Mohon tunggu...
Dini Mufidati
Dini Mufidati Mohon Tunggu... Jurnalis - Khoirunnas Anfa'uhum Linnas

Mahasiswi Program Studi Tadris Matematika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bagaimana Relavansi Karakteristik Kepesantrenan?

28 Mei 2020   15:02 Diperbarui: 28 Mei 2020   15:42 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Kegiatan di Pesantren"

Assalamualaikum Wr. Wb.

Terimakasih kepada pembaca setia telah mengunjungi blog penulis. Kali ini penulis akan memaparkan sedikit terkait Relevansi Karakteristik Kepesantrenan.

Pola umum pendidikan pesantren

Pesantren itu sendiri merupakan lembaga pendidikan Islam yang dilaksanakan dengan sistem asrama atau mondok. Suatu lembaga pendidikan Islam yang bertujuan untuk mendalami ilmu agama Islam dan mengamalkannya sebagai pedoman hidup dengan menekankan pentingnya moral hidup bermasyarakat. Dengan Kyai sebagai tokoh sentralnya dan masjid sebagai pusat lembaganya, kemudian dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pesantren itu sendiri juga terdapat pola-pola umum di dalamnya.

Kata pesantren itu sendiri berasal dari kata santri yang berawalan pe- dan berakhiran -an yang berarti tempat tinggal para santri. Kemudian tujuan didirikannya pesantren yaitu untuk memberikan pendidikan dan pengajaran. Pelajaran yang diberikan di pesantren mengenai ilmu agama dalam segala macam bidangnya yaitu seperti fiqih, Ushul fiqih, tasawuf, akhlak tasawuf, tauhid, tafsir ,hadits, bahasa Arab dan sebagainya. Dengan diajarkannya ilmu-ilmu agama tersebut diharapkan bahwa para santri yang sudah keluar dari pondok pesantren atau menjadi alumni dari pondok pesantren dapat memahami aneka pelajaran agama dengan kemampuan merujuk kepada kitab-kitab Islam klasik atau kitab kuning.

Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang dikelola seutuhnya oleh Kyai dan dibantu oleh para santri ini, keberadaan pesantren pada dasarnya berbeda di berbagai tempat dalam hal bentuk maupun kegiatannya. Meskipun demikian secara umum dapat dilihat adanya pola yang sama yang ada pada setiap pondok pesantren itu sendiri yaitu adanya pondok sebagai asrama santri, kemudian adanya masjid sebagai sentral peribadatan dan ilmu pendidikan Islam. Kemudian adanya santri sebagai peserta didik dan adanya Kyai sebagai pemimpin dan pengajar di pesantren dan juga pengajaran ini menggunakan kitab-kitab Islam klasik atau kitab kuning.

Kultur pesantren

Kultur pesantren sendiri merupakan budaya pesantren yang dapat mempengaruhi pola pikir, mental, karakter, kebiasaan serta akhlak para santri yang menggunakan asrama yang diawasi oleh para ustadz dan ustadzah. Diharapkan bahwa kultur pendidikan pesantren ini bisa membentuk pribadi para santri dengan kepribadian yang unggul dan juga berakhlakul karimah. Ada beberapa unsur kultur pesantren yaitu:

  • Mengenai sistem pengajaran

Pengajarannya yaitu menggunakan sistem pengajaran sorokan, bandongan, hafalan dan musyawarah. Sekarang ini dengan sistem madrasah atau sekolah.

  • Pemberian ilmu pengetahuan

Ilmu pengetahuan umum namun juga masih mempertahankan ilmu agama dan bahasa arabnya.

  • Komponen pendidikan pondok pesantren

Salah satunya yaitu berupa keterampilan yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat sekitar yaitu seperti kesenian yang mengandung islami.

Metode pembelajaran di pesantren

Perlu diketahui secara umum metode pembelajaran pondok pesantren itu mencakup 2 aspek yaitu:

Metode yang bersifat tradisional atau salaf. Metode ini yaitu metode pembelajaran yang diselenggarakan menurut kebiasaan yang telah lama dilaksanakan pada pesantren atau dapat juga disebut sebagai metode pembelajaran asli atau original pondok pesantren.

  • Contohnya metode sorogan. Metode ini merupakan kegiatan pembelajaran para santri yang lebih menitikberatkan pada pengembangan kemampuan perseorangan di bawah pimpinan seorang ustadz atau Kyai.
  • Kedua, metode bandongan atau wetonan. Metode bandongan atau wetonan ini berbeda dengan metode sorogan. Dalam metode bendungan ini kyai menghadap sekelompok santri yang masing-masing memegang kitab yang sama. Kemudian kyai membacakan, menerjemahkan, menerangkan dan sesekali mengulas teks-teks kitab yang berbahasa Arab tanpa harakat atau gundul.
  • Ketiga, metode musyawarah atau basaul masa'il. Metode ini lebih mirip dengan metode diskusi atau seminar. Dimana para santri dalam jumlah tertentu duduk membentuk kholaqoh dan dipimpin langsung oleh Kyai atau santri senior untuk membahas atau mengkaji suatu persoalan yang telah ditentukan sebelumnya.
  • Keempat, metode pengkajian pasaran. Metode ini merupakan kegiatan belajar para santri melalui pengkajian materi atau kitab tertentu pada seorang Kyai senior yang dilakukan secara terus-menerus atau maraton selama tenggang waktu tertentu.
  • Kelima, metode hafalan atau muhafazah. Metode ini merupakan kegiatan belajar santri dengan cara menghafal suatu teks tertentu di bawah bimbingan dan pengawasan Kyai atau ustadz
  • Keenam, metode demonstrasi atau praktek ibadah. Metode ini merupakan cara pembelajaran dengan memperagakan suatu keterampilan dalam hal pelaksanaan ibadah tertentu yang dilakukan secara perorangan atau kelompok di bawah petunjuk dan bimbingan Kyai atau ustadz.
  • Ketujuh, metode rihlailmiah. metode ini merupakan kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan melalui kegiatan kunjungan atau perjalanan menuju ke suatu tempat tertentu dengan tujuan untuk mencari ilmu.
  • Kedelapan, metode muhawarah atau muhaddasah. Metode ini merupakan latihan bercakap-cakap dengan bahasa Arab atau bahasa Inggris.
  • Kesembilan, metode riyadoh. Metode ini merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada olah batin yang bertujuan untuk menyucikan hati berdasarkan petunjuk dan bimbingan Kyai. Metode ini biasanya diterapkan di pesantren yang sebagian kyainya memiliki kecenderungan dan perhatian yang cukup tinggi pada acara ajaran tasawuf atau thoriqon.

Metode pembelajaran yang bersifat modern atau tajdid. Dimana metode ini pembelajaran hasil pembaruan kalangan pondok pesantren dengan memajukan metode yang berkembang pada masyarakat modern. Walaupun tidak diikuti dengan menerapkan menerapkan sistem modern seperti sistem sekolah atau madrasah.

Karakteristik pesantren secara umum

  • Pertama yaitu pondok
  • Kedua masjid, masjid sebagai tempat ibadah para penghuni pesantren dan juga sebagai pusat belajar para santri. Selain itu masjid merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dengan pesantren dan dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri terutama dalam praktek ibadah lima waktu, khotbah, salat Jumat dan mengajarkan kitab Islam klasik.
  • Ketiga yaitu pengajaran kitab-kitab Islam klasik. Hal ini diberikan sebagai upaya untuk meneruskan tujuan utama pesantren yaitu mendidik calon ulama yang setia terhadap paham Islam tradisional. Karena itu kitab-kitab Islam klasik merupakan bagian integral dari nilai dan paham pesantren yang tidak dapat dipisahkan. Contohnya yaitu kitab jalalain dan lain-lain. Biasanya kitab-kitab Islam klasik itu disebut kitab kuning.

Cukup sekian yang dapat dipaparkan penulis. Semoga bermanfaat.

Wassalamu'alaikum Wr Wb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun