Mohon tunggu...
Arroyyan Dwi Andini
Arroyyan Dwi Andini Mohon Tunggu... Penulis - Akun baru, yg lama gak bisa dibuka. Penulis buku Muslimah Cantik Cerdas di Dapur, owner Diarfi, bukan siapa-siapa

Ibu Rumah Tangga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lembayung pun Runtuh

20 Februari 2023   13:24 Diperbarui: 20 Februari 2023   13:28 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto soendoel.blogspot.com

Terburu-buru melepas jas hujan, mataku memandangmu yang berdiri di pintu. Gerakanku tiba-tiba terhenti, meletakkan begitu saja jas itu di atas jok motor. Aku tidak tau harus bagaimana. Harus tersenyumkah? Cemberut? Menghujanimu dengan pertanyaan, atau diam saja?

Akhirnya, aku memutuskan untuk menunduk saat melewatimu di pintu itu. Tanpa sepatah kata dan tanpa pandangan memohon. Aku tidak berani berharap, walau hati ini bergejolak meminta penjelasan. Tidak, aku tidak akan bersimpuh di kakimu, aku punya harga diri.

Lina, dimana kau sembunyikan berkas-berkas kerjaku?!"

Langkah kakiku berhenti. Aku memandangmu dengan heran. Tapi aku berusaha tenang. Pantang bagiku untuk terlihat lemah.

"Aku tidak menyembunyikannya, jika dirimu lupa meletakkannya, aku akan bantu untuk mencarikan. Mungkin masih ada di meja kerjamu".

"Aku sudah mendaftarkan gugatan perceraian. Datanglah jika dipanggil pengadilan" Terasa ringan kata-kata itu keluar dari mulutmu. Sambil mengikuti langkahku menuju kamar. Begitu teganya dirimu.

Terdiam, dan tak bisa menyanggah. Aku membuka laci meja yang berada disudut kamar. Karena memang rumah ini tidak ada ruang khusus untuk kerja.

"Berkas yang mana, Bang?"

"Berkas yang didalam tas hitam".

Ternyata tas itu tidak ada dilaci. Tidak pula ada di lemari berkas. Aku hafal tas itu, tapi dimana dia meletakkannya? Aku merasa tatapan matamu memperhatikan aku yang sibuk mencari. Dan dirimu hanya diam. Akhirnya aku membuka lemari gantung, tempat menggantungkan baju kerjamu. Dan terlihat tas itu menyandar di dinding lemari. Aku menarik nafas panjang. Menyerahkan tas itu tanpa ekspresi.

"Terimakasih. Jangan lupa hadirlah jika pengadilan memanggil".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun