Mohon tunggu...
Dini Nuris
Dini Nuris Mohon Tunggu... Penulis - penulis, blogger, dan guru

Blog saya juga bisa dibaca di: http://www.cerahdanmencerahkan.blogspot.com/ tulisandininuris.blogspot.co.id/ berwarnacerah.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengemas Museum Minyak Atsiri Indonesia agar Lebih Menarik dan Mendunia

26 Juli 2016   12:34 Diperbarui: 26 Juli 2016   22:08 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ladang sayuran di museum minyak atsiri Indonesia | Sumber: FB Rumah Atsiri

8. Karena minyak atsiri sangat berhubungan dengan spa/perawatan kecantikan dan kesehatan (aromaterapi) maka tak ada salahnya kalau disediakan pula ruang untuk itu. Di Jepang misalnya, ada tempat wisata/spa dengan air mandi yang dimasuki buah-buah apel utuh.

Minyak atsiri untuk produk kecantikan dan perawatan tubuh, misalnya: melati, mawar, adas, lada, kemangi, dan jahe; sedangkan minyak atsiri untuk perawatan rambut, misalnya: teh hijau, buah jeruk, orang-aring, dan pohon waru.

Untuk pijat aromaterapi, misalnya kemangi (untuk menyegarkan tubuh).

9. Sediakan ruangan/halaman bertanaman atsiri anti nyamuk untuk kegiatan malam hari/outdoor/yang banyak nyamuknya. Bisa untuk berkemah atau kegiatan lainnya. Ini merupakan aplikasi langsung/pembuktian dari khasiat minyak atsiri. Contoh minyak atsiri anti nyamuk adalah kenanga, jeruk purut, dan sereh.

10. Setiap pengunjung akan mendapat cologne dengan aroma minyak atsiri (kombinasi khusus, unik) dan atau permen pelega tenggorokan (misal dari kemangi-tapi sebaiknya yang unik juga/kombinasi), atau serupa itu sebagai semacam suvenir yang “atsiri banget”.

11. Adakan pelatihan mengenai minyak atsiri dan cara pemasarannya

Di sini, saya perhatikan pelatihan semacam ini sudah ada, yaitu berupa pengenalan akan  Good Agriculture Practice (GAP), proses produksi, kualitas, cara penggunaan, penyimpanan dan faktor keselamatan. Mungkin bisa ditambahkan mengenai cabang-cabangnya, yaitu cara membuat minyak atsiri untuk pestisida, cara membuat minyak atsiri untuk aromaterapi, cara meningkatkan produksi minyak atsiri pada suatu tanaman, cara membuka bisnis spa atsiri, dan lain-lain.

12. Di beberapa tempat wisata, saya mendapati wisata “desa” yang aplikatif, misalnya menanam sama-sama, praktek membajak sawah, dan lain-lain. Nah, di museum ini mungkin bisa diterapkan juga. Anak-anak SD terutama, pasti suka bila diajak praktek menanam tanaman atsiri.

13. Jika memungkinkan, adakan lomba menebak minyak atsiri apa. Mekanismenya seperti ini. Peserta mencium aroma-aroma atsiri dalam botol bernama, lalu matanya ditutup dan harus menebak aroma-aroma atsiri dalam botol tak bernama. Yang paling cepat dan tepat dialah pemenangnya.

14. Adakan kerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan/integrasi dengan lembaga pendidikan, study tour, karya ilmiah, pelatihan, lomba, dan sebagainya. Lembaga-lembaga pendidikan bisa dihimbau agar menanam tanaman penghasil atsiri tertentu lalu hasilnya bisa dibisniskan oleh lembaga itu dan menjadi sumber pemasukan lembaga dan siswa sekaligus melatih jiwa kewirausahaan siswa; atau bisa juga hasilnya disalurkan ke pihak museum atau pihak yang telah ditunjukkan oleh museum (kan tadi sudah ada pelatihan tentang minyak atsiri). Lakukan riset terus-menerus untuk mendapatkan wangi-wangi parfum baru dan desain botol/kemasan parfum yang unik dan indah.

Ruang Laboratorium ex pabrik penyulingan Citronella, 1963 (cikal bakal museum minyak atsiri Indonesia) Sumber: FB Rumah Atsiri
Ruang Laboratorium ex pabrik penyulingan Citronella, 1963 (cikal bakal museum minyak atsiri Indonesia) Sumber: FB Rumah Atsiri
15. Adakan kerja sama dengan komunitas, misalnya komunitas olahraga (contoh: even jalan sehat dengan start dan finish di museum minyak atsiri/tempat lain yang sudah disediakan “treatment” atsiri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun