kesehatan mental merupakan suatu kondisi kesehatan yang merujuk pada keadaan mental dan kejiwaan seseorang. Kesehatan seringkali di lihat hanya kesehatan fisik saja, namun pada kenyataan nya kesehatan bukan hanya jasmani tetapi juga rohani. Sehingga di sebagian besar negara maju kesehatan jiwa ini belum di prioritaskan dibandingkan dengan kesahatan fisik di era sekarang. WHO mengatakan di zaman milenial ini anak muda sangat rentan terkena gangguan mental.
Data yang menunjukan pada Center for Reproductive Health, University of Queensland, & Johns Bloomberg Hopkins
School of Public Health (2022), angka kejadian gangguan mental pada remaja berumur 10–17
tahun di Indonesia, menunjukkan bahwa kecemasan merupakan masalah gangguan mental
yang paling lazim (26.7%) di kalangan remaja Indonesia. Â Di sisi lain, remaja perempuan
(6.7%) memiliki prevalensi depresi yang lebih tinggi dibanding pada remaja laki-laki (4.0%).
Sementara hasil survei Populix (2022) menunjukkan bahwa sebanyak 52% kalangan
masyarakat berusia 18-24 tahun di Indonesia merasa bahwa dirinya punya masalah kesehatan
mental. Survei itu juga mengungkapkan sejumlah gejala kesehatan mental yang dialami
responden, di antaranya perubahan suasana hati (26%), perubahan kualitas tidur dan nafsu
makan (19%), ketakutan berlebihan atau cemas (18%), kelelahan parah (10%), hingga merasa
bingung, pelupa, pemarah (8%).
Hal-hal yang menjadi isu kesehatan mental pada remaja saat ini dapat berupa isolasi sosial,
stigma, diskriminasi, kesulitan pendidikan, perilaku berisiko, dan penyakit fisik semuanya terkait
dengan remaja dengan gangguan psikologis. Selama masa remaja, banyak masalah kesehatan
mental yang terlihat. Masalah kesehatan mental dapat mengganggu perkembangan sosial, kognitif dan emosional remaja. Dalam skenario terburuk, hal ini dapat menyebabkan kematian. Bahkan bunuh diri merupakan masalah kesehatan masyarakat di banyak negara. Masalah kesehatan mental pada remaja dipengaruhi beberapa hal, seperti konflik keluarga, masalah percintaan, pelecehan seksual, hilangnya sahabat atau keluarga yang mendukung, broken home, perundungan dan penganiayaan anak oleh orang tua. Masalah kesehatan mental pada generasi muda sulit didektesi, di obati dan ditindaklanjuti. Oleh karena itu, edukasi mengenai menjaga kesehatan mental sangat diperlukan di lingkup keluarga maupun di sekolah. WHO menyatakan bahwa kontribusi kesehatan mental tidak terbatas pada sektor kesehatan, tetapi juga mencakup pendidikan, pekerjaan, keadilan, transportasi, lingkungan, dll (O'Reilly, 2018). Edukasi kesehatan mental di perguruan tinggi dan sekolah memerlukan pendekatan sistemik atau organisasi, dan dengan demikian keterlibatan multi-sektoral.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental yaitu dengan promosi kesehatan mental dengan cara menyediakan, menyebarkan, serta memberikan informasi-informasi mengenai kesehatan secara luas dan terarah sebagai upaya agar individu-individu dapat berperilaku secara sehat. Yang bertujuan untuk menyediakan, menyebarkan, serta memberikan informasi-informasi mengenai kesehatan secara luas dan terarah sebagai upaya agar individu-individu dapat berperilaku secara sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H