

Kau adalah fajar yang menyingsingkan pagi,
Menyibak kelam yang menyelimuti hati,
Dalam setiap senyum dan tawa riangmu,
Aku temukan dunia yang penuh warna dan arti.

Tanpa hadirmu, hidup ini layaknya lukisan pudar,
Warna-warni memudar, hanya hitam dan kelabu,
Kau adalah palet warna-warni, mencipta pelangi,
Mewarnai hari-hariku dengan semangat dan harapan baru.

Kehadiranmu adalah nada dalam simfoni hidupku,
Mengalun lembut, mengusir segala kepedihan,
Dalam setiap kata yang kau ucapkan,
Ada kehangatan yang mengusir dingin kesepian.

Ketika dunia terasa terlalu berat ditanggung,
Hadirmu adalah tangan yang mengangkat beban,
Denganmu, aku menemukan kekuatan tersembunyi,
Menghadapi badai dengan senyum dan keberanian.

Setiap momen bersamamu adalah kenangan abadi,
Tertanam dalam sanubari, tak tergoyahkan waktu,
Kau adalah cerita terindah yang tak pernah usang,
Di setiap lembaran hidupku, kau adalah puisi cinta.

Di saat lelah merayap dalam jiwa,
Hadirmu adalah embun pagi yang menyegarkan,
Menghapus letih, memberi energi baru,
Kau adalah sinar matahari yang selalu kurindukan.

Aku tak bisa bayangkan hari tanpa senyummu,
Seperti malam tanpa bulan, sepi dan kelam,
Kau adalah cahayaku, menerangi gelap,
Menuntunku pada jalan yang benar dan terang.

Kehadiranmu adalah pelipur lara,
Di saat duka menyelimuti hati,
Dalam dekapanmu, segala luka sembuh,
Menghadirkan damai yang tak tergantikan.

Kau adalah pohon rindang dalam gurun kehidupanku,
Tempatku berteduh, berlindung dari terik masalah,
Akar-akar kuatmu adalah fondasi tekadku,
Menghujam dalam, tak tergoyahkan oleh waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun