Mohon tunggu...
Dinda Annisa
Dinda Annisa Mohon Tunggu... Freelancer - Penterjemah Lepas

Based in Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Tidak Memiliki Batasan Usia, Sabrina Mendapatkan Nilai 93 Persen dalam Ujian Kelas X

19 September 2022   18:16 Diperbarui: 19 September 2022   18:27 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sabrina Khaliq, yang mendapat nilai 93 persen dalam ujian Kelas X, sedang bersama ketiga anaknya. | Sumber: news18.com

Oleh Dinda Annisa

"Pendidikan adalah paspor untuk masa depan, karena hari esok adalah milik mereka yang mempersiapkannya hari ini," aktivis hak asasi manusia Amerika Malcolm X pernah berkata.

Anda percaya atau tidak. Pendidikan adalah alat yang ampuh untuk perubahan. Tidak peduli apa yang Anda perjuangkan, memimpin dengan pikiran yang tajam dapat menciptakan lebih banyak perubahan positif daripada berlari menuju tantangan dengan pedang tajam.

"Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat Anda gunakan untuk mengubah dunia," ujar mantan presiden Afrika Selatan Nelson Mandela.

Pendidikan tidak mengenal batasan usia.

Menurut www.zmescience.com, seorang nenek berusia 90 tahun bernama Priscilla Sitinei dari Kenya memutuskan untuk kembali ke sekolah dasar untuk belajar membaca dan menulis dalam bahasa Inggris. Ia duduk bersama anak-anak berusia lima hingga tujuh tahun di ruang kelas.

Selain itu, Sabrina Khaliq, seorang ibu rumah tangga dan ibu dari tiga anak dari Jammu and Kashmir (J&K), sebuah wilayah persatuan di India, mengejutkan masyarakat dengan melanjutkan studinya setelah 10 tahun absen dan mendapatkan nilai 93 persen dalam ujian kelas 10-nya.

Menurut situs news18.com, Sabrina telah menerima bantuan dari saudara perempuannya, tiga saudara ipar dan suaminya.

Sabrina berhenti sekolah setelah menikah untuk mengurus keluarganya. Ia memiliki dua anak perempuan berusia delapan dan enam tahun dan putranya masih balita. Suaminya adalah seorang guru di sebuah sekolah. Ia saat ini tinggal bersama mertua dan tiga saudara iparnya.

"Saya sedang menunggu anak-anak tumbuh dewasa. Tahun lalu, setelah jeda 10 tahun, saya memutuskan untuk melanjutkan studi saya," ungkap Sabrina kepada situs news18.com.

Dia mendapat dukungan penuh dari seluruh keluarganya.

"Ibu mertua saya mendapatkan formulir pendaftaran untuk kelas 10 dan menyuruh saya untuk mengisinya dan saya melakukannya. Sejak tahun lalu, saya telah meluangkan waktu untuk melakukan persiapan. Tahun ini saya dinyatakan lolos," ujar Sabrina.

Ujian Kelas X adalah ujian tingkat negara bagian di India dan seseorang dapat berpartisipasi sebagai kandidat perseorangan selain murid-murid regular dari sekolah. Seorang kandidat perseorangan tidak perlu pergi ke sekolah.

Kakak perempuan Sabrina dan tiga ipar perempuannya sudah lulus. Ia menyerap pelajaran dari semua yang membantunya dengan baik.

"Dulu ia lemah di matematika tetapi ajaran saya tampaknya berhasil dengan baik," jelas Sajad Ahmad Dar, suaminya, kepada news18.com.

"Saya sangat bangga padanya. Kami menikah pada usia yang sangat muda dan ia mengabdikan 10 tahun terakhir untuk keluarga saya. Saya merasa tidak enak tetapi kemudian waktunya telah tiba," paparnya.

Keduanya menikah pada tahun 2012 setelah menjalin asmara. "Kami masih sangat muda," katanya.

Sabrina hadir sebagai kandidat perseorangan dan mendapatkan nilai yang patut dipuji, suatu prestasi yang langka di desa Awoora tempat ia tinggal bersama keluarganya. Awoora adalah daerah terpencil di perbatasan desa Kupwara di mana angka pendidikan perempuan termasuk yang terendah di J&K.

"Saya merasa agak canggung untuk memberi tahu orang-orang bahwa saya lulus ujian kelas 10 kemarin, tetapi karena saya dipuji, saya percaya diri," kata Sabrina kepada n ews18.com.

Awalnya mempersiapkan ujian itu sulit karena ia sudah lama tidak memegang  buku dan harus mengurus anak-anak kecilnya, pekerjaan rumah tangga dan belajar.

"Sulit untuk mengatur berbagai hal dan membagi waktu, tetapi saya lebih bertekad untuk kembali ke buku," kata Sabrina.

"Saya tidak pernah berpikir akan semudah ini. Saya mengambil buku dan mulai membacanya di malam hari. Awalnya menantang, tetapi kemudian saya menyelesaikan silabusnya," kenangnya.

Ia menulis semua lima makalahnya dan secara menakjubkan mendapatkan nilai 467 dari 500, atau 93,4 persen. Sabrina mendapatkan nilai A1 dalam empat dari lima mata pelajaran: Matematika, Urdu, Sains dan Ilmu Sosial.

Hakim distrik Kupwara Doifode Sagar Dattatray mengatakan kepada news18.com bahwa pemerintah distrik memperhatikan orang-orang yang melanjutkan pendidikan mereka setelah rehat.

"Kami ingin memberi selamat padanya. Ia perlu didorong. Kami akan menjadikannya sebagai duta untuk semua orang yang telah menghentikan pendidikan karena suatu alasan dan mungkin ingin memulai kembali. Ia akan menjadi contoh yang baik untuk pendidikan orang dewasa," tutur Doifode.

Ajaz Hakak, sekretaris bersama, dewan pendidikan menengah J&K (JKBOSE), mengatakan bahwa ia akan menyarankan dewan untuk mendukungnya.

Sebanyak 25.078 calon perseorangan mengikuti ujian dewan tahun ini. Sesuai angka yang ada di lembaran JKBOSE, hanya 8.934, atau 35 persen yang bisa lolos.

Penulis adalah seorang jurnalis lepas yang berbasis di Bekasi, Jawa Barat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun