Oleh Dinda Annisa
Â
Kabaddi dianggap sebagai olahraga yang didominasi oleh pria dan sekarang banyak juga wanita yang mempelajarinya. Karena kabaddi bukan hanya permainan yang populer di anak benua India tetapi juga merupakan sebuah olahraga di Asian Games sejak tahun 1990, kabbadi mungkin akan termasuk dalam Olimpiade di masa depan.
 Di Indonesia, kita memiliki tim kabaddi pria dan wanita. Tim kita bertanding di cabang olahraga kabaddi Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Bahkan tim kabaddi putra kita mengalahkan Malaysia dengan skor 30-22 di Asian Games 2018.
Di Jammu dan Kashmir, sebuah Wilayah Persatuan di India, ada seorang wanita yang sangat menyukai olahraga kabaddi. Ia adalah Nahida Nabi, warga Sopore Kashmir Utara.
Anehnya, olahraga asli Nahida adalah gulat dan ia adalah wanita pertama dari Kashmir, yang unggul dalam olahraga tersebut. Namun ia sudah tertarik dengan kabaddi sejak kelas 4 SD.
"Saya sangat menyukai kabaddi sejak kecil. Ketika saya di kelas 4 saya mulai bermain kabaddi dan juga permainan lainnya," kata Nahida kepada harian berbahasa Inggris Rising Kashmir baru-baru ini.
Selain gulat, Nahida biasa bermain hoki dan kokoho.
Nahida telah berpartisipasi dalam banyak kompetisi kabaddi di tingkat kabupaten, negara bagian dan nasional.
Ia memiliki masalah untuk mengejar karirnya di kabaddi tetapi keluarganya mendukungnya.
"Ibu dan saudara laki-laki saya sangat mendukung saya. Saya menghadapi masalah keuangan tetapi saudara laki-laki saya ada di sisi saya dan selalu menyemangati saya. Hanya karenanya saya bisa mencapai level ini," ujar Nahida.
Menurut Rising Kashmir, Nahida memainkan turnamen pertamanya pada tahun 2003 di Kejuaraan Negara Bagian 14 senior Piala Emas Kabaddi di Jammu. Setelah itu, ia bermain di banyak turnamen kompetitif dan unggul di lapangan.
Nahida telah berpartisipasi dalam Kejuaraan Kabaddi Negara Bagian dan juga di Turnamen Olahraga Pedesaan Seluruh India di Aurangabad Maharashtra. Ia juga mengikuti Kejuaraan Kabaddi Negara Bagian ke-18 2013 di Nagrota di mana ia mendapatkan posisi ketiga dan juga di Kejuaraan Negara Bagian ke-19 di Jammu pada tahun 2015 di mana ia juga menerima posisi ketiga.
"Saya sangat menggemari kabaddi dan hasrat saya lah yang mendorong saya untuk unggul di bidang ini," ungkap Nahida.Â
Kini Nahida lebih aktif melatih para pemain kabaddi muda.
Nahida terpilih di Institut Olahraga Nasional Netaji Subhas di Patiala, yang juga merupakan institut olahraga terbesar di Asia, berdasarkan prestasinya.
"Saya mengikuti kursus sertifikat khusus kabbadi selama delapan minggu. Sekarang saya telah ditunjuk sebagai pelatih di SMA SRM Welkin, Sopore," tutur Nahida.
Pada tahun 2020 ia terpilih sebagai pelatih untuk pertandingan putra dan putri yang bermain di Hyderabad.
Nahida mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah membantu dalam perjalanan olahraganya dan memberinya kesempatan untuk melatih atlet-atlet muda.
"Motif utama saya adalah untuk mengajar para siswa dan melatih mereka dalam kabaddi sehingga mereka dapat membawa kemenangan bagi Jammu dan Kashmir," papar Nahida.
Kabaddi adalah olahraga kontak kuno dari anak benua India. Kabaddi dimainkan antara dua tim yang terdiri dari tujuh pemain, tujuan permainan ini adalah agar satu pemain yang menyerang, disebut sebagai "raider", untuk berlari ke bagian lapangan tim lawan, menyentuh sebanyak mungkin pemain bertahan mereka, dan kembali ke bagian lapangan mereka sendiri, semua tanpa dijegal oleh para pemain bertahan.
Setiap raider harus mengucapkan kabaddi dalam satu tarikan napas ketika memasuki lapangan lawan sampai ia kembali ke lapangannya. Jika ia berhenti mengucapkan kabaddi berarti raider sudah mati dan tim lawan akan mendapatkan poin.
Poin dicetak untuk setiap pemain yang disentuh oleh raider, sementara tim lawan mendapatkan poin untuk menghentikan raider. Pemain dikeluarkan dari permainan jika mereka disentuh atau ditendang, tetapi bisa kembali untuk setiap poin yang dicetak oleh tim mereka melalui sentuhan atau tendangan.
Untuk kabaddi, peralatan yang diperlukan hanya tanah. Olahraga ini dimainkan selama 40 menit dalam dua sesi 20 menit.
Â
Penulis adalah seorang jurnalis lepas yang berbasis di Bekasi, Jawa Barat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI