Selain peran pemerintah, kita sebagai manusia yang tinggal di bumi harus berkontribusi nyata untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.  Kita dapat membiasakan diri dengan green lifestyle seperti mengurangi penggunaan plastik, mengurangi penggunaan listrik dan memakai energi alternatif seperti energi solar, menggunakan transportasi umum dan mendaur ulang sampah.  Indonesia merupakan negara dengan peringkat kedua penghasil sampah plastik terbesar di dunia.  Enam puluh sampai delapan puluh pesen limbah yang mengambang di laut adalah plastik [9] [10]. Limbah plastik merupakan masalah global yang dapat membahayakan lingkungan karena sulit terurai sehingga semakin menumpuk setiap tahunnya [11].  Sampah plastik juga membahayakan kelangsungan hidup mereka dan lebih parahnya dapat menyebabkan kematian  akibat tertelan oleh satwa laut[10].Â
Hal-hal optimis yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan plastik yaitu membawa tas atau kantong sendiri ketika belanja, menggunakan botol minum sendiri daripada membeli botol kemasan sekali pakai, tidak menggunakan sedotan plastik melainkan menggunakan sedotan bambu, serta menerapkan reuse, reduce, recycle sampah. Â
Dengan melihat berbagai akibat dari perubahan iklim, kita harus sadar bahwa perubahan iklim yang terjadi saat ini menimbulkan berbagai dampak yang menimbulkan kerugian, bahaya dan resiko sangat besar dan banyak yang dapat mempengaruhi kehidupan kita di Indonesia. Â Oleh karena itu, mulai dari sekarang kita harus turut beraksi dan bertindak dalam menjaga lingkungan agar perubahan iklim yang terjadi tidak semakin memburuk.
1. Hallegatte, S., Green, C., Nicholls, R.J., Morlot, J. (2013). Â Future Flood Losses in Major Coastal Cities. Â Nature Climate Change, pp. 802-806.
2. Nicholls, W. (2008). Â Place, Networks, Space: Theorising the Geographies of Social Movements. Â Transactions of The Institute of British Geographers, Vol. 34
3. Harmoni. (2005). Dampak Sosial Ekonomi Perubahan Iklim. Proceeding seminar nasional PESAT.
4. Woyono, S. (2001). Â Perubahan Iklim dan LEdakan Hama dan Penyakit Tanaman. Â Seminar Keanekaragaman Hayati di Tengah Tantangan Masa Depan Indonesia).
5. Mclean, dan Tsyban. (2001). Coastal Zone and Marine Ecosystem. Cambridge Universtiy Press.Â
6. Bryant, Burke, McManus dan Spalding. (1998). Reef at Risk: A map-based indicator of threats to the world's coral reefs.
7. Badan Litbang Kehutanaan. (2010). Pengelolaan Hutan Mangrove.
8. Setyawan dan Winarno. (2006). Pemanfaatan Langsung Ekosistem Mangrove di Jawa Tengah dan Penggunaan Lahan di Sekitarnya; Kerusakan dan Upaya Restorasinya. Biodiversitas, Vol 7.