China meluncurkan program Sinisasi besar-besaran dengan mengirim ribuan migran Han ke Xinjiang. Migrasi Han di Xinjiang telah menyebabkan peningkatan populasi Han dari 5 persen menjadi 40 persen selama periode antara 1949 hingga 1980 sementara populasi Uyghur turun dari 80 persen menjadi 45,8 persen.
China memberlakukan banyak aturan ketat tentang praktik keagamaan di Xinjiang, yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Sebelum tahun 1949, Xinjiang memiliki 29.545 masjid. Selama Revolusi Kebudayaan pada 1960-an dan 1970-an, agama itu dilarang, masjid-masjid dihancurkan dan salinan Al-Qur'an dihancurkan. Sekarang hanya 1.400 masjid yang beroperasi.
Agama, budaya dan bahasa mereka ditindas oleh Komunis China selama 74 tahun.
Baru-baru ini, China meningkatkan tindakan keras mereka terhadap Uyghur dan minoritas Turki lainnya di Xinjiang melalui penculikan dan penangkapan serta penahanan sewenang-wenang di tempat yang disebut China sebagai kamp atau penjara "pendidikan ulang".
Diperkirakan 1,8 juta anggota Uyghur telah ditahan di kamp-kamp interniran, di mana para tahanan yang kemudian dibebaskan melaporkan penganiayaan yang meluas, termasuk pelanggaran hak asasi manusia yang parah, penyiksaan, pemerkosaan dan kerja paksa.
China menyebutnya sebagai pusat pendidikan dan pelatihan kejuruan. China mengatakan tindakan kerasnya diperlukan untuk mengekang radikalisme, terorisme dan separatisme di Xinjiang.
Di luar kamp-kamp ini, sebagian besar orang Uyghur menjadi sasaran pengawasan harian dan luas, termasuk CCTV, teknologi pengenalan wajah di mana-mana, pemindaian ponsel rutin dan bahkan pengujian DNA tanpa persetujuan.
Amerika Serikat dan parlemen Uni Eropa mengatakan bahwa penindasan terhadap Uyghur adalah genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Kelompok Uyghur di pengasingan di seluruh dunia saat ini menuntut China untuk mengakhiri penganiayaan terhadap Uyghur dan Muslim Turki lainnya di Xinjiang dalam serangkaian protes yang menandai peringatan 14 tahun kekerasan etnis yang mematikan di Urumqi.
Penulis adalah jurnalis lepas yang tinggal di Bekasi, Jawa Barat.