Raden DunyoÂ
Raden Dunyo (dunia) juga merupakan sebutan bagi mempelai pria yang maknanya adalah laki-laki (suami) itu sebagai pemimpin dalam keluarga yang menjaga dan menafkahi keluarganya selama hidupnya. Hal ini dipercaya bahwa setiap rumah tangga haruslah mempunyai bekal untuk hidup terutama suami harus mencari nafkah guna berlangsungnya kehidupan manusia.
Panji Asmoro Bangun
Panji Asmoro (asmara) Bangun juga sebutan mempelai pria yang maknanya adalah seorang laki-laki tentu menjadi kesenangan (rasa cinta dan sayang) bagi setiap perempuan. Hal ini dipercaya bahwa kesenangan tersebut menggugah (membangunkan) hati perempuan untuk bisa menerima lamaran sang pujaan hati (lelaki) dan menjadikannya teman hidup.
Dewi Sekilo
Dewi Sekilo adalah sebutan mempelai wanita yang maknanya adalah jika wanita tidak bisa memasak, apapun banyak (disimbolkan satu kilo) keinginan suaminya pastilah akan berat. Hal ini dipercaya bahwa istri harus pintar menjaga keinginan suaminya terutama dalam hal memasak agar suaminya betah dirumah.
Dewi Rejeki
Dewi Rejeki juga merupakan sebutan mempelai wanita yang maknanya adalah seorang wanita (istri) merupakan rejeki jodoh suami yang mana istri mengatur segala urusan rumah tangga dan juga menjadi faktor pendukung kesuksesan suami. Hal ini dipercaya bahwa istri yang patuh pada suami, mampu menjaga diri dari pengaruh buruk lingkungan, dan pintar mengatur urusan rumah tangga merupakan rejeki yang diberikan sang pencipta kepada sang lelaki (suami).
Sekartaji
Sekartaji pula merupakan sebutan mempelai wanita yang maknanya sekar itu bunga dan taji itu sari dari bunga tersebut. Makna ini dipercaya bahwa setiap wanita (diibaratkan bunga) apabila sudah memasuki usia matang berarti siap untuk menikah dan berumah tangga, serta harus patuh kepada suami agar keharmonisan keluarga terjaga seperti pengantin baru.
 Galuh Ati Candra Kirana
Galuh Ati Candra Kirana juga sebutan nama untuk mempelai wanita yang mana galuh itu bermakna memikat. Sedangkan ati maknanya hati, candra kirana maknanya tempat terjauh yang sekiranya tidak bisa dijangkau. Makna tersebut dipercaya bahwa setiap wanita memikat hati para lelaki dan ingin menikahinya. Kalau lelaki itu sudah cinta (sudah terpikat hatinya) sampai kemanapun wanita itu berada pasti dikejarnya sampai ia mendapatkannya (menikahinya).
Makna-makna diatas merupakan simbol dari suatu kepercayaan masyarakat yang mana sudah menjadi filosofi suggesti tersendiri dengan tetap berpegang teguh kepada Allah S.W.T atau Tuhan semesta alam yang telah menjodohkan sepasang manusia untuk menjadi suami istri (menikah) sesuai sunnah nabi Muhammad S.A.W guna mengembangbiakkan keturunan (khalifah) dan mendapatkan sumber daya manusia yang cerdas, jujur, adil, dan amanah baik di dunia maupun diakhirat. Serta memberi pesan moral kepada suami istri yang dipercaya supaya menjadi rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warohmah.
Perang Bangkat merupakan tradisi pernikahan suku Osing yang mana tradisi ini dilakukan apabila anak sulung berjodoh dengan anak bungsu, anak bungsu berjodoh dengan anak bungsu, dan anak sulung berjodoh dengan anak sulung.Â
Dinamakan perang bangkat karena adanya sebuah sanggahan keluarga yang menginginkan anaknya mendapatkan pria sejati yang mampu mencintai, menyayangi, dan mencukupi kebutuhan dunia akhirat.
Perang Bangkat berarti "Perang Argumentasi" yang di pimpin oleh seorang dalang. Dalam hal ini, pengantin pria disebut raja dan pengantin wanita disebut ratu. Sedangkan dalang diibaratkan sebagai panglima perang dari seorang raja dan ratu.Â