Mohon tunggu...
Dino
Dino Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 39 Jakarta

Di atas sana, di ladang awan Senyummu membelai matahari yang malu Angin berbisik memperdengarkan Bahwa senyummu meruntuhkan langit yang biru.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senyummu Meruntuhkan Langit Kedua

22 April 2024   22:47 Diperbarui: 22 April 2024   22:59 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senyummu Meruntuhkan Langit Kedua, sumber gambar: Unsplash

Di langit biru terbentang luas,

Senyummu meruntuhkan pagar langit yang kaku.

Dalam setiap riuh rendah dan riang suasana,

Kau ciptakan keindahan yang abadi.

Senyummu bagaikan mentari di ufuk timur,

Menyinari gelapnya malam yang sunyi.

Dalam gemerlapnya bintang-bintang yang gemilang,

Senyummu tetap menjadi cahaya yang paling menawan.

Ketika hujan turun membasahi bumi,

Senyummu menjadi pelangi setelah badai reda.

Membawa harapan dalam setiap tetes air,

Menghadirkan keajaiban dalam kesederhanaan.

Tak ada yang mampu menandingi pesona senyummu,

Yang mampu meruntuhkan langit dengan lembutnya.

Di setiap sudut dunia, kau hiasi dengan kehangatan,

Senyummu, kau jadikan cahaya yang abadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun