Mohon tunggu...
Dini Rahma Cahyaningtyas
Dini Rahma Cahyaningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Undiksha

jalanin aja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merayakan Hari Raya Galungan pada Masa Pandemi Covid-19 di Lingkungan Desa Tambakrejo

9 November 2021   23:35 Diperbarui: 9 November 2021   23:57 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Raya Galungan merupakan salah satu hari raya besar dalam Agama Hindu yang  dirayakan berdasarkan sasih. Hari Raya Galungan dirayakan oleh umat Hindu setiap 210 hari yang jatuh pada Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan). Perayaan Hari Raya Galungan merupakan wujud dari kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan). 

Hari Raya Galungan juga bisa diartikan sebagai hari memperingati terciptanya alam semesta jagad raya beserta seluruh isinya. Sebagai ucapan syukur, umat Hindu memberi dan melakukan persembahan pada Sang Hyang Widhi dan Dewa Bhatara (dengan segala manifestasinya). Perayaan Hari Raya Galungan pada masing-masing daerah memiliki ciri khas masing-masing. Di Dusun Tambarejo Kabupaten Banyuwangi perayaan Hari Raya Galungan berlangsung sangan meriah, umat Hindu disana akan bersembahyang ke Pura pada pagi hari.

Persembahyangan di Dusun Tambakrejo memiliki rentetan acara, yaitu diawali dengan kidung-kidungan, pembacaan sloka suci, dharma wacana, persembahyangan bersama, dan ditutup dengan salam-salaman sesama umat. Tradisi salam-salaman ini memiliki makna bahwa kita sebagai manusia tak luput dari kesalahan dan di hari baik ini sesama umat akan saling meminta maaf. 

Sepulang dari Pura umat akan kerumah saudara untuk berkumpul dan bercengkrama menikmati hidangan yang disediakan. Kegembiraan dan kemeriahan dapat dipancarkan dan dapat dirasakan oleh seluruh umat Hindu di dusun Tambakrejo selama perayaan Hari Raya Galungan berlangsung. Namun tradisi tersebut berlangsung sebelum masa pandemi. Pada saat ini penyebaran Covid-19 yang mewabah menyebabkan segala kegiatan dibatasi, sehingga kegiatan yang melibatkan orang banyak dikurangi atau diperketat pelaksanaanya. Sehingga untuk upacara keagamaan tetap dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan, yang meliputi:

  • Memakai masker pada saat pelaksanaan upacara

Tetap menggunakan masker ketika pergi ke Pura. Masker yang digunakan haruslah masker yang benar sesuai dengan arahan dari pemerintah.

  • Mencuci tangan

Mencuci tangan dengan menggunakan air yang mengalir dan sabun saat sebelum masuk ke Pura. Hal ini bertujuan agar kuman yang ada di tangan dapat hilang serta terhindar dari paparan virus Covid-19.

  • Menjaga jarak

Hal ini bertujuan agar antara umat satu dengan umat lainnya berjauhan untuk mencegah terjadi penyebaran virus Covid-19. Jika duduk harus menjaga jarak minimal 1 m antar umat.

Meskipun begitu dalam rangka merayakan Hari Raya Galungan diberlakukan pembatasan tersebut tidak mengurangi makna dari upacara itu sendiri. Pandemi belum berakhir namun kita harus bisa terbiasa dengan keadaan dan menemukan cara agar segala bidang kehidupan kita tetap terjalan dengan normal. Semoga pandemi Covid-19 cepat berlalu dan kita semua tetap diberikan kesehatan.

Nama               : Dini Rahma Cahyaningtyas

Jurusan            : Biologi dan Perikanan Kelautan

Prodi               : S1 Pendidikan Biologi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun