Mohon tunggu...
Diniyatil Ulya
Diniyatil Ulya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Semester Akhir

Still Learn!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apa Saja yang Harus Dipersiapkan untuk Menjadi Orangtua dalam Mendidik Anak?

23 Desember 2020   01:58 Diperbarui: 23 Desember 2020   02:09 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://agussas.files.wordpress.com/

Nama saya Diniyatil Ulya, seorang mahasiswi dan belum menikah. Dikarenakan belum menikah, tentu saya belum mempunyai pengalaman dalam mendidik dan membesarkan anak. Jangankan anak, suami saja belum punya. Namun itu semua tidak membuat saya lupa diri juga, karena suatu saat saya pasti akan menikah dan berencana untuk mempunyai anak. 

Saya telah membaca berbagai banyak sumber terkait bagaimana cara mendidik anak, apalagi di zaman sekarang ini, kita tidak bisa membesarkan anak dengan metode yang orangtua kita pakai dulu dalam membesarkan kita. 

Jadi pada kesempatan kali ini saya akan berbagi pengetahuan atau sharing kepada calon ibu maupun calon orangtua nantinya apa saja yang harus dipersiapkan untuk menjadi orangtua dalam mendidik anak berdasarkan sumber yang telah saya baca.

Sebelum masuk ke topik pembicaraan, saya akan membahas tentang pemahaman dasar mengenai anak, dimana anak menjadi objek yang kita bicarakan saat ini. Apa saja segala sesuatu tentang anak yang perlu kita pahami sebelum menjadi orangtua?

Pertama, pemahaman anak itu adalah aset, bukan sekedar tanggung jawab. Jika kita menganggap anak adalah tanggung jawab rasanya akan berat sekali. Beda cerita kalau kita menganggap anak adalah sebuah aset, karena yang namanya aset pasti akan dijaga, dirawat dan hati-hati. Dan kita akan selalu termotivasi untuk berproses demi hasil yang lebih baik untuk kedepannya.

Kedua, anak minim power, mereka tidak bisa mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Sebagai orangtua, kita yang punya power untuk tetap menjaga dan memberikan hak-hak mereka, makanya pertimbangkan untuk mencoba memahami mereka. 

Jadi turunkan ego dan coba untuk mengerti mereka. Akan ada masanya ketika mereka akan lebih mengerti diri kita. Dan mengorbankan banyak kepentingan demi menomorsatukan kita. Nah itulah pemahaman dasar mengenai anak yang perlu kita pahami.

Apa saja yang harus dipersiapkan untuk menjadi orangtua dalam mendidik anak?

Ada seorang driver ojek online yang pernah ditanya oleh penumpang nya tentang anak "Anak saya mah baru satu Mas, saya yakin, mau jumlah anak berapa pun rezeki bakal di kasih Tuhan, tapi saya takutnya tidak bisa mendidik mereka semua dengan benar". 

Saya tertegun denga kalimat yang diucapkan driver online tersebut. Kebutuhan sandang, pangan, dan papan memang penting. Tapi, mendidik anak menjadi orang baik , menjadi manusia yang setidaknya tidak merugikan orang lain , itu bukan perkara mudah. 

Butuh ilmu, belajar, strategi, pendekatan yang tepat dan ada seninya. Kita bisa membaca buku-buku pola asuh, ada banyak banget tips mengenai cara menjadi orangtua. Tapi satu hal yang perlu kita ingat, tidak semunya bisa kita terapkan ke anak, tidak semuanya sesuai dengan nilai yang kita anut. 

Dan kita tidak bisa serta-merta mencontoh pola asuh orang lain kepada anak kita. Termasuk pola asuh orangtua kita ke kita sendiri. Karena kondisinya yang sangat berbeda. 

Ambil yang sesuai, buang yang tidak. Ciptakan ramuan sendiri karena tidak ada ilmu baku dan standard dalam mendidik anak. Dan jangan sampai terforsir dalam mendidik anak, sehingga lupa dengan diri sendiri karena kita harus ikut berkembang dan berproses bersama anak. Jadi, apa saja yang perlu kita perhatikan sebelum menjadi orangtua agar tidak salah dalam mendidik anak?

Pertama, kita harus belajar menghentikan segala kebiasaan buruk. Entah itu berkata kasar, temperamen dan kebiasaan buruk lainnya, dimana kita tidak ingin kebiasaan itu ditiru oleh anak kita nanti. Stop dari sekarang, karena mengubah kebiasaan itu tidak bisa diubah dalam semalam. Children See Children Do. Mereka akan meniru apa yang akan dilakukan oleh orang terdekatnya. Terutama kita sebagai orangtuanya.

Kedua, refleksikan bagaimana cara orangtua mendidik dan mengasuh kita selama ini. Misalkan kita berasal dari keluarga yang keras, jangan jadikan anak sebagai sarana balas dendam terhadap hal buruk yang kita dapat sebelumnya. 

Anak berhak mendapat kehidupan yang lebih baik atau pada kasus lain, orangtua kita dulu mendidik kita dengan keras agar kita berhasil, itu adalah cara yang mereka yakini saat itu agar kita menjadi orang besar. Nah sekarang, coba hal tersebut kita refleksikan ke diri kita masing-masing, apakah metode tersebut bisa di aplikasikan dalam kehidupan sekarang?

Ketiga, membicarakan bagaimana cara kita nanti mendidik anak bersama pasangan, terutama tentang kedisiplinan dan nilai yang akan ditanamkan ke anak, jangan sampai ada misskomunikasi dan kesenjangan antara kita dan pasangan, dan ceritakan juga kekhawatiran dan apa jenis support yang dibutuhkan dari pasangan, biar nantinya kita dan pasangan bisa saling menguatkan.

Keempat, fokus ke hal yang bisa kita kontrol. Mungkin pada suatu saat kita akan merasa, kita udah memberikan semuanya buat anak, kita sudah didik mereka dengan benar tapi kita tidak tau, apa yang mereka alami dan dapatkan diluar sana. Misalnya saat mereka main dan pergi sekolah. Kita merasa sudah cukup memberikan semuanya, tapi kenapa ya, perilaku mereka masih ada yang kurang enak yang kita rasakan.

Bisa jadi mereka mendapatkan nya dari luar, tetapi tidak mungkin kita mengontrol society-nya. Maka dari itu penting sekali bagi kita untuk fokus ke hal yang bisa kita kontrol, yaitu jadi rumah tempat pulang untuk anak, tempat mereka bisa nyaman dan menjadi diri sendiri.

Kelima, adaptasi terhadap hal-hal baru memang tidak mudah, tapi jangan jadikan ini sebagai sebuah ketakutan dan tidak usah coba-coba untuk menjadi orangtua yang sempurna. 

Kita manusia, orangtua pun juga manusia pasti punya kekurangan. Karena hal ini juga akan berdampak ke psikologis kita sendiri dan berdampak buruk ke anak nantinya. 

Dengan berusaha menjadi sempurna, secara tidak sadar kita bakal mengontrol atau mendikte anak kita mau jadi orang yang seperti apa, padahal setiap anak juga mempunyai hak, salah satunya adalah hak untuk memilih jalan hidup apa yang ingin mereka lalui nantinya.

Nah itu dia hal-hal penting yang harus kita persiapkan sebelum menjadi orangtua. Banyak? Iya, Ribet? Banget. Tapi percayalah usaha tidak akan menghianati hasil. Usaha dan pengorbanan kita lakukan akan berbuah manis nantinya.

Apa yang saya sharing kali ini pastinya sejalan dengan artikel yang diterbitkan oleh https://id.theasianparent.com/ . Secara garis besar, diartikel ini dibahas tentang, cara mendidik anak yang tepat, seperti apa yang perlu dilakukan saat menerapkan disiplin pada anak? yaitu dengan cara membuat peraturan, konsisten, menjadi contoh yang baik dan  memberikan apresiasi kepada anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun