Dari penjelasan diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ilmu Nahwu adalah ilmu yang mempelajari tentang jabatan kata dan susunan kalimat bahasa Arab yang baik dan benar, sedangkan ilmu Penerjemahan itu adalah ilmu yang membahas tentang mengalihkan suatu bahasa ke bahasa lain. Subjek pembahasaan ilmu Nahwu adalah huruf (harf), kata (kalimah), dan kalimat (jumlah). Sumber ilmu Nahwu itu sendiri adalah Al-Qur'an, Hadits Nabi SAW, dan perkataan orang Arab yang bahasanya masih asli belum tercampur oleh bahasa-bahasa lainnya. Tujuan mempelajari ilmu Nahwu adalah untuk menjelaskan perubahan bunyi akhir pada setiap kata dan kedudukan kata (mawaqi al-i'rab) dan agar terhindar dari kesalahan dalam mengucapkan bahasa Arab. Ilmu Penerjemahan tidak dapat dikuasai tanpa mempelajari ilmu Nahwu, sebab ilmu Nahwu adalah Ayah dari bahasa Arab. Dan biasanya, guru-guru mengajarkan ilmu Nahwu dengan metode memberikan contoh yang banyak, agar muridnya mudah untuk memahami. Menjadi seorang penerjemah itu mempunyai beberapa syarat, yaitu harus mengusai bahasa sumber dan bahasa sasaran, harus teliti dalam memahami bahan dan sumber yang akan dibaca dan diterjemahkan, mempunyai pengalaman pribadi dalam menerjemahkan, memiliki keahlian dalam menerjemahkan dengan teliti dan cepat, dan memiliki sifat rendah hati.
Â
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, Ah. Akrom. (1995). Ilmu Nahwu Sharaf (Tata Bahasa Arab) Praktis dan Aplikatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Hakim Rahman, Arif. (2013). Mempermudah Pembelajaran Ilmu Nahwu Pada Abad 20. Banjarmasin: Jurnal Al-Maqoyis, 1(1), 3-4.
Holilullah, et al. (2019). Ringkasan Nahwu Sharaf: Karakteristik Kitab Alfiyyah Ibnu Malik, Al-'Imrity, dan Nazham Al-Maqshud. Bantul: Trussmedia Grafika
