Gerakan-gerakan radikal Islam bertujuan untuk mendirikan negara Islam yang akan menganalisa secara komprehensif. Gerakan radikal Islam dan upaya mendirikan negara Islam dalam beberapa tahun terakhir, muncul berbagai gerakan-gerakan radikal Islam di berbagai belahan dunia yang berambisi untuk mendirikan negara berdasarkan prinsip-prinsip syariat Islam. Gerakan-gerakan ini berargumen bahwa sistem negara nasional yang yang ada pada saat ini telah gagal dalam menerapkan hukum-hukum Islam secara komprehensif.
Beberapa faktor yang berkontribusi pada munculnya gerakan radikal ini yaitu :
1. Interpretasi Teks Agama. Banyak kelompok menginterpretasikan teks-teks agama secara fakta, seperti meyakini bahwa mendirikan negara Islam adalah kewajiban yang harus dipenuhi. Interpretasi ini sering mengabaikan konteks historis dan sosial yang lebih luas.
2. Ketidakpuasan Politik dan Ekonomi. Ketidakadilan korupsi, dan ketimpangan ekonomi di banyak negara. Terutama yang mayoritas penduduknya muslim sering digunakan oleh kelompok-kelompok radikal untuk merekrut sebuah anggota. Mereka menawarkan solusi perubahan dan keadilan melalui sistem pemerintahan Islam.
3. Identitas dan Solidaritas. Di tengah arus modernisasi banyak individu merasa kehilangan identitas budayanya. Narasi persatuan umat Islam di bawah satu Panji, yaitu “Negara Islam,” menarik bagi mereka yang mencari sebuah rasa kebersamaan dan suatu identitas yang lebih kuat.
4. Pengaruh Global dan Media Sosial. Kemajuan teknologi dan media sosial telah mempercepat penyebaran ideologi radikal. Kelompok-kelompok ini memanfaatkan platform media sosial untuk menyebarkan pesan dan merekrut anggota baru yang menjangkau para audiens lebih luas.
5. Persepsi Terhadap Barat. Intervensi Barat di negara-negara muslim sering dianggap berbagai bentuk penjajahan. Persepsi ini memicu sentimen anti-Barat dan membuat gerakan-gerakan radikal semakin diminati sebagai bentuk perlawanan.
Sifat-sifat gerakan radikal :
1. Perubahan drastis dan cepat. Gerakan radikal ingin melakukan perubahan secara cepat, berbeda dengan reformasi yang biasanya dilakukan secara bertahap.
2. Penolakan terhadap Sistem yang Ada: Mereka berpendapat bahwa sistem yang saat ini beroperasi tidak adil, tidak efisien, atau tidak relevan lagi.
3. Ideologi yang Kuat: Ideologi seperti agama, nasionalisme, sosialisme, atau anarkisme sering menjadi dasar gerakan radikal.