Mi, Nayanika Nirmala milik mu menatap tajam penuh keteduhan, kedamaian dalam Arunika.
Langkahmu begitu anggun bagaikan dawai yang bergelombang, menari di sela jemari.
Apa yang dapat kulakukan tanpamu? Kau penuh Adiwarna saat Swastamita menjelang.
Mi, Nayanika Nirmala milik mu membuat jantungku berdegub kencang, laksana karang dihantam ombak.
Senyummu begitu Dikara, mengguncang semesta alam sadarku.
Aku hanya mampu menatap bintang kejora, tanpa mampu merengkuhnya.
Aku hanya dapat merasakan lembutnya semilir angin tanpa mampu memeluknya.
Aku hanya bisa mencium wanginya kemuning tanpa dapat menyentuhnya.
Kau penuh kemewahan dalam balutan rias kesederhanaan.
Rambutku memutih menanti Nayanika Nirmala menjadi milikku dalam Amerta.
Renjana ku ingin memilikimu dalam sebuah batasan danirmala.
Jadilah kau danastriku dalam masa tuaku, di mana senja menanti menjadi Sandykala Swastamita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H