Mohon tunggu...
DINI
DINI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori lev vygotsky San jean piaget tentang perkembangan sosial dan kognitif

17 Januari 2025   16:31 Diperbarui: 17 Januari 2025   18:14 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori Lev Vygotsky dan Jean Piaget tentang Perkembangan Sosial dan Kognitif

Perkembangan sosial dan kognitif manusia merupakan dua aspek penting yang saling berkaitan dalam proses pembelajaran dan pertumbuhan individu. Dua tokoh besar dalam psikologi perkembangan, Lev Vygotsky dan Jean Piaget, memiliki teori yang berpengaruh dalam menjelaskan bagaimana manusia berkembang secara sosial dan kognitif. Meski keduanya sama-sama fokus pada proses belajar dan perkembangan anak, pendekatan dan penekanannya memiliki perbedaan yang signifikan. Artikel ini akan membahas teori Vygotsky dan Piaget, termasuk persamaan dan perbedaannya, serta implikasi dari teori-teori tersebut dalam pendidikan.

Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget

Jean Piaget (1896--1980) adalah seorang psikolog asal Swiss yang terkenal dengan teori perkembangan kognitifnya. Piaget percaya bahwa anak-anak bukan sekadar "miniatur dewasa" yang belajar dengan cara yang sama seperti orang dewasa. Sebaliknya, ia menegaskan bahwa anak-anak melalui serangkaian tahap perkembangan kognitif yang khas dan terstruktur.

Tahapan Perkembangan Kognitif Piaget

Menurut Piaget, perkembangan kognitif terdiri dari empat tahapan:

  1. Tahap Sensorimotor (0--2 Tahun)

    • Pada tahap ini, bayi belajar melalui pengalaman sensorik (melihat, mendengar, merasakan) dan tindakan fisik.
    • Mereka mengembangkan konsep permanensi objek, yaitu memahami bahwa benda tetap ada meskipun tidak terlihat.
  2. Tahap Praoperasional (2--7 Tahun)

    • Anak mulai menggunakan simbol, seperti kata-kata dan gambar, untuk merepresentasikan objek.
    • Pemikiran mereka bersifat egosentris, yaitu sulit untuk melihat perspektif orang lain.
    • Anak cenderung memahami dunia melalui intuisi daripada logika.
  3. Tahap Operasional Konkret (7--11 Tahun)

    • Anak mulai berpikir secara logis tetapi masih terbatas pada situasi konkret.
    • Mereka memahami konsep konservasi, yaitu bahwa kuantitas suatu benda tidak berubah meskipun bentuknya berubah.
  4. Tahap Operasional Formal (11 Tahun ke Atas)

    • Pada tahap ini, individu mampu berpikir abstrak, logis, dan hipotetis.
    • Mereka dapat merumuskan hipotesis dan menganalisis situasi secara sistematis.

Prinsip Utama Teori Piaget

  • Asimilasi dan Akomodasi
    Piaget menjelaskan proses belajar melalui dua mekanisme utama:

    • Asimilasi adalah proses menyesuaikan informasi baru ke dalam skema yang sudah ada.
    • Akomodasi adalah proses mengubah atau menciptakan skema baru untuk mengakomodasi informasi yang tidak sesuai dengan skema lama.
  • Egosenstrisme dan Desentrasi
    Egosenstrisme mengacu pada kemampuan anak kecil yang masih terbatas untuk memahami perspektif orang lain. Dalam perkembangan, anak-anak akan beralih ke desentrasi, yaitu kemampuan untuk mempertimbangkan sudut pandang orang lain.

Teori Sosial dan Kognitif Lev Vygotsky

Lev Vygotsky (1896--1934), seorang psikolog asal Rusia, juga terkenal karena teorinya tentang perkembangan kognitif dan sosial. Tidak seperti Piaget yang menekankan perkembangan individu sebagai proses internal, Vygotsky menyoroti peran lingkungan sosial, budaya, dan interaksi dengan orang lain dalam membentuk perkembangan individu.

Konsep Utama Teori Vygotsky

  1. Zone of Proximal Development (ZPD)

    • ZPD adalah jarak antara kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas secara mandiri dan kemampuan mereka untuk menyelesaikan tugas dengan bantuan orang lain (misalnya, guru atau teman sebaya).
    • Vygotsky percaya bahwa pembelajaran terjadi secara optimal ketika individu bekerja di dalam ZPD mereka dengan bimbingan (scaffolding).
  2. Scaffolding

    • Scaffolding adalah bentuk dukungan sementara yang diberikan oleh orang dewasa atau teman sebaya yang lebih kompeten. Dukungan ini membantu anak mencapai kemampuan yang lebih tinggi. Setelah anak mulai menguasai tugas, dukungan tersebut secara bertahap dikurangi.
  3. Peran Bahasa dalam Perkembangan Kognitif

    • Vygotsky menekankan pentingnya bahasa dalam perkembangan kognitif. Ia percaya bahwa bahasa adalah alat utama untuk berpikir dan belajar.
    • Dalam tahap awal, anak-anak menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain. Seiring waktu, bahasa ini menjadi internal (berbicara dengan diri sendiri atau berpikir).
  4. Interaksi Sosial sebagai Fondasi Pembelajaran

    • Vygotsky menegaskan bahwa perkembangan kognitif terjadi melalui interaksi sosial. Anak belajar melalui dialog dan kolaborasi dengan orang lain, terutama orang dewasa atau teman sebaya yang lebih kompeten.

Perbedaan Antara Teori Piaget dan Vygotsky

1. Fokus pada Peran Sosial

  • Piaget: Lebih menekankan pada eksplorasi individu dan perkembangan internal anak. Menurutnya, anak-anak belajar secara aktif melalui interaksi dengan lingkungan fisik mereka.
  • Vygotsky: Menekankan pentingnya lingkungan sosial dan budaya dalam perkembangan anak. Ia percaya bahwa pembelajaran selalu terjadi dalam konteks interaksi sosial.

2. Proses Pembelajaran

  • Piaget: Berpendapat bahwa anak-anak hanya bisa belajar ketika mereka telah mencapai tahap perkembangan tertentu.
  • Vygotsky: Berpendapat bahwa anak-anak dapat belajar keterampilan baru lebih cepat dengan bantuan (scaffolding) dari orang lain.

3. Peran Bahasa

  • Piaget: Menganggap bahasa sebagai hasil dari perkembangan kognitif. Anak-anak hanya mulai menggunakan bahasa setelah mereka mencapai tahap perkembangan tertentu.
  • Vygotsky: Menganggap bahasa sebagai alat utama untuk perkembangan kognitif. Bahasa membantu anak berpikir, belajar, dan memecahkan masalah.

4. Tahapan Perkembangan

  • Piaget: Menyusun perkembangan kognitif dalam tahapan yang jelas dan universal.
  • Vygotsky: Tidak percaya pada tahapan yang kaku. Ia menekankan bahwa perkembangan bersifat lebih fleksibel dan dipengaruhi oleh konteks sosial serta budaya.

Persamaan Antara Teori Piaget dan Vygotsky

Meski memiliki banyak perbedaan, Piaget dan Vygotsky memiliki beberapa kesamaan dalam pandangan mereka:

  1. Keduanya percaya bahwa anak-anak adalah pembelajar aktif yang membangun pengetahuan mereka sendiri.
  2. Keduanya sepakat bahwa interaksi dengan lingkungan adalah bagian penting dari perkembangan.
  3. Keduanya menyoroti pentingnya pendidikan dalam memfasilitasi perkembangan anak.

Implikasi Teori Piaget dan Vygotsky dalam Pendidikan

1. Pembelajaran Aktif

Teori Piaget dan Vygotsky sama-sama mendukung pembelajaran aktif di mana anak-anak diberi kesempatan untuk mengeksplorasi, bereksperimen, dan memecahkan masalah.

2. Penyesuaian Kurikulum

  • Pendekatan Piaget mendorong penyesuaian kurikulum sesuai dengan tahap perkembangan anak. Misalnya, anak-anak di tahap praoperasional lebih cocok dengan aktivitas yang melibatkan simbol dan gambar.
  • Pendekatan Vygotsky menekankan pembelajaran kolaboratif dengan memanfaatkan ZPD anak melalui kerja kelompok dan bimbingan guru.

3. Peran Guru

  • Dalam teori Piaget, guru berperan sebagai fasilitator yang menyediakan lingkungan belajar yang mendukung eksplorasi individu.
  • Dalam teori Vygotsky, guru berperan sebagai mediator yang aktif memberikan scaffolding untuk membantu anak mencapai potensi maksimal mereka.

4. Pentingnya Interaksi Sosial

Kedua teori menyoroti pentingnya interaksi sosial, meskipun dengan pendekatan yang berbeda. Guru dan teman sebaya dapat menjadi sumber belajar yang signifikan dalam membantu anak memahami konsep baru.

Kesimpulan

Teori Piaget dan Vygotsky memberikan wawasan yang berharga tentang perkembangan sosial dan kognitif anak. Piaget lebih menekankan pada proses internal dan tahapan perkembangan individu, sementara Vygotsky menyoroti pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam pembelajaran.

Kedua teori ini saling melengkapi dan memiliki implikasi besar dalam pendidikan. Dengan menggabungkan elemen-elemen dari kedua teori tersebut, pendidik dapat menciptakan strategi pembelajaran yang efektif untuk mendukung perkembangan sosial dan kognitif anak secara holistik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun