Erik H. Erikson, seorang psikolog Jerman, mengembangkan teori perkembangan psikososial yang menjelaskan delapan tahap perkembangan manusia dari bayi hingga lanjut usia. Setiap tahap ditandai oleh konflik atau krisis yang harus diselesaikan individu untuk mencapai perkembangan kepribadian yang sehat. Keberhasilan atau kegagalan dalam menyelesaikan setiap krisis akan mempengaruhi kemampuan individu dalam menghadapi tantangan pada tahap berikutnya. citeturn0search2
1. Trust vs. Mistrust (Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan) -- Usia 0-18 Bulan
Pada tahap ini, bayi bergantung sepenuhnya pada pengasuh untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, kenyamanan, dan kasih sayang. Jika kebutuhan tersebut terpenuhi secara konsisten, bayi akan mengembangkan rasa percaya (trust) terhadap dunia sekitarnya. Sebaliknya, jika kebutuhan tidak terpenuhi, bayi akan mengembangkan rasa ketidakpercayaan (mistrust), yang dapat mempengaruhi hubungan interpersonal di masa depan. citeturn0search1
2. Autonomy vs. Shame and Doubt (Otonomi vs. Malu dan Ragu) -- Usia 18 Bulan-3 Tahun
Pada tahap ini, anak mulai mengembangkan kemandirian dan otonomi dengan belajar melakukan berbagai hal sendiri, seperti memilih pakaian atau melakukan toilet training. Dukungan dari orang tua dalam memberikan pilihan dan kebebasan akan membantu anak mengembangkan rasa otonomi. Namun, jika orang tua terlalu mengontrol atau tidak memberikan kesempatan, anak dapat merasa malu dan ragu terhadap kemampuannya sendiri. citeturn0search1
3. Initiative vs. Guilt (Inisiatif vs. Rasa Bersalah) -- Usia 3-5 Tahun
Pada tahap ini, anak mulai mengambil inisiatif dalam bermain dan berinteraksi dengan teman-temannya. Mereka mulai menanyakan berbagai pertanyaan dan menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi. Jika orang tua mendukung inisiatif ini, anak akan mengembangkan rasa tujuan dan percaya diri. Sebaliknya, jika orang tua membatasi atau menghukum inisiatif anak, mereka dapat mengembangkan rasa bersalah yang berlebihan. citeturn0search1
4. Industry vs. Inferiority (Kerajinan vs. Inferioritas) -- Usia 5-12 Tahun
Pada tahap ini, anak mulai bersekolah dan mengembangkan keterampilan serta kompetensi baru. Mereka berusaha untuk merasa kompeten dan produktif dalam berbagai aktivitas. Dukungan dari lingkungan, seperti guru dan orang tua, akan membantu anak mengembangkan rasa kerajinan. Namun, jika anak sering mengalami kegagalan atau kritik, mereka dapat merasa inferior dan meragukan kemampuannya. citeturn0search1
5. Identity vs. Role Confusion (Identitas vs. Kebingungan Peran) -- Usia 12-18 Tahun
Masa remaja ditandai dengan pencarian jati diri dan identitas pribadi. Remaja mulai mengeksplorasi nilai-nilai, kepercayaan, dan tujuan hidup mereka. Jika mereka berhasil mengintegrasikan berbagai aspek diri, mereka akan mengembangkan identitas yang kuat. Namun, jika gagal, mereka akan mengalami kebingungan peran dan ketidakpastian mengenai posisi mereka dalam masyarakat. citeturn0search4