Mohon tunggu...
Dinda Annisa
Dinda Annisa Mohon Tunggu... Freelancer - Penterjemah Lepas

Based in Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Uyghur Memperingati Pembunuhan 5 Juli 2009 di Urumqi

5 Juli 2023   07:19 Diperbarui: 5 Juli 2023   07:23 2364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para demonstran Uyghur memperingati peristiwa pembunuhan Urumqi di kota Amsterdam, Belanda, pada tanggal 5 Juli 2022. | Sumber: RFA

Oleh Dinda Annisa

Empat belas tahun lalu, tepatnya hari ini tanggal 5 Juli 2009, terjadi pembantaian di Urumqi, ibu kota Xinjiang, di mana polisi China dan kaum Han China membunuh lebih dari 1.000 Muslim Uyghur. Pembunuhan tersebut berlangsung selama empat hari hingga 8 Juli 2009.

Lebih dari 1.500 orang Uyghur terluka dan 5.000 orang, termasuk wanita dan anak-anak Uyghur, ditangkap oleh polisi.

Hari ini, semua orang Uyghur, baik yang tinggal di China maupun di luar negeri, memperingati pembantaian Urumqi tahun 2009. Di China yang komunis, dilarang untuk memperingati acara tersebut.

Apa yang terjadi tepatnya pada tanggal 5 Juli 2009 di Urumqi?

Semuanya dimulai bukan di Urumqi tetapi di pabrik mainan Guangdong pada tanggal 25 Juni 2009. Diduga beberapa pekerja Uyghur di pabrik itu memperkosa dua wanita Han China. Seorang mantan karyawan dari komunitas Han membuat postingan internet dan menghasut ribuan massa Han untuk melancarkan serangan terhadap Uyghur di Guangdong.

Wanita Uyghur sedang melakukan protes di daerah Horse Racing Field di kota Urumqi pada tanggal 7 Juli 2009. | Sumber: uighur.org
Wanita Uyghur sedang melakukan protes di daerah Horse Racing Field di kota Urumqi pada tanggal 7 Juli 2009. | Sumber: uighur.org

Orang-orang bersenjatakan pipa besi dan senjata lainnya datang ke area pabrik dan mulai menyerang orang-orang Uyghur. Dalam kekerasan tersebut, menurut beberapa saksi mata yang dikumpulkan Kongres Uyghur Dunia (WUC), 30 warga Uyghur tewas dan lebih dari 300 lainnya luka-luka. Butuh waktu dua hari bagi polisi untuk membersihkan noda darah di jalanan dan asrama-asrama di kampus pabrik.

Namun polisi mengumumkan bahwa hanya dua pekerja Uyghur yang tewas dan 118 lainnya luka-luka dalam kekerasan di Guangdong. Polisi tidak menangkap siapa pun dari Han China. Ini tidak dapat diterima oleh orang-orang Uyghur dan keluarga mereka, yang kehilangan orang yang mereka cintai.

Untuk memprotes kelambanan polisi di Guangdong dan menuntut keadilan, beberapa orang merencanakan protes damai pada 5 Juli 2009 di Urumqi. Protes tersebut berlangsung di People's Square dan dimulai sekitar pukul 17:00 waktu setempat. Polisi mulai memukuli pengunjuk rasa dan mengejar mereka ke gang-gang terdekat. Mereka mulai menangkap orang-orang dan ini berlangsung selama berjam-jam. Dari pukul 20:30 hingga 22.00 polisi memutus aliran listrik di Urumqi.

Polisi yang bersenjata lengkap dengan senapan mesin mulai menembaki pengunjuk rasa Uyghur secara membabi buta selama 90 menit. Banyak orang tewas dan banyak lagi yang terluka dalam insiden penembakan itu. Polisi menangkap banyak pria Uyghur mulai dari usia 14 tahun ke atas. Polisi memaksa warga Uyghur untuk menanggalkan pakaian seluruhnya kecuali pakaian dalam dan memasukkan mereka ke dalam truk.

Masa Han sedang dalam perjalanan untuk menyerang orang-orang Uyghur di kota Urumqi pada tanggal 7 Juli 2009. | Sumber: uighur.org
Masa Han sedang dalam perjalanan untuk menyerang orang-orang Uyghur di kota Urumqi pada tanggal 7 Juli 2009. | Sumber: uighur.org

Pada tanggal 6 Juli 2009, beberapa ribu orang Han China yang membawa pisau pemotong daging, korek api, kapak, pentungan, pisau dan sekop pergi ke jalan-jalan Urumqi untuk membunuh dan melukai orang-orang Uyghur. Mereka menghancurkan toko-toko dan restoran milik orang Uyghur serta menghancurkan dua masjid. Kejadian ini berlangsung hingga 8 Juli 2009.

Seorang Han China dengan nama pena "TD" menulis sebagai berikut seperti yang dikutip oleh WUC dari situs web guardian.co.uk.

"Saya baru saja menelepon Xinjiang. Situasi telah menyebar ke skala besar. Imigran Han China sudah memulai tindakan. Mereka memukuli dan membunuh setiap orang Uyghur yang bisa mereka temukan. Jumlah toko Uyghur yang dihancurkan jauh melebihi jumlah yang dihancurkan pada tanggal 6 Juli dan milik orang Han China. Jumlah orang Uyghur yang terbunuh dan terluka juga berkali-kali lipat dari yang dilaporkan. Saya diberi tahu bahwa orang-orang yang berjalan di jalanan hanyalah orang Han China. Hampir semua orang Han China yang berada di jalanan membawa pisau panjang. Tidak terbayangkan bahwa beberapa Han China membunuh Uyghur terlebih dahulu, dan kemudian menggantung mayat mereka di pohon. Beberapa orang Han China berdiri di jembatan penyeberangan dan melempar orang Uyghur dari jembatan. Ada begitu banyak mayat, dan truk pengangkut sampah mulai memindahkannya. Polisi yang berdiri di dekatnya berpura-pura tidak melihat apa-apa dan terkadang mengatakan 'pukulah [orang Uyghur] di tempat-tempat yang mengancam jiwa.' Ini sangat memotivasi orang-orang Han China itu."

Menurut beberapa saksi Uyghur, ada beberapa personel militer berpakaian sipil di antara gerombolan Han China. Karena mereka bertindak seperti profesional terlatih saat mereka memukuli dan membunuh orang Uighur.

Secara keseluruhan, lebih dari 1.000 orang Uyghur terbunuh dan 1.500 orang terluka dan 5.000 orang ditangkap selama empat hari kekerasan dan tembakan polisi di Urumqi. Tetapi pemerintah pada 10 Juli 2009 telah mengumumkan bahwa hanya 184 orang, atau 46 orang Uyghur dan 138 orang Han China, yang tewas di Urumqi. China sangat terkenal dalam berbohong tentang berbagai pembantaian.

Siapakah orang-orang Uyghur?

Para demonstran Uyghur memperingati peristiwa pembunuhan Urumqi di kota Amsterdam, Belanda, pada tanggal 5 Juli 2022. | Sumber: RFA
Para demonstran Uyghur memperingati peristiwa pembunuhan Urumqi di kota Amsterdam, Belanda, pada tanggal 5 Juli 2022. | Sumber: RFA

Uyghur adalah Muslim dan termasuk suku etnis Turki yang tinggal di wilayah Xinjiang. Selama berabad-abad, Xinjiang diperintah oleh penguasa Uyghur setempat.

Pada tahun 1933, Uyghur mendirikan Republik Turkestan Timur (ETR) dan kemudian Republik Turkestan Timur Kedua pada tahun 1944. Namun pada tahun 1949, Republik Rakyat China (RRC) menduduki ETR secara ilegal dan menguasai sepenuhnya wilayah tersebut.

Pada tahun 1955, RRC mendirikan Daerah Otonomi Uyghur Xinjiang (XUAR) pada tanggal 1 Oktober 1955. Ini adalah provinsi terbesar di China.

China meluncurkan program Sinisasi besar-besaran dengan mengirim ribuan migran Han ke Xinjiang. Migrasi Han di Xinjiang telah menyebabkan peningkatan populasi Han dari 5 persen menjadi 40 persen selama periode antara 1949 hingga 1980 sementara populasi Uyghur turun dari 80 persen menjadi 45,8 persen.

China memberlakukan banyak aturan ketat tentang praktik keagamaan di Xinjiang, yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Sebelum tahun 1949, Xinjiang memiliki 29.545 masjid. Selama Revolusi Kebudayaan pada 1960-an dan 1970-an, agama itu dilarang, masjid-masjid dihancurkan dan salinan Al-Qur'an dihancurkan. Sekarang hanya 1.400 masjid yang beroperasi.

Agama, budaya dan bahasa mereka ditindas oleh Komunis China selama 74 tahun.

Baru-baru ini, China meningkatkan tindakan keras mereka terhadap Uyghur dan minoritas Turki lainnya di Xinjiang melalui penculikan dan penangkapan serta penahanan sewenang-wenang di tempat yang disebut China sebagai kamp atau penjara "pendidikan ulang".

Diperkirakan 1,8 juta anggota Uyghur telah ditahan di kamp-kamp interniran, di mana para tahanan yang kemudian dibebaskan melaporkan penganiayaan yang meluas, termasuk pelanggaran hak asasi manusia yang parah, penyiksaan, pemerkosaan dan kerja paksa.

China menyebutnya sebagai pusat pendidikan dan pelatihan kejuruan. China mengatakan tindakan kerasnya diperlukan untuk mengekang radikalisme, terorisme dan separatisme di Xinjiang.

Di luar kamp-kamp ini, sebagian besar orang Uyghur menjadi sasaran pengawasan harian dan luas, termasuk CCTV, teknologi pengenalan wajah di mana-mana, pemindaian ponsel rutin dan bahkan pengujian DNA tanpa persetujuan.

Amerika Serikat dan parlemen Uni Eropa mengatakan bahwa penindasan terhadap Uyghur adalah genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Kelompok Uyghur di pengasingan di seluruh dunia saat ini menuntut China untuk mengakhiri penganiayaan terhadap Uyghur dan Muslim Turki lainnya di Xinjiang dalam serangkaian protes yang menandai peringatan 14 tahun kekerasan etnis yang mematikan di Urumqi.

Penulis adalah jurnalis lepas yang tinggal di Bekasi, Jawa Barat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun