Mohon tunggu...
Dini Triwidanti
Dini Triwidanti Mohon Tunggu... -

Selalu Belajar

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jejak Kenangan

9 Oktober 2013   09:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:47 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jejak kecil yang kutinggalkan melemparkanku pada   keajaiban penuh makna dan dengan segala cinta yang kupunya Kubiarkan anganku mengembara

Ada saat-saat saya merasa berdosa dan malu, ingin menangis, menyesal dan merasa konyol mengingat betapa tidak normalnya kehidupan saya di masa lalu meskipun pada saat kejadian itu saya menganggap normal seratus persen, saya tidak pernah berpikir apa yang saya lakuakan nanti akan berdampak atau tidak, buat saya menjalani saja dulu, resikonya urusan belakangan. Bila saya menoleh kebelakang, bagaimana mungkin saya bisa melakukan sebuah tindakan untuk keuntungan yang tidak pasti, dan mengambil resiko dalam kerusakan yang pasti. Asthafirallah Aladzim Suatu hari dalam ceramah pengajian kata kata seorang ustad  sangat menyentuh perasaan, dan mewakili keadaan hati saya saat itu, " Bahwa Allah maha penerima maaf  bila Bertobat. kesalahan kesalahan manusia itu manusiawi, karena Manusia memang tidak ada yang sempurna, karena kesempurnaan adalah milik Allah seorang, tapi berusaha belajar untuk menjadi sempurna, dari kejadian demi kejadian  adalah proses untuk menjadi yang lebih baik. percayalah kebaikanmu tidak akan hilang di mata Allah  hanya karena satu, dua, kehilafan ".

Walaupun ketakutan dan penyesalan membebani ppikiran saya bahkan saya sempat  mengalami rasa bersalah yang berkepanjangan. Tapi sekali lagi saya terbangun dan membuka mata bawa itulah bagian Drama kehidupan manusia yang tidak akan pernah berhenti sampai kematian menjelang.

Berkali-kali saya  mendengar bahwa manusia adalah sebaik-baiknya makhluk yang diciptakan sang Khalik di dunia ini, namun saya  sering lupa bahwa manusia diturunkan ke dunia ini  lengkap dengan segala ketidak adilannya, dan bagaimanakah manusia menyikapi ketidakadilan itulah, yang “diawasi” oleh sang Khalik (untuk diberikan ganjaran yang sesuai ketika sudah berada di “dunia” lain nantinya).

Saya sangat kagum pada keteguhan dan kekuatan karakter seseorang  yang tak tergoda apapun  diluar minatnya, seperti seorang yang mampu menepis godaan kuat saat kesempatan didepan mata,, karena mempertahankan prinsip keimanannya yang kuat,,, saya harus banyak belajar dari orang orang seperti ini, mereka adalah orang yang menjalankan amanah atas segala perannya.. itulah sebabnya untuk kesekian kalinya harus saya akui keimanan menghasilkan pengendalian diri yang dugunakan untuk mencapai kebijaksanaan hidup, Maksudnya keimanan mengendalikan emosi dan pikiran,  dan menghasilkan banyak pilihan yang ada , sehingga kita punya kesempatan berpikir untuk mendapatkan pilihan yang terbaik dari yang terbaik untuk kita implementaskan dalam bagaimana kita berinteraksi dengan sesama dan juga Tuhan.

Sayapun sampai pada kesadaran, bahwa saya adalah orang yang " terpilih " untuk menerima ujian demi ujian. Mengapa saya? Tentunya karena Allah tahu sesuatu yang saya tak tahu, maka saya tak lagi mempertanyakan mengapa Allah menimpakan ujian ini. Ya Allah - Ya Malik Yang menguasai seluruh alam, terangilah jiwa kami dengan cahayaMu bimbinglah langkah kami dengan PetunjukMu Ya Allah- Ya Ghaffar Ampuni kami dan bimbingah kami agar senantiasa memperbaiki diri dan menyesali atas kehilafan dan berilah kekuatan agar kami mampu untuk tidak mengulanginya Ya Allah -Ya Bari Yang Maha Memperkenankan dan jadikanlah hambamu ini menjadi manusia lebih dewasa dalam berfikir, khusuk dan tawaduk dalam menerima hikmahMu menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama umatmu yang lain dan bisa menjaga seluruh indra untuk tidak menyakitiMu , diriku seindiri dan juga orang lain Ya Allah -Ya Razaq Limpahkan selalu rezeki kepada keluarga kami dan jadikanlah  kami menjadi orang yang selalu bersyukur atas segala karuniamu Ya Allah - Ya latif  Yang Maha Lemah Lembut tuntunlah aku menjadi seorang istri yang baik untuk suamiku dan seorang ibu yang bisa menghantarankan anaku menjadi anak yang berbakti soleh dan sukses dan mengaajarkannya untuk bisa memandang hidup ini dengan penuh makna Ya Allah-Ya Alliyu, Peluklah kami selalu dalam cahaya-Mu agar tidak tergelincir menjadi orang-orang yang takabur, zhalim dan dengki …

Amin...Amin Ya Rabal Alamin

ilutstrasi gambar : putriehandayani.wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun