Mohon tunggu...
Dini Tian Puspita
Dini Tian Puspita Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

be humble.. Allah is number one :)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Seorang Wanita

16 Maret 2012   15:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:57 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika perjalan pulang.. mata saya terusik oleh seorang wanita berpakaian ‘jawa’ dan memakai kain panjang (orang jawa biasa menyebut kain ini: sewek) sebagai bawahannya. Dia pulang seorang diri, tanpa teman. Entah kenapa perasaan saya terbawa setiap kali melihat wanita itu.. Menurut saya, wajahnya sudah capek. Terlihat sekali dalam pancaran sorot matanya yang layu. Ingin saya (walau sebentar) ada di dekatnya.. kalian boleh nilai sendiri apa yang tersirat dari wanita ini.. Di tengah perjalanan.. orang yang di dekat wanita itu semuanya turun di stasiun itu.. jadilah dia sendirian duduk di tempatnya… saya tidak tega.. ASLI. Lalu melangkahlah kaki saya menuju tempat duduk di depan wanita itu. Saya ajak ngobrol wanita itu dalam bahasa jawa. Ternyata dia turun di stasiun yang jaraknya gak jauh dari stasiun tempat saya turun nanti.. Dan berceritalah si wanita itu dengan bahasa jawanya yang halus.. dia baru saja menjenguk anak menantunya yang sakit.. sudah tiga belas hari di rawat katanya.. dan yang bikin sepasang mata wanita tua itu berkaca – kaca adalah.. ketika mengetahui kalau orang yang dirawat , persis, di sebelah anaknya meninggal.. innalillahi.. Mungkin itu yang menjadikan wajah tuanya bertambah layu.. entah sok tahu entah sok nebak.. kok saya menangkapnya malah.. banyak banget yang sudah dan yang akan menjadi beban si wanita tua itu.. wajahnya seolah bercerita banyak.. tentang liku hidupnya.. sebenarnya yang dia butuhkan adalah menikmati masa tuanya di rumah.. tenang.. yang sesekali mungkin, dia bisa bercanda dengan cucunya.. atau mungkin kalau dia punya hewan peliharaan (seperti ayam, misalnya) dia bisa merawatnya.. berkebun dan pekerjaan rumah lainnya. Intinya.. si wanita tua itu bisa menikmati masa tuanya dengan indah.. Saya tahu, hidup memang selalu ada cobaan.. selalu ada yang namanya naik dan turun.. roda terus berputar.. tapi seyogyanya.. kalau orang sudah tua.. biarlah dia menikmati masanya.. masa tuanya.. sebagai anak, kita bisa menanyakan apakah dia mau ikut dengan kita atau tidak.. menuruti apa kata orang tua tidak selalu salah.. saya langsung teringat oleh nenek saya yang umurnya, mungkin, tidak terlalu jauh dengan wanita tua itu. Nenek saya……… ya begitulah.. tidak bisa di ungkapkan dengan kata – kata.. Well, wanita adalah perempuan yang di hidupnya selalu ingin memberikan yang terbaik untuk orang di sekelilingnya, memberikan air dengan kasih dan ikhlas untuk anaknya (yang di anugerahkan Tuhan hanya dia yang bisa memberikan air itu), menampilkan selalu senyuman termanis untuk seorang laki – laki yang di cintanya setiap hari.. Seperti di dalam buku yang pernah saya baca.. dan sangat menginspirasi saya.. wanita itu kuat.. pasrah tapi bukan lemah.. wanita itu akan mencintai dengan berani dan berani mencitai.. Seorang wanita akan tetap setia menunggu.. apapun.. dia akan tetap sabar.. karena saya juga seorang wanita yang berusaha -as always- untuk memberikan yang terbaik untuk diri saya, keluarga saya, dan semua orang disekeliling saya yang sangat saya sayangi… dan juga untuk Bangsa ini..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun