Mohon tunggu...
Dini Khaerina Azahra
Dini Khaerina Azahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ekonomi Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Halo semuanya, perkenalkan saya Dini Khaerina Azahra. Biasa di panggil Kerin. Saya lahir pada tanggal 09 September 2005, saya berdomisili di Bogor dan tinggal bersama kedua orang tua juga kedua adik saya. Saat ini saya sedang menempuh pendidikan sebagai seorang mahasiswa di Prodi Ekonomi Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Menurut tes MBTI, saya adalah seorang ENFJ. Saya selalu antusias ketika bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang. Saya merasa bahagia ketika berinteraksi dengan mereka, terutama dengan anak-anak kecil yang bisa saya ajak bermain atau mengobrol. Hobi saya ialah membaca buku, menonton konten di Youtube, film atau series, serta mendengarkan musik. Selain menjadi cara saya untuk bersantai kegiatan-kegiatan tersebut juga dapat membantu saya mengelola pikiran ketika sedang dalam keadaan stress. Selain kesibukan saya sebagai seorang mahasiswa, saya juga aktif berperan sebagai guru mengaji di TPA dekat rumah saya dan mengikuti organisasi di rumah. Saya sangat menikmati kegiatan tersebut, bagi saya bertemu dengan adik-adik TPA dapat membantu saya mengisi energi kembali setelah lelah pulang kuliah. Saya memiliki minat cukup tinggi terhadap dunia Copywriting, saya sangat ingin belajar lebih dalam tentang dunia copywriting. Bagi saya menulis adalah seni mengungkapkan, mengeluarkan sesuatu yang ada di dalam pikiran kita ke dalam tulisan dan seni meromantisasi sesuatu yang ada di benak kita. Terakhir saya sangat menyukai ketika bertemu dan berkenalan dengan orang baru. Saya yakin bahwa setiap pertemuan yang terjadi memiliki kisahnya sendiri dan alasan tersendiri, berinteraksi dengan mereka membuat saya memahami dunia dari sudut pandang yang berbeda karena setiap orang memiliki keuinikannya sendiri. Terima kasih sudah mengenal saya lebih dekat, mari sama-sama berkreasi dan membuat dunia ini lebih indah dengan imajinasi kita!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Pernikahan Dini: Tinjauan terhadap Kesehatan dan Implikasi Sosial

25 Desember 2023   22:50 Diperbarui: 25 Desember 2023   23:10 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernikahan dini, yang seringkali dianggap sebagai tradisi budaya atau norma sosial di beberapa wilayah, ternyata membawa dampak yang cukup serius terhadap kesehatan, khususnya bagi para perempuan dan anak-anak. Pernikahan dini membawa risiko cukup besar terhadap kehamilan muda, terutama terhadap ibu dari bayi tersebut. Anak dibawah usia 18 tahun memiliki risiko yang sangat tinggi dan rentan terhadap kehamilan, karena kondisi fisik dan psikologis yang mereka miliki masih belum matang alias dalam tahap perkembangan.

Selain berdampak terhadap kesehatan, pernikahan dini juga berdampak terhadap implikasi sosial yang muncul di dalam masyarakat.   Tekanan sosial dan stigma dapat menghantui pasangan yang menikah pada usia dini, menciptakan isolasi dan penilaian negatif. Implikasi sosial ini juga mempengaruhi jejaring sosial dan hubungan sebaya, menciptakan tantangan tambahan dalam membangun hubungan yang sehat.

Risiko terhadap Kesehatan dalam Kehamilan Dini

Pernikahan pada usia yang sangat muda dapat mengakibatkan risiko kesehatan yang tinggi, terutama pada perempuan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), perempuan yang menikah di bawah usia 18 tahun berisiko dua kali lipat mengalami kematian akibat komplikasi kehamilan dan persalinan dibandingkan dengan perempuan yang menikah setelah usia tersebut. Kondisi ini dapat dipahami karena tubuh perempuan yang masih dalam masa pertumbuhan belum sepenuhnya siap untuk menghadapi proses kehamilan dan persalinan yang berisiko tinggi.

Dalam keadaan memiliki tulang panggul yang kecil membuat prosesi persalinan bisa tertunda atau macet karena kepala bayi yang tidak dapat sesuai dengan bentuk panggul sang ibu. Fisik yang lemah karena di usia yang bukan sewajarnya untuk melahirkan membuat kondisi tubuh ikut melemah akibat pendarahan hebat saat proses persalinan dapat membuat ibu muda kehilangan tenaga juga darahnya yang membuat sang ibu menderita anemia dan mengakibatkan kematian.

iStock.com
iStock.com

Angka kematian anak yang tinggi pada wanita yang melahirkan di umur yang sangat muda kemungkinan berhubungan dengan faktor biologis yang mengakibatkan terjadinya komplikasi selama kehamilan dan saat persalinan (Zelharsandy, 2022).

Selain itu, pernikahan dini juga dapat membawa dampak buruk pada kesehatan mental perempuan muda. Mereka sering kali mengalami tekanan emosional dan psikologis yang tinggi akibat tuntutan peran sebagai istri dan ibu dalam usia yang masih sangat muda. Kondisi ini dapat menyebabkan stres, depresi, dan bahkan meningkatkan risiko bunuh diri.

Berisiko terkena Penyakit Kanker Rahim

iStock.com
iStock.com
Pernikahan dini juga dapat membawa dampak serius terhadap kesehatan reproduksi salah satunya dapat menimbulkan risiko terkena kanker serviks. Disebabkan kondisi tubuh sang ibu yang tidak siap dan masih dalam masa perkembangan. Makin muda usia ibu melakukan hubungan seksual maka makin tinggi pula risiko terkena penyakit kanker leher rahim atau serviks, karena di bagian leher rahim masih sangat rentan dan makin besar pula risiko daerah reproduksinya terkena virus. Undang-undang kesehatan No. 36 tahun 2009 memberikan batasan 20 tahun. Karena hubungan seksual yang dilakukan pada usia dibawah 20 tahun berisiko terjadi kanker serviks, serta penyakit menular seksual  (Hanum, n.d.).

Implikasi Sosial dan Ekonomi 

Pernikahan dini tidak hanya memengaruhi individu secara langsung, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang pada tingkat sosial dan ekonomi masyarakat.  Dari hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata pendidikan orang tua maupun pasangan remaja yang melakukan pernikahan dini itu sendiri masih tergolong rendah. Tidak ada remaja yang melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi bahkan tidak menyelesaikan pendidikan dasar 12 tahun (Yanti et al., 2018). Hal ini membuat mereka sulit melakukan pengembangan diri serta mengurangi peluang untuk mereka mendapat pekerjaan yang baik di masa depan.
Dalam jangka panjang, dampak pernikahan dini juga dapat menciptakan lingkaran setan dimana generasi berikutnya berisiko tinggi untuk mengalami pernikahan dini. Hal ini menciptakan siklus yang berkelanjutan dan sulit untuk diubah.

Upaya dan Pencegahan

iStock.com
iStock.com
Untuk mengatasi masalah kesehatan yang terkait dengan pernikahan dini, langkah-langkah pencegahan dan intervensi diperlukan. Pertama, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak negatif pernikahan dini, bisa dilakukan dengan mengadakan mentoring atau kelompok diskusi remaja.
Selain itu, penguatan kebijakan dan implementasi undang-undang yang melarang pernikahan pada usia dini perlu menjadi fokus. Pemberdayaan perempuan melalui pendidikan dan pelatihan keterampilan juga dapat membantu mengubah norma sosial yang mendukung pernikahan dini.

Kesimpulan

Selain adanya risiko fisik, pernikahan dini juga memberikan dampak pada kesehatan mental perempuan muda, meningkatkan risiko stres, depresi, dan bahkan bunuh diri. Implikasi sosial seperti tekanan sosial dan stigma menciptakan lingkungan yang sulit untuk membangun hubungan sehat.
Risiko terkena penyakit kanker rahim dan dampak jangka panjang pada tingkat sosial dan ekonomi masyarakat menyoroti perlunya langkah-langkah pencegahan. Peningkatan kesadaran masyarakat, penguatan kebijakan, dan pemberdayaan perempuan melalui pendidikan dan pelatihan keterampilan menjadi kunci untuk mengatasi permasalahan ini.
Dengan mengubah norma sosial yang mendukung pernikahan dini dan memberikan alternatif positif bagi remaja, masyarakat dapat memutus siklus pernikahan dini. Dengan demikian, langkah-langkah ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan, pengembangan, dan kesejahteraan bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan.


Referensi: 

Hanum, Y. (n.d.). Tukiman. 2015. In Dampak Pernikahan Dini terhadap Kesehatan Alat ....

Ningsih, D. P., & Rahmadi, D. S. (2020). Dampak Pernikahan Dini Di Desa Keruak Kecamatan Keruak Kabupaten Lombok Timur. Jurnal Ilmiah Mandala Education, 6(2), 404--414. https://doi.org/10.58258/jime.v6i2.1452

Yanti, Hamidah, & Wiwita. (2018). Analisis Faktor Penyebab Dan Dampak Pernikahan Dini Di Kecamatan Kandis Kabupaten Siak. Jurnal Ibu Dan Anak, 6(2), 96--103.

Zelharsandy, V. T. (2022). Analisis Dampak Pernikahan Dini Terhadap Kesehatan Reproduksi Di Kabupaten Empat Lawang. Jurnal Kesehatan Abdurahman. https://ejournal.stikesabdurahman.ac.id/index.php/jkab/article/view/136

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun