Mohon tunggu...
Dini Nurani Rahmawati
Dini Nurani Rahmawati Mohon Tunggu... Guru - Guru Biologi, Konten Kreator (Youtube, Instagram, Tiktok)

Guru Biologi SMA Muslimin Cililin, Guru Biologi SMA Negeri 1 Cililin, Guru Pamong Biologi PPG Daljab Kategori 2 UNPAS Bandung Tahun 2022, CGP Angkatan 7 Kabupaten Bandung Barat, Pengurus (Wakil Sekertaris) MGMP Biologi Kabupaten Bandung Barat, Anggota Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Bandung Barat, Anggota Perhimpunan Pendidik Biologi Indonesia Folia (PPBIF), Pengurus Dharmawanita Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung Barat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwimingguan ke-1 Pendidikan Guru Penggerak

13 Desember 2022   22:06 Diperbarui: 13 Desember 2022   22:17 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN
PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
REFLEKSI PERTAMA JURNAL DWIMINGGUAN
Model 4 F Dr. Roger Greenaway (Fact, Feeling, Findings, dan Future)
Oleh: Dini Nurani Rahmawati, S.Pd.
CGP Angkatan 7
SMA Muslimin Cililin
Kabupaten Bandung Barat

Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam Guru Penggerak.
Pendidikan Guru Penggerak (PGP) merupakan suatu program pemerintah untuk membentuk pemimpin pembelajaran yang sangat diharapkan oleh kami  selaku bapak ibu guru. Untuk bisa menjadi Calon Guru Penggerak (CGP) tidaklah mudah, banyak sekali tahapan seleksi yang harus dilalui hingga bisa mengikuti diklat PGP ini. Tahapan tersebut diawali dengan membuat essay dan seleksi administrasi sebagai seleksi tahap 1, lalu ujian simulasi mengajar yang harus dilakukan selama 10 menit yang memuat 3 langkah pembelajaran mulai dari pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Setelah itu tahap yang terakhir adalah seleksi wawancara sebagai rangkaian seleksi tahap 2.
Ketika mendapatkan kabar bahwa saya lulus pada seleksi tahap 2 dan dinyatakan berhak mengikuti Pendidikan Guru Penggerak dan mendapatkan predikat sebagai CGP merupakan suatu hal yang sangat membanggakan namun juga suatu hal yang penuh tantangan. Penuh tantangan karena saya akan mengikuti program ini bersama dengan teman-teman guru lain dan akan mempelajari hal-hal baru.
Salah satu tugas yang harus diselesaikan oleh Calon Guru Penggerak adalah membuat Jurnal refleksi dwimingguan.Tugas ini sangat menarik karena kita diintruksikan untuk melakukan refleksi diri dengan cara memahami dan merefleksi masa yang sudah kita lalui, terjadinya perubahan pola pikir dan emosional, serta rasa untuk mau dan ikhlas memperbaiki diri di masa mendatang.  
Dalam pendidikan guru, jurnal refleksi dipandang sebagai salah satu elemen kunci pengembangan keprofesian karena dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan praktik, serta menumbuhkan keterampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara kritis (Bain dkk, 1999). Menuliskan jurnal refleksi secara rutin akan memberikan ruang bagi seorang praktisi untuk mengambil jeda dan merenungi apakah praktik yang dijalankannya sudah sesuai, sehingga ia dapat memikirkan langkah berikutnya untuk meningkatkan praktik yang sudah berlangsung (Driscoll & Teh, 2001). Jurnal ini juga dapat menjadi sarana untuk menyadari emosi dan reaksi diri yang terjadi sepanjang pembelajaran (Denton, 2018), sehingga dapat semakin mengenali diri sendiri.
Dalam mengerjakan tugas jurnal refleksi dwimingguan ini, saya menggunakan model 4F, yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway. Beliau adalah seoerang ahli dalam mendidik dan melatih para guru dan fasilitator. Model yang dikenalkan oleh Dr. Roger Greenaway ini mengenalkan kita akan konsep empat tingkatan model.
Melalui jurnal refleksi dwimingguan ini, kita dituntut untuk berpikir kritis meninjau dan mengevaluasi situasi yang akan diamati dan renungkan, dan selanjutnya memikirkan harus bagaimana dan mengunakan apa yang telah dipelajari di masa yang akan datang.
Adapun Model 4F tersebut diantaranya:
1.Fact (Peristiwa)
Fact merupakan laporan yang bersifat objektif tentang peristiwa yang terjadi, baik itu berupa kendala yang kita hadapi, atau bisa juga hal positif yang kita rasakan di dalam melaksanakan peristiwa tersebut. Apakah semua yang kita lakukan sudah dapat dikatakan berhasil? Bagaimana pengalaman kita saat mengikuti pembelajaran pada minggu ini atau pada saat menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Apa hal baik yang saya alami dalam proses tersebut? Disini juga kita bisa menceritakan hambatan atau kesulitan yang dihadapi selama proses pembelajaran pada minggu ini? Apa yang saya lakukan dalam mengatasi kendala tersebut?.
2.Feeling (Perasaan)
Feeling atau perasaan merupakan reaksi emosional kita akan situasi yang dihadapi. Misalnya saja, apa yang kita rasakan di saat menghadapi berbagai kendala? Bagaimana perasaan Anda selama pembelajaran berlangsung? Apa yang saya rasakan ketika menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Ditahap inilah kita harus menceritakan hal yang membuat kita memiliki perasaan tersebut.
3.Findings (Pembelajaran)
Pada tahap ini kita dapat menceritakan tentang pelajaran apa yang saya dapatkan dari proses ini? Apa hal baru yang saya ketahui mengenai diri saya setelah proses ini?. Adanya temuan yang akan kita dapatkan pasca kita melalui situasi tersebut berupa pembelajaran nyata di sekolah. Misalnya, hal apa yang benar-benar konkrit yang dapat dijadikan sebagai pembelajaran, dan tentunya membawa dampak dan perubahan baru.
4.Future (Penerapan).
Pada tahap ini kita dapat menceritakan tentang apa yang bisa saya lakukan dengan lebih baik jika saya melakukan hal serupa di masa depan? Apa aksi/tindakan yang akan saya lakukan setelah belajar dari peristiwa ini? Bagaimana cara kita dapat menata pembelajaran dengan semaksimal mungkin sehingga kita dapat menggunakannya dalam jangka waktu yang lama di masa depan.

Berikut saya paparkan jurnal refleksi dwimingguan saya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak dengan menggunakan Model 4F.
1.Fact (Peristiwa)
Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) yang saya ikuti adalah di Angkatan 7 untuk Kabupaten bandung Barat Jawa Barat. Untuk kabupaten Bandung Barat sendiri memang kuotanya baru ada dua Angkatan yaitu Angkatan 4 dan Angkatan & yang sedang saya ikuti saat ini. PPGP Angkatan 7 ini dibuka langsung oleh Mas Menteri Kemendikbudristek yaitu Mas Nadiem Makarim, B.A., M.B.A. dan Dirgen GTK pada tanggal 20 Oktober 2022 melalui zoom secara serentak di seluruh Indonesia dan melalui Live Streaming pada Channel Youtube Ditjen GTK Kemdikbud RI. Pascapembukaan, ada beberapa linimasa yang perlu dicatat yaitu:

Seluruh CGP diwajibkan untuk mengerjakan pretes di LMS masing-masing dan mulai mempelajari modul 1.1. tentang Mulai Dari Diri dan eksplorasi konsep, kemudian Eksplorasi konsep di forum diskusi yang dipimpin oleh fasilitator. Kemudian ada ruang kolaborasi, di mana setiap CGP berkolaborasi bersama kelompoknya masing-masing.

Kegiatan selanjutnya adalah Lokakarya Orientasi yang dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 22 Oktober 2022 di SMPN 3 Lembang secara Luring. Pada kegiatan Lokakarya Orientasi, selain CGP, diikutsertakan pula para kepala sekolah dan pengawas di tempat CGP yang lolos terpanggil mengikuti lokakarya disertai para Pengajar Praktik yang akan membimbing CGP dalam mengikuti pendidikan selama 6 bulan lamanya.

Kemudian, para CGP memasuki kelas masing-masing sesuai dengan para Pengajar Praktiknya. Di sini, kami terus digali dan diberi wawasan yang sangat banyak tentang mengenali siapa saya, apa yang belum dan sudah ada pada diri saya (dengan cara mengerjakan LK sebanyak 5 buah), dan langsung mendiskusikannya.

Kegiatan dimulai dengan kesepakatan kelas, kemudian mempresentasikan harapan menjadi CGP.  Pengajar Praktik kami, Bu Nursari mampu membuat suasana yang menyenangkan sehingga kami tidak bosan.

Kurang lebih selama dua minggu, kami belajar mandiri melalui LMS yang dirancang dengan sangat "friendly user" atau mudah digunakan, sehingga para CGP tidak susah untuk mengeksplore fitur-fitur yang ada di dalam LMS itu sendiri. Kegiatan demi kegiatan dilaksanakan hingga kami diharuskan membuat karya berupa demonstrasi konstektual yang saya deskripsikan ke dalam youtube https://youtu.be/euxZKnJ4dFA.

Pada hari Kamis, tanggal 3 Nopember 2022, diadakan kegiatan Elaborasi Pemahaman bersama Instruktur Ibu Cucu Hadiati melalui google-meet. Instruktur memberikan asupan ilmu tentang pemahaman yang sangat mendalam mengenai konsep Filosofi KHD dan penerapannya pada konteks lokal sosial budaya yang dikaitkan dengan daerah kami di Kabupaten Bandung Barat.

2.Feeling (Perasaan)
Banyak sekali yang saya rasakan selama kurang lebih dua minggu saya menjadi CGP. Karena saya tidak terampil mengungkap sesuatu yang saya rasakan lewat kata-kata, intinya saya merasa haru, senang, galau, bahagia, semua bercampur aduk dengan keinginan dan tekad yang kuat untuk dapat menyelesaikan Program Guru Penggerak ini. Semapt saya merasa putus asa dan ingin menyerah ketika saya tertinggal dalam mengupload salah satu tugas dan sudah tidak bisa lagi di akses melalui LMS. Saat itu saya bingung apakah saya menyerah saja atau bertahan melanjutkan program ini. Keseluruhan perasaan tersebut saya ibaratkan juga dengan apa yang dialami oleh murid-murid saya.

Dari semua rangkaian kegiatan pembelajaran  yang ada di dalam LMS membuat saya merasakan bahwa apa yang saya miliki tentang Pendidikan, sangat jauh yang diharapkan dengan tujuan Ki Hajar Dewantara. Ternyata saya belum menjadi guru yang seutuhnya, belum menjadi guru yang berpihak pada muridnya. Disini saya banyak belajar betapa KHD mengangkat bahwa kita harus memanusiakan manusia, sehingga murid dapat mencapai kodrat alam, namun juga tetap selalu membuka mata untuk setiap hal positif di luaran sana yang sesuai dengan kodrat zaman sehingga anak didik kita dapat merasakan kebahagiaan dan keselamatan yang seutuhnya.\

3.Findings (Pembelajaran)
Saya menemukan banyak sekali pelajaran berharga dari PGP ini. Banyak sekali yang saya dapatkan, mulai dari ilmu, bertemu dengan sahabat-sahabat yang luar biasa, silaturahmi, dan ilmu tentang pemikiran-pemikiran filosofi pendidikan KHD yang hanya saya dapatkan secara mendalam di PGP ini. Pemikiran yang menurut saya tidak akan lekang dimakan usia yaitu Trilogi Pendidikan dengan semboyan"Ing ngarso sung tulodo (Di depan menjadi teladan), Ing Madya Mangun karso (Di tengah memberi semangat), Tut Wuri Handayani (Di belakang memberi dukungan penuh). Semboyan KHD tersebut, tidak saja tidak akan lekang dimakan waktu, namun begitu selaras dengan Kurikulum Merdeka yang sedang kita jalani sekarang, sehingga menunjang terwujudnya Profil Pelajar Pancasila.

4.Future (Penerapan)
Setelah saya memahami tentang pemikiran KHD dengan seutuhnya, maka saya khususnya akan berusaha untuk mengaplikasikannya langsung. Mulai dari diri, kemudian ke kelas-kelas yang saya ajar, dan lebih lanjut, keseluruhan murid di sekolah saya. Tidak lupa kepada warga dan masyarakat. Pendidikan menurut KHD harus berpihak pada murid, menuntun murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman dan pendidikan karakter. Hal-hal tersebutlah yang harus saya terapkan di sekolah saya. Semoga kita dapat menuntun anak didik kita menjadi individu yang berkarakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.  Oleh karena itu, kita harus terus belajar, tergerak, bergerak dan menggerakkan komunitas pendidikan di sekitar kita untuk menuju perubahan dunia pendidikan ke arah yang lebih baik lagi. Aamiin.

Demikian pemaparan jurnal dwimingguan saya, semoga bermanfaat.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Salam Guru Penggerak!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun