Mohon tunggu...
Dini Dwi Mulyani
Dini Dwi Mulyani Mohon Tunggu... Guru - Universitas Muhammadiyah Cirebon

Nama saya Dini Dwi Mulyani, akrab dipanggil Dini. Saya merupakan anak kedua dari 3 bersaudara berasal dari pasangan bapak Adang Mulyana dan ibu Yeti. Saya lahir di Ciamis pada 16 Agustus 1996. Sekarang saya sedang menempuh ilmu di Universitas Muhammadiyah Cirebon dengan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Ketika Hujan Menjadi Bencana

14 Januari 2015   21:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:08 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bila kita perhatikan selama beberapa waktu terakhir, sejumlah wilayah di Indonesia mengalami bencana banjir. Intensitas curah hujan yang sangat tinggi diperkirakan menjadi penyebab utama terjadinya banjir. Potensi banjir dan longsor diperkirkan akan meningkat di berbagai wilayah yang ada di Indonesia dimulai pada bulan November hingga Februari 2015.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Andi Eka Sakya mengatakan potensi banjir dan longsor masih akan terjadi di berbagai wilayah Indonesia lainnya, seiring terjadinya musim penghujan yang diprediksi hingga Februari tahun 2015. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), telah memperingatkan agar masyarakat Indonesia bersiap untuk mengantisipasi adanya bencana banjir dan longsor. Saat ini ada sekitar 61 juta jiwa peduduk yang tinggal di 315 kota atau kabupaten yang berada di daerah bahaya sedang dan tinggi dari banjir.

Di Bandung Jawa Barat lebih tepatnya di Bandung Selatan adalah daerah yang biasa terjadi banjir karena Bandung Selatan berada sejajar dengan sungai Citarum. Banjir tersebut telah merendam 36 ribu rumah di 9 Kecamatan di Kabupaten Bandung. Banjir ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, sedimentasi yang terjadi di sungai Citarum, sampah yang menumpuk di badan jalan serta di sekitar sungai, sehingga ketika hujan turun dalam intensitas yang cukup tinggi sungai Citarum, sungai Cisangkuy merupakan anak sungai Citarum. Jika sungai Citarum meluap maka anak sungai Citarum pun akan meluap begitupun sebaliknya, jika anak sungai meluap maka sungai citarum pun akan meluap pula. Air yang meluap tersebut dapat merendam pemukiman warga sekitar. Sebanyak 12 ribu korban menjadi pengungsi. Lokasi terparah terletak di Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang. Selain menenggelamkan sejumlah perumahan, sejumlah pabrik di kawasan Baleendah masih tergenang banjir. Akses transportasi dari kabupaten ke kota masih tetap tertutup di Baleendah dan jalan raya Dayeuhkolot. BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Bandung telah menetapkan status tanggap darurat bencana hingga tanggal 29 Desember 2014.

Banjir tidak hanya terjadi di Bandung saja. Di Jakarta, banjir sudah menjadi persoalan klasik yang melanda Ibu Kota setiap tahunnya. Buruknya drainase atau saluran-saluran penghubung menyebabkan air semakin lama tergenang, agar banjir dapat terhindari maka salah satu caranya dengan membuat polder sebagai wadah penampungan air karena sungai atau drainasenya semakin rendah dibanding dengan permukaan air laut. Tentunya ini menjadi pekerjaan utama Pemprov DKI Jakarta untuk menyelesaikan banjir. Tidak hanya drainase yang menjadi pekerjaan utama Pemprov DKI banjir kiriman dari Bogor pun menjadi pekerjaan utama mereka. Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab dipanggil Ahok mengatakan, pihaknya juga sudah berupaya dalam penanganan banjir tersebut diantaranya normalisasi sungai, waduk, saluran air, meninggikan beberapa daerah dengan pemasangan Sheetpile atau turap untuk mencegah banjir, serta penertiban bangunan liar yang terdapat di sepanjang bantaran sungai dan waduk. “ Melalui langkah-langkah penanganan tersebut, kami yakin bencana banjir dapat ditangani dengan baik dan cepat. Pompa-pompa air sudah diperbaiki dan dipasang untuk mengantisipasi naiknya debit air yang bisa menyebabkan banjir. Pompa-pompa itu juga sudah dipastikan dapat beroperasi secara optimal,” tutur Ahok. Meskipun demikian, mantan Bupati Belitung Timur itu mengakui masih ada sejumlah wilayah di Kota Jakarta seperti Jakarta Selatan dan Jakarta Utara yang banjirnya sulit diantisipasi sehingga perlu penanganan lebih.

Kepala Sub Bidang Gerakan Tanah dan Gempa Pusat Vulkanologi dan Mitasi Bencana Geologi (PVMBG), Wawan Iriawan menjelaskan bahwa hujan menjadi salah satu faktor utama penyebab terjadinya banjir bandang. Air yang banyak membuat sungai di lokasi tidak mampu menampung debit air. Hal itu diperparah dengan adanya material longsor berupa tanah serta ranting-ranting pohon yang dapat menyumbat aliran sungai dan akhirnya tidak kuat menahan volume air. Tidak sedikit dari anggota masyarakat yang mengeluhkan hal ini. Aktivitas mereka terganggu, harta benda serta nyawa mereka yang hampir terancam. Adapun beberapa orang yang semakin menyalahkan pemerintah karena tidak mampu menanggulangi masalah banjir. Namun apakah dengan menyalahkan pemerintah akan membawa solusi?

Berdasarkan fakta tersebut perlu digaris bawahi bahwa pola hidup atau aktivitas manusialah yang sebenarnya sangat mempengaruhi kondisi banjir yang di alami oleh sejumlah masyarakat di Indonesia saat ini. Tanpa di sadari, banyak hal-hal kecil yang telah kita lakukan justru berdampak besar sehingga akhirnya merusak lingkungan sekitar. Perilaku seperti membuang sampah ke sungai barang tentu pada akhirnya akan mengurangi kualitas sungai itu sendiri. Di sisi lain, banjir akan mempengaruhi kesehatan lingkungan dan masyarakat. Hal ini dikarenakan lingkungan yang tidak sehat akan berpotensi menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

Bencana banjir tidak dapat dihindari ketika musim hujan yang berkepanjangan melanda. Banyak dampak yang menyebabkan kerusakan dan dapat merugikan banyak orang bila terkena musibah banjir. Oleh karena itu, perlindungan jiwa pun diperlukan bagi yang tinggal di pemukiman rawan banjir. Ada beberapa dampak bencana banjir terhadap lingkungan seperti: banjir dapat merusak sarana pra sarana karena banjir dapat merusak bahkan menghancurkan rumah, gedung, mobil, hingga lahan pertanian sehingga menyebabkan kerugian yang tidak sedikit. Banjir juga dapat melumpuhkan jalur transportasi, bila bencana banjir datang banyak jalanan yang lumpuh dan tidak bisa dilewati oleh semua jenis kendaraan karena genangan air yang cukup tinggi sehingga membuat kendaraan tidak mampu melewati daerah tersebut dan menyebabkan jalanan tersebut lumpuh. Selain itu banjir juga dapat menyebabkan kerugian materil dan menyebabkan korban jiwa . Sebagian korban banjir menolak program relokasi karena alasan sosiokultural dan ekonomi. Mereka menganggap relokasi bukanlah solusi yang tepat karena biasanya tempat relokasi jauh dari lapangan usaha dan pekerjaan. Karena alasan itu pula, program relokasi pada tahun 1986 tidak berujung sukses. Saat itu, sebanyak 500 kepala keluarga korban banjir di Dayeuhkolot dan Baleendah direlokasi ke kampung Riung Gunung, Kelurahan Manggahang, Kecamatan Baleendah. Namun tidak lama mereka tinggal mereka kembali lagi ke tempat semula. Sebagian besar dari mereka bekerja di pabrik dan berjualan di lokasi yang jaraknya jauh dari daerah relokasi. Tidaklah mengherankan bila mereka lebih memilih rela dihantam banjir setiap tahun ketimbang selamat dari banjir tapi sulit mendapat penghasilan.

Selain dampak yang telah disebutkan tadi ada beberapa dampak yang ditimbulkan dari aktivitas manusia seperti Ilegal Loging (Penebangan hutan liar), pembuatan drainase yang buruk, bertumpuknya sampah pada saluran air sehingga terjadi penyumbatan pada saluran air, kurang sadarnya masyarakat untuk melakukan penanaman kembali pada daerah hutan yang baru ditebangi, tidak adanya lagi tanah resapan untuk digunakan air sebagai tempat baginya beristirahat dikala hujan turun minimnya lahan hijau sebagai tempat resapan air tanah. Akibatnya, ketika hujan tiba tanah menjadi tergerus oleh air dan kemudian menyebabkan banjir. Selain itu, ketika banjir melanda penyediaan air bersih seringkali terganggu dan sulit didapatkan karena air telah terkontainasi, masyarakat yang kesulitan mendapatkan air yang bersih membuat masyarakat sulit mencari sarana untuk mandi dan sanitasi. Padahal sanitasi yang buruk dapat mempermudah penularan penyakit. Bila hal ini terjadi maka kebutuhan untuk pola hidup yang bersih akan jauh dari sempurna. Keadaan lingkungan pun semakin memburuk terlebih lagi pada daerah pengungsian. Banyaknya jumlah manusia yang ada dalam satu ruangan akan memudahkan penyebaran penyakit melalui penularan kontak langsung maupun penularan melalui udara.

Ada beberapa penyakit yang dapat ditimbulkan di saat bencana banjir melanda seperti, saluran pencernaan ditandai dengan gejala demam, diare dan muntah. Infeksi mata dapat ditularkan melalui air. Infeksi kulit seperti gatal-gatal yang dapat menimbulkan ruam disekitar tubuh selain itu infeksi kulit yang penularannya dapat melalui air atau Hot Tub Rash yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas sp. Infeksi otak dapat ditularkan melalui air. Pada umumnya penyakit tersebut memiliki gejala berupa batuk, demam atau pilek. Pada keadaan daya tahan tubuh melemah akan berpotensi peradangan paru-paru atau Pneumonia. Adapun dalam lingkungan penampungan pengungsi, penyakit yang mudah menular yaitu diare, infeksi saluran napas, campak, cacar air atau infeksi mata. Oleh karena itu, perilaku manusia yang tidak baik terhadap lingkungan dapat menimbulkan dampak besar yaitu terjadinya banjir.

Untuk mencegah penularan penyakit pada saat banjir melanda ada beberapa hal yang cukup sederhana untuk mencegahnya yaitu, mencuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum dan sesudah melakukan kegiatan hal ini mampu melindungi manusia dari penularan kuman-kuman penyakit. Menggunakan air bersih yang dimasak yang dikemas untuk menyiram tangan setelah mencuci tangan dan sebelum memasak. Hindari makanan yang telah kontak dengan air banjir yang tercemar. Mencuci semua pakaian. Menggunakan obat nyamuk atau minyak kayu putih untuk mencegah gigitan nyamuk.

Ada berbagai dampak negatif banjir terhadap pemukiman manusia dan aktivitas ekonomi. Namun, banjir juga dapat membawa banyak keuntungan seperti, mengisi kembali air tanah, menyuburkan serta memberikan nutrisi kepada tanah. Air banjir menyediakan air yang cukup di kawasan kering dan semi-kering yang curah hujannya yang tidak menentu sepanjang tahun. Air banjir tawar memainkan peran penting dalam menyeimbangkan ekosistem di koridor sungai dan merupakan faktor utama dalam penyeimbangan keragaman makhluk hidup di dataran banjir. Banjir menambahkan nutrisi untuk danau dan sungai yang semakin memajukan industri perikanan.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengantisipasi terulangnya kembali bencana banjir seperti, meningkatkan pengelolaan drainase dengan menghentikan pembangunan gedung-gedung usaha dan gedung bertingkat apabila pemangunan terus dilaksanakan dan menggunakan lahan tanah resapan maka banjir pun akan semakin merajalela, memulai untuk melaksanakan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya. Tidak menggunakan bahan plastik sebagai kemasan minuman atau pembungkus karena semua plastik cenderung sulit terurai dan plastik merupakan jenis sampah yang sering mencemari sungai. Tidak menggunakan kemasan styrofoam karena styrofoam berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan. Styrofoam memiliki kandungan bahan yang sangat sulit terurai dan mampu mencemari perairan dan tanah. Melakukan penanaman pohon kembali yang telah ditebangi karena pohon berfungsi menghasilkan oksigen dan mampu menyangga air. Selain itu menggunakan kertas seoptimal mungkin agar pohon-pohon disekitar tidak habis ditebangi. Hal ini dapat dilakukan dengan pemakaian kertas secara bolak balik, pemakaian kertas bekas yang masih dapat digunakan untuk menulis atau mencetak tugas atau materi yang ingin dibaca. Tindakan yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah adalah memperbaiki infrastrutur daerah seperti memperbaiki jalan, membuat gorong-gorong dan tidak menghabiskan lahan untuk tanah resapan air selain itu pemerintah harus membuat peraturan yang tegas kepada masyarakat untuk dapat menjaga kebersihan lingkungan. Semua hal yang telah disebutkan tadi diharapkan warga di Indonesia mampu untuk melakukannya agar tidak terjadi kembali banjir yang dapat merusak , menghilangkan harta benda dan jiwa manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun