Mohon tunggu...
Dini Rosita Sari
Dini Rosita Sari Mohon Tunggu... lainnya -

Saya ini seorang guru yang sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Status Quo Cintaku

21 November 2011   11:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:23 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak pernah mudah buatku untuk mendefinisikan perasaan yang sudah satu musim mengikat jiwa bebasku ini. Sejak kamu masih berjinjit ketika melangkah masuk ke kawasan rentan yang aku sebut 'hati', sampai akhirnya sekarang saat kamu menghentakkan kaki, belum juga berhasil aku temukan kalimat atau bahkan kata yang tepat untuk menjelaskannya. Aku hanya tahu kamu adalah orang yang memesona. Kecantikanmu itu telah menaklukkan benteng ego dan self esteem ku. Eksistensimu telah berhasil menyadarkan aku akan sesuatu yang tidak pernah aku tahu namun benar terbentang disana, bahwa ada bagian dari diriku yang tidak pernah benar-benar terisi. Dan kamu secara ajaib telah berhasil menemukan jalanmu menuju ke titik tersebut dan mendiaminya. Suatu keadaan yang awalnya tidak bisa aku terima dengan logika. Sampai di suatu saat dimana aku tertegun dengan teori yang baru saja aku ciptakan. Kita ini makhluk luar angkasa yang datang dari planet yang sama di suatu tempat di galaksi Bima Sakti. Dan itu membuat semuanya tampak jelas. Kita memegang kunci yang sama, berbicara dengan bahasa serupa. Itu sebabnya sangat mudah menemukan jalanmu menuju ke pusat gravitasiku dan secara konstan menjatuhinya dengan serpihan rasa kagum akan dirimu.

Akan tetapi berbicara denganmu merupakan suatu perjuangan. Tidak pernah sebelumnya aku harus mati-matian hanya demi menyusun sebuah frasa. Dan selama pembicaraan itu, percayalah, jantungku berdebar tidak kalah kencang dengan mereka yang sedang berolah raga. Kamu pun cukup cerdas menghadapi seorang idealis perfeksionis seperti aku. Seorang yang memilikicontrol issues. Setiap kamu muncul, setiap itulah aku kehilangan kuasa akan diriku. Dan tidak ada yang lebih memuakkan dibanding menjadi pihak yang tidak berdaya. Semuanya terasa sepertigamble. Dan kalau itu tentangmu, setiap tebakan jituku hampir sembilan puluh persen selalu meleset. Pribadimu merupakan pribadi paling rumit yang aku pelajari. Kamu itu tidak jauh beda dengan cuaca di Inggris yang selalu berubah-ubah. Dari panas ke dingin, dari cerah ke gelap, dan dari sinar matahari ke hujan. Kamu adalah sebuah pengecualian terhadap banyak hal. Kamu adalah suhu di bawah lima derajat celcius yang diam-diam aku nikmati. Kamu adalahthe wild card.Dan yang sangat menggangguku saat ini adalah kenyataan bahwa kamu telah menjadi satu-satunya alasan ekosistem tidak seimbang. Yes, the 'status quo' has finally changed, Honey.

Status Quoyang dulu sekarang sudah tidak berlaku.Things are utterly different. Sekarang kamu lahstatus quoitu. Kamu bukan lagi sekedar objek yang bisa aku nikmati. Lebih dari itu, kamu telah memposisikan dirimu sebagai subjek, seperti pemeran utama dalam sebuah cerita, pusat dari segala aktivitas. Aku punliterallymulai merasa nyaman denganstatus quobaru ini. Kamu menciptakan sebuah abnormality yang sangat indah dan memikat, yang terkadang memaksaku untuk tawar menawar dengan harga diri. Sama seperti saat ini, ketika keinginan untuk sekedar melihat tanda-tanda keberadaanmu begitu kuat, harga diriku terpelanting jauh. Kamu sudah merajut jaring disekitarku. Aku pun sadar aku tidak bisa pergi kemana-mana lagi. Aku merindukanmu, Cinta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun