Oleh Dinda Annisa
"Tidak ada tapis merah di negara saya, hanya karpet merah," kata Narendra Modi, Perdana Menteri India saat ini. Ia berasal dari negara bagian Gujarat.
Karpet merah adalah simbol untuk menyambut tamu dengan penuh hormat.
Sekarang, karpet Kashmir akan segera digelar di gedung Parlemen India di New Delhi, sebuah kehormatan yang langka bagi karpet Kashmir yang terkenal di dunia.
Pada dasarnya, Kashmir terkenal dengan karpet dan selendangnya yang indah.
Karpet, yang memiliki beragam bentuk dan warna, adalah penutup lantai tekstil yang biasanya terdiri dari lapisan atas tumpukan yang menempel pada alas. Tumpukan tersebut secara tradisional terbuat dari wol dan terdiri dari jumbai yang berseluk yang biasanya diberi dirawat menggunakan panas untuk mempertahankan strukturnya.
Pengrajin dari desa Shunglipura di distrik Budgam, Wilayah Persatuan Jammu dan Kashmir (J&K), telah bekerja siang dan malam untuk menghasilkan karpet yang indah untuk gedung parlemen.
Menurut harian berbahasa Inggris Rising Kashmir, lebih dari 60 persen desa Shunglipura adalah penenun karpet. Mereka membuat karpet dari generasi ke generasi.
Shareefa Ban , salah satu pengrajin wanita, senang setelah menerima pesanan besar di desanya dari parlemen.
Pemerintah, menurut Bano, harus membantu perajin desa.
"Pemerintah juga harus menyediakan pekerjaan karpet untuk desa kami, sehingga kami dapat menerima harga yang baik dan seni ini akan tetap dilestarikan untuk generasi mendatang," ujar Bano kepada Rising Kashmir beberapa waktu lalu.