Mohon tunggu...
Dinda Annisa
Dinda Annisa Mohon Tunggu... Freelancer - Penterjemah Lepas

Based in Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Wanita di Kashmir Bersinar dalam Bisnis dengan Mengalahkan Segala Kemungkinan

24 Juni 2022   17:54 Diperbarui: 24 Juni 2022   17:57 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rifat Jan berpose dengan produknya di Srinagar, India. | Sumber: saudigazette.com

Oleh Dinda Annisa

Wanita di Wilayah Persatuan (UT) Jammu dan Kashmir (J&K) di India sering menghadapi kondisi yang sangat sulit dalam hidup mereka. Tetapi mereka memiliki tekad yang kuat untuk menentang segala rintangan untuk bertahan hidup dan maju.

"Saya tidak pernah takut pada apa pun dan selalu bertekad untuk menerima tantangan apa pun dan melihat diri saya melaluinya," Rifat Jan dari Srinagar mengatakan kepada Shariyat Fatima, seorang penulis lepas, baru-baru ini.

Fatima menulis sebuah artikel tentang Jan di surat kabar Saudi Gazette.

Jan mengelola bisnis pembuatan tongkat pemukulnya sendirian di J&K. Ia harus selalu memainkan peran ganda -- kepala keluarga dan bisnis -- dalam keluarganya.

Bisnis pembuatan tongkat pemukul ini awalnya didirikan oleh ayah mertua Jan pada tahun 1970-an. Setelah kematiannya, Jan terpaksa menjalankan bisnis tersebut karena kondisi keuangan yang buruk.

Selama bertahun-tahun, bisnisnya berkembang pesat dan ia mendirikan lebih banyak unit manufaktur di beberapa kota. Ini adalah sebuah kisah sukses.

"Ini hanyalah salah satu contoh dari keinginan kuat yang merupakan ciri khas wanita di Wilayah Persatuan India Jammu & Kashmir. Memang benar bahwa wanita Kashmir hidup dalam masyarakat patriarki, dengan perubahan struktur sosial global dan nasional yang direfleksikan di UT dengan sangat minim," kata Fatima.

Rendahnya tingkat pendidikan menjadi masalah besar bagi pengusaha perempuan di J&K. Institut Pengembangan Kerajinan di Srinagar memberikan keterampilan yang diperlukan melalui pelatihan.

Menurut Fatima, usaha bisnis dan kewirausahaan adalah pilihan utama yang menjadi fokus wanita di Kashmir selama beberapa tahun terakhir. Ekonomi gender telah muncul sebagai titik balik.

Saat ini, industri kerajinan rumahan Kashmir menyediakan lapangan kerja langsung dan menguntungkan bagi sekitar 340.000 pengrajin secara keseluruhan. Menyadari kesulitan yang dialami perempuan dan perajin, pengusaha-pengusaha perempuan yang 'berhasil' juga fokus mendirikan koperasi perempuan dengan pengrajin sebagai pemegang sahamnya sehingga keuntungan bisa berputar kembali ke kelompok yang melakukan semua kerja kerasnya.

Banyak wanita di J&K melakukan bisnis di industri susu dan desain busana. Di tengah pandemi COVID-19, banyak pengusaha wanita beralih ke memproduksi masker dan alat pelindung diri.

J&K merupakan negara bagian agraris karena bertani merupakan sumber pendapatan utama bagi 65-70 persen populasi J&K.

Nusrat Jahan Ara, yang berhenti dari pekerjaannya di pemerintahan untuk memulai bisnis bunga potong yang berkembang pesat hampir dua dekade lalu, dan Fareeda Bano, yang memulai unit ulat sutranya sendiri dan memberikan pekerjaan kepada 10 wanita lain, adalah panutan bagi wanita-wanita lain. Pemerintah J&K telah memberikan bantuan keuangan kepada banyak pengusaha wanita

Tahun lalu, pemerintah J&K menandatangani 456 nota kesepahaman (MOU) dengan berbagai perusahaan untuk investasi potensial senilai INR23.152 crore (AS$3,17 miliar). Penekanan utama program ini adalah pada perempuan.

"Berasal dari seorang wanita yang telah mengalahkan segala kemungkinan, kata-kata ini berlaku untuk semua orang yang sudah memiliki, atau berharap untuk membuat masa depan yang lebih baik. Kisah-kisah para perempuan ini sering dibayangi oleh konflik wilayah, namun penting untuk memberi mereka pengakuan yang layak mereka dapatkan untuk memajukan pertumbuhan mereka," ujar Fatima.

Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 64,5 persen usaha kecil dan menengah Indonesia adalah perempuan.

Banyak wanita di Indonesia juga menunjukkan minat untuk memulai bisnis baru.

Penulis adalah seorang jurnalis lepas yang berbasis di Bekasi, Jawa Barat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun