Mohon tunggu...
Dinindriya Izzatinisa
Dinindriya Izzatinisa Mohon Tunggu... Desainer - MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA UIN MALIKI

Mahasiswa teknik informatika yang tertarik di bidang desain grafis dan ui/ux, musik, belajar bahasa dan saya juga suka bahas tentang skincare lo.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Tahan Hubungan Toxic: "Aku Sayang Dia" atau "Aku Nggak Ngerti Diri Sendiri"

23 September 2023   08:33 Diperbarui: 23 September 2023   08:35 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenapa Orang Susah Banget Keluar dari Hubungan Toxic (dan Sebenernya Nggak Pantas Dalamnya)

Hidup ini terlalu indah untuk dihabiskan dalam hubungan toxic, tapi kok banyak orang yang kayaknya masih bertahan di dalamnya ya? Bukannya udah jelas-jelas merusak kesehatan mental dan kebahagiaan, tapi tetep aja susah buat keluar. Nah, dalam artikel yang satu ini, kita bakal bahas kenapa orang-orang ini susah banget melepaskan diri dari hubungan toxic, dan sebenernya, nggak pantas banget mereka bertahan di dalamnya. Oh, dan jangan lupa, sambil kita bahas ini, kita mungkin akan melempar sedikit sindiran dan sarkasme ke arah orang-orang yang doyan "masochist" dalam cinta.

1. "Tapi, Aku Sayang Dia!"

Alasan nomor satu yang paling klasik dan sering dijadiin alasan buat tetep bertahan dalam hubungan toxic: "Tapi, aku sayang dia!" Ya, sayang boleh, tapi ini bukan alasan untuk terus menerima perlakuan yang nggak pantas. Kalau kamu sayang seseorang, bukan berarti kamu wajib bertahan di dalam hubungan yang bikin kamu menderita. Ingat, self-love itu juga penting!

2. Takut Sendirian

Ini nih, alasan kedua yang sering jadi momok dalam hidup orang-orang yang nggak bisa keluar dari hubungan toxic. Mereka takut sendirian. Tapi, hei, lebih baik sendirian daripada ditemenin sama seseorang yang bikin hidupmu jadi neraka, kan? Daripada dihantui rasa ketidakamanan dan ketidaknyamanan, mendingan sendirian tapi damai.

3. "Mungkin Dia Berubah"

Sejauh yang kita tahu, orang jarang banget berubah begitu aja dalam semalam. Tapi kenapa ya, banyak orang yang masih bertahan dengan harapan bahwa pasangan mereka yang toxic tiba-tiba bakal berubah menjadi pribadi yang lebih baik? Padahal, nyatanya, mereka udah sering banget dikecewain. Well, good luck dengan eksperimen "mungkin dia berubah" ini!

4. "Tapi Dia Kan Pintar/Tampan/Cantik!"

Jadi, karena pasangan kamu punya IQ tinggi atau tampang yang cetar membahana, kamu merasa pantas aja bertahan di dalam hubungan toxic? Well, newsflash: kecerdasan dan penampilan fisik bukan ukuran satu-satunya dalam sebuah hubungan yang sehat. Kalau hati kamu sengsara, semuanya nggak ada artinya.

5. "Udah Terlalu Lama Sih..."

Jangan jadi korban investasi sunk cost, teman-teman. Cuma karena kamu udah habisin waktu dan energi dalam hubungan yang toxic, nggak berarti kamu harus terus menerus meratapi nasibmu yang malang. Kalau kamu ngerasa nggak bahagia, lebih baik keluar sekarang daripada nyesel terus-terusan.

6. "Aku Takut Gagal"

Kadang, orang takut buat ngakuin bahwa mereka gagal dalam sebuah hubungan. Mereka takut kalo keluar dari hubungan toxic adalah bukti kegagalan mereka dalam cinta. Padahal, sebenernya, keluar dari hubungan yang nggak sehat adalah langkah yang sangat bijak dan penuh keberanian.

7. Manipulasi dan Emotional Blackmail

Di dalam hubungan toxic, manipulasi dan emotional blackmail bisa jadi senjata ampuh yang digunakan oleh pasangan toxic untuk menjaga kamu tetap di sisinya. Mereka bisa memanipulasi perasaan kamu, membuat kamu merasa bersalah, atau menyalahkan kamu atas semua masalah yang terjadi dalam hubungan. Ini adalah taktik yang nggak fair dan sangat nggak sehat.

8. Ketergantungan Finansial

Situasi keuangan juga bisa jadi alasan orang bertahan dalam hubungan toxic. Mungkin mereka tergantung pada pasangan mereka secara finansial dan takut kehilangan mata pencaharian atau tempat tinggal jika mereka putus. Namun, ini bukan alasan yang baik untuk tetap tinggal dalam hubungan yang merusak.

9. "Aku Nggak Bisa Menemukan yang Lain"

Kadang, rasa percaya diri yang rendah bisa membuat seseorang merasa bahwa mereka nggak akan bisa menemukan pasangan yang lebih baik. Mereka merasa bahwa mereka nggak layak mendapatkan hubungan yang sehat dan bahagia. Ini adalah pemikiran yang sangat merugikan diri sendiri.

10. Pengaruh Sosial dan Tekanan Keluarga

Tekanan dari teman-teman atau keluarga juga bisa membuat seseorang bertahan dalam hubungan toxic. Mereka mungkin merasa malu atau takut dijauhi jika mereka memutuskan untuk keluar dari hubungan tersebut. Tapi ingat, kebahagiaan kamu lebih penting daripada apa yang orang lain pikirkan.

Kesimpulan

Keluar dari hubungan toxic memang nggak selalu gampang. Tapi yang perlu diingat adalah bahwa kamu pantas mendapatkan hubungan yang sehat, bahagia, dan mendukung. Kamu nggak perlu bertahan dalam hubungan yang merusak kesehatan mental dan emosi kamu. Jadi, kalau kamu masih bertahan dalam hubungan toxic, mungkin saatnya buat berpikir lagi dan pertimbangkan untuk mengambil langkah yang lebih baik demi kebahagiaan dan kesehatanmu sendiri. Ingatlah, hidup itu terlalu singkat untuk dihabiskan dalam hubungan yang toxic!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun