Mata sebagai Jendela Hati
Masa depan seseorang umumnya berawal dari 2 jendela:
1. Mata sebagai jendela hati
2. Buku dan internet sebagai jendela informasi masa depan, baik itu masa depan diri sendiri maupun masa depan hal-hal di luar dirinya.
Mata seseorang menunjukkan isi dan suasana hati serta sifatnya. Ketiganya sedikit banyak menentukan jahat tidaknya orang itu, baik atau buruk akhlaknya, kemampuannya dalam mengendalikan emosi, serta kenyamanan orang lain saat berada di dekatnya. Hal itu disebabkan karena manusia adalah makhluk sosial. Jika matanya menyiratkan tentang keburukan, bagaimana bisa masa depannya akan baik?
Selain itu, mata juga menunjukkan adanya kecenderungan seseorang. Ia akan membawa kita menuju ke jendela satunya (buku dan internet). Apakah kecenderungan mata ini dapat membawa pada bacaan dan tayangan yang baik, benar, bermanfaat, dan penting atau malah sebaliknya, tentu sangat berpengaruh pada masa depan kita nantinya.
Namun, masih ada satu syarat lagi yang perlu diperhatikan: mata kita harus sehat dan berfungsi dengan baik. Agar hal-hal yang kita baca dari buku dan internet tadi hanya yang baik-baik dan bisa berdampak baik.
Buku dan Internet sebagai Jendela Informasi Masa Depan
Pengertian buku dan internet sebagai jendela informasi masa depan mungkin akan lebih mudah dipahami jika menggunakan filosofi jendela sebagai berikut:
1. Pembagian Jendela
Jendela terbagi menjadi 3, yaitu jendela sungguhan, jendela mati, dan jendela dekoratif. Fungsi utama dari jendela sungguhan adalah untuk melihat pemandangan luar dan sebagai alat pertukaran udara. Jendela itu bisa bening, bisa juga buram/kotor/bernoda; begitupun udara yang masuk bisa udara yang baik dan segar dan bisa pula udara yang buruk dan tidak sehat. Itu artinya, kita harus pandai memilih buku dan situs internet yang positif, sehingga “pandangan” kita akan baik, “udara yang masuk” juga baik, dan kita akan menjadi orang yang lebih baik.
Jendela mati tidak bisa dibuka tutup, sehingga hanya memiliki fungsi memandang saja, sedangkan jendela dekoratif lebih dikiaskan sebagai buku dan situs internet yang berupa hiburan dan hanya sedikit atau tidak terlalu memberikan nilai tambah.