Mohon tunggu...
Dini Risky
Dini Risky Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Peta Kekuatan Masing-masing Cagub dan Cawagub DKI Jakarta

26 September 2016   13:22 Diperbarui: 26 September 2016   22:25 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pergantian Kepala Daerah DKI Jakarta memang masih terbilang lama, namun situasi persaingan politik sudah terasa sangat panas menjelang tahun 2016.
Meskipun hajatan pilkada serentak berlangsung di seluruh negeri, pilkada DKI Jakarta paling banyak menyedot perhatian.

Setelah selama ini publik disuguhi alotnya pemilihan bakal calon cagub dan cawagub dari masing-masing kubu, kini masyarakat sudah lega karena sudah muncul tiga pasang cagub-cawagub sudah mendaftar ke KPU DKI.

Ketiga pasang bakal cagub-cawagub DKI adalah Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dan Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno. Jika tak ada aral merintang, mereka akan segera ditetapkan sebagai cagub-cawagub Pilgub DKI 2017.

Mencermati tiga pasang tersebut nampaknya penting untuk membacanya dari sisi kekuatan menonjol dari ketiga pasangan tersebut. Secara sederhana dibawah ini adalah analisis peta kekuatan yang menonjol atau dominan dari ketiga pasang calon Gubernur DKI 2017.

Ahok – Jarot

Pasangan ini memiliki modal finansial yang cukup kuat karena Ahok cenderung dikenal sebagai gubernur yang cukup dekat dengan pengusaha atau pemilik modal yang kebetulan beretnis China (publik mengenalnya sebagai 9 naga atau 9 barongsai). Selain itu pasangan ini memiliki modal mesin politik yang cukup besar denfan dukungan 4 partai dan relawannya. Fakta lainya dari pasangan ini juga terlihat pada modal dukungan media mainstream yang sering memberitakan sisi positif Ahok. Pasangan Ahok-Jarot juga memiliki modal dukungan faksi militer dan Kepolisian yang kuat baik yang sudah purnawirawan maupun yang masih aktif karena posisinya yang pertahanan. Kekuatan menonjol lainya dari pasangan ini adalah modal karakteristik oersonal yang nampak arogan yang dibalut ketegasan personal Ahok.

Ahok-Djarot, diusung oleh 4 parpol, yaitu Nasdem (5 kursi DPRD DKI), Hanura (10), Golkar (9), dan PDIP (28). Total kekuatan kursi Ahok-Djarot di DPRD DKI berjumlah 52 kursi. Perolehan suara parpol pendukung Ahok-Djarot di Pemilu 2014 lalu: Nasdem (206.117 suara); Hanura (357.006); Golkar (376.221); dan PDIP (1.231.843). Total perolehan suara keempat parpol itu 2.171.187 suara. Selain diusung 4 parpol itu, Ahok-Djarot juga didukung oleh relawan Teman Ahok yang mengklaim telah berhasil mengumpulkan satu juta KTP dukungan untuk Ahok. Pasangan Ahok dan Djarot juga punya tingkat keterpilihan teratas berdasarkan hasil sejumlah survei. Dalam simulasi Poltracking diketahui elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (37,95%) bila berhadapan dengan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang mendapatkan 36,38% suara responden.

Di atas kertas, pasangan Ahok-Djarot menggambarkan dominasi dan superioritasnya. Namun, sebagaimana pengalaman setiap event pilkada, pemenang pilkada lebih bergantung pada sosok figur, bukan partai pendukungnya.

Sandiaga Uno-Anies

Pasangan ini memiliki modal finansial yang juga cukup kuat untuk menandingi Ahok karena Sandi dikenal sebagai pembisnis sukses dan tangguh yang cenderung memiliki kolega bisnis dari Amerika Serikat (AS) dan pebisnis China maupun Eropa. Modal mesin politik pasangan ini juga cukup kuat karena didukung oleh dua partai yang dikenal solid dan relawannya yang militan. Pasangan ini juga memiliki modal dukungan dari faksi militer purnawirawan maupun aktif. Selain itu, pasangan ini memiliki modal karakteristik personal yang santun dan terdidik. Anies-Sandi, diusung oleh dua parpol, yaitu Gerindra (15 kursi) dan PKS (11). Kekuatan kedua partai di DPRD DKI yaitu 26 kursi. Perolehan suara kedua partai itu di Pemilu 2014, yaitu:

Gerindra (592.558 suara)
PKS (424.400),
Total perolehan suaranya adalah 1.016.958 suara.

Menurut Djayadi, direktur Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), pasangan Anies dan Sandiaga memiliki peluang lebih besar untuk mengalahkan petahana Ahok-Djarot dibandingkan Agus-Sylviana. Djayadi juga menjelaskan bahwa Anies adalah sosok yang dekat dengan anak-anak muda, mampu berkomunikasi secara efektif, artikulatif, dan dekat dengan berbagai kalangan. Ia juga punya pengalaman di pemerintahan dan dianggap sebagai bagian dari generasi pemimpin baru Indonesia seperti Joko Widodo, Ahok, dan Risma.

Agus Harimurti Yudhoyono-Slyviana Murni

Pasangan ini memiliki modal finansial yang juga cukup kuat yang cenderung dari Amerika Serikarat karena kemungkinannya dari jaringan SBY saat Pilpres 2004). Pasangan Agus-Sylviana juga memiliki modal mesin politik dengan dukungan empat partai dan relawan. Sisi lain kekuatan menonjol pasangan ini adalah modal budaya yaitu Agus Yudhoyono yang keturunan Jawa dan Sylvia Murni yang keturunan Betawi. Modal budaya ini dipandang koalisi Cikeas penting karena etnis di Jakarta mayoritas etnis Jawa. Selain itu pasangan ini juga memiliki modal dukungan media, modal karakteristik personal militer cerdas, modal pesona subyektif, dan modal ‘darah biru’ anak mantan presiden. Agus-Sylviana, juga diusung oleh 4 parpol, yaitu Partai Demokrat (10 kursi), PPP (10), PKB (6), PAN (2). Total kursi pendukung Agus-Sylvi di DPRD yaitu 28 kursi. Perolehan suara keempat partai itu, yaitu:

Partai Demokrat (360.929 suara),
PPP (452.224),
PKB (260.159),
PAN (172.784).
Total jumlah suara keempat parpol, yaitu 1.246.096 suara.

Namun belum ada lembaga survei yang mensimulasikan duet Agus-Sylviana. Tetapi nama Sylviana yang kini menjabat Deputi Gubernur DKI Bidang Kepariwisataan dan Kebudayaan pernah disimulasikan namanya berpasangan dengan Budi Waseso pada survei yang dilakuka n Lembaga Survei Politik Indonesia (LSPI).

Dari hasil survei simulasi pada 22-28 Agustus 2016, LSPI merilis petahana Ahok-Djarot memuncaki peringkat dengan hasil 46,7 persen mengalahkan nama lain yakni Yusril Ihza - Sandiaga Uno (34,5 persen) dan Budi Waseso - Sylviana Murni (7,2 persen).

Dengan membaca kekuatan yang menonjol tersebut maka Agus-Sylviana lebih banyak memiliki modal menonjol. Tetapi jika pilkada DKI tiga pasang calon, maka pilkada DKI kemungkinan akan terjadi dua putaran dan pada putaran kedua kontestasinya akan semakin ketat. Penentu putaran kedua adalah sikap partai politik yang kalah pada putaran pertama. Sikap politik partai inilah yang cukup signifikan pada putaran kedua dengan tanpa mengenyampingkan bekerjanya mesin politik dan pesona kandidat.

Menurut Djayadi, direktur Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), titik lemah utama Agus minimnya pengalaman politik atau pengalaman di pemerintahan, sementara para pemilih di Jakarta antara lain sangat memperhatikan faktor pengalaman di pemerintahan dan hasil kerja ketika menjadi birokrat.

"Saya memperkirakan kalau nanti dua putaran, maka Agus-Sylviana akan tersingkir di putaran pertama. Ahok-Djarot dan pasangan Gerindra-PKS yang unggul, meski terbuka kemungkinan pula pilkada Jakarta hanya berlangsung satu putaran," papar Djayadi.

Sumber: http://m.detik.com/news/berita/d-3304708/peta-kekuatan-parpol-pendukung-ahok-agus-yudhoyono-dan-sandiaga

 

Nama : Dini Risky Wahyuni  

NIM : 07031381621164  

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik  

Jurusan : Ilmu Komunikasi, Kelas B  

 Kampus : Universitas Sriwijaya, Kampus Palembang  

Dosen Pembimbing : Nur Aslamiah Supli, BIAM, M.Sc

[ Palembang, 26 September 2016, 13:00 WIB ]

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun