Mohon tunggu...
Dini Apriasti
Dini Apriasti Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN SMDD

Cinta kebijaksanaan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sikap Para Kaum Orientalis terhadap Islam dan Hadis Nabi

15 Desember 2023   13:25 Diperbarui: 15 Desember 2023   13:34 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandangan oerientalis terhadap ajaran yang di bawakan oleh Islam sangalah bervariasi, termasuk di dalamnya hadis dan sunnah rasul, hal ini tidak terlepas dari motivasi serta sikap para kaum orientalis dalam mengkaji ajaran Islam di dunia Timur.

Ada beberapa diantara kaum orientalis yang mengakui nilai sejarah dan hukum dalam hadis sebagai sumber informasi tentang kehidupan dan ajaran dari Nabi Muhammad. Sesungguhnya hadis bisa diartikan sebagai sabda, perbuatan, dan takrir baik dari rasul maupun dari para sahabatnya. 

Akan tetapi di sini para orientalis telah menganggap bahwa ajaran yang dibawakan oleh rasul adalah ajaran yang dibuat-buat bahkan tidak sedikit para kaum orientalis menghujat dan mencelah ajaran yang dibaawakan oleh rasul.  

Dalam hal ini, sikap para orientalis tersebut tidak terlepas dari sikap dan pencitraan mereka terhadap Nabi Muhammad. Sebab, bagaimana pun pembicaraan tentang hadis akan selalu berhubungan dengan Nabi Muhammad yang bersabda, perbuatan, dan takrir dalam persetujuannya melahirkan hadis.

Dalam konteks ini,Nabi Muhammad dipandang sebagai   paganis yaitu sebagai penganut Kristen dan Yahudi yang murtad yang akan menghancurkan ajaran Kristen.  Mempunyai intelektual pintar yang memiliki imajinasi yang kuat dan  pembohong, serta seorang tukang sihir yang berpenyakit ayan.

Sikap ini dapat menjelaskan bahwa motivasi dan tujuan mereka para kaum orientalis ketika mengkaji tentang keislaman dapat kita bedakan menjadi tiga bagian. 

Pertama, orientalis mengkaji timur secara ontologi yaitu sebatas pengenalan secara global. Memahami budaya Timur, cara berpikir, menjalin hubungan dan lain sebagainya. 

Kedua, orientalis Barat ingin membentuk identitas diri menjadikan budaya Barat superior dan menggambarkan Timur sebagai inferior. 

Ketiga, dari segi epistemologi yaitu sebagai bentuk kajian ilmiah dimana digunakan hanya sebagai kedok para kaum orientalis terhadap dunia Timur. Kaum orientalis pada masa itu telah memanifulasi seluruh hasil dari kajian ilmiahnya tentang Islam dan ajaran yang dibawakan oleh rasul. 

Jelas sekali dari sikap dan perilaku para orientalis yang memanifulasi kebenaran ajaran dan hadis rasul sangat memberikan dampak negatif dan merugikan Islam. Sehingga baik dari Islam ataupun non-muslim sendiri ketika membutuhkan rujukan referensi terhadap karya ilmiah maka kemungkinan akan menemukan referensi dari hasil para kaum orientalis. Maka akan timbul kesan negatif tentang Islam khususnya bagi orang non-muslim yang membaca. Hal ini menyebabkan kesalah pahaman akibat salah pengartian dan persepsi terhadap Islam dan kaum muslimin, bahkan hal ini bisa menyebabkan merepa terpengaruh oleh pikiran-pikiran para orientalis ini. Kemudian bisa jadi nantinya pendapat para orientalis tersebut dapat dijadikan dasar argumentasi oleh orang-orang yang tidak mengakui hadis (kelompok inkar sunnah) di kalangan umat Islam, meskipun minoritas.

Tetapi ada juga sikap kaum orientalis terhadap Islam dan ajaran yang dibawakan oleh rasul beberapa diantaranya telah mempelajari Islam secara objektif dan telah memahaminya lebih baik lagi. 

Mereka bersungguh-sungguh dalam penelitian Islam dan ajaran rasul terhadap Timur. Bahkan tidak sedikit pula kaum orientalis yang langsung terjun ke lapangan untuk mengetahui fakta yang ada. Mereka benar-benar jujur dan mengungkapkan apa adanya terhadap penelitian karya ilmiahnya.

Terdapat pandangan para orientalis yang sangat berbeda dengan kenyataan yang ada seputar islam dan ajaran dari nabi Muhammad. Perbedaan ini muncul disebabkan oleh pendoman hidup umat muslim yang bersumber dari Al-Qur'an dan hadis.

 Dimana para orientalis mengatakan bahka buatan dari nabi Muhammad dan hadis merupakan perkataan Nabi dan para sahabatnya yang dibuat-buat. Ajaran Islam sendiri bukanlah merupakan wahyu dari Allah melaikan buatan pikiran Nabi Muhammad yang diperoleh gabungan beberapa kitab  yang bersumber dari Taurat, Injil, dan sebagainya. Sedangkan hadis merupakan suatu tradisi di kalangan umat Islam abad pertengahan dan kedua Hijriyah sebagai akibat dari perkembanga Islam.

Pandangan negatif tidak hanya seputar Al-Qur'an dan hadis saja juga mencakup tentang seluruh ajaran yang ada pada Islam. Bahkan di dalamnya termasuk pencitraan pribadi nabi Muhammad yang membawa ajaran Islam. Kebencian para orinetalis ini tidak memunyai landasan yang mendasar tetapi kebencian ini masih ada hingga sekarang dan hal ini sangat merugikan dunia Timur. 

Implikasi dari pandangan para orientalis terhadap pemikirannya tentang eksistensi hadis adalah bahwa karena menurut mereka hadis bukanlah sabda nabi tetapi merupakan buatan umat muslim pada abad pertama manusia masuk Islam. Menurut mereka sesuatu yang disebut hadis Nabi sesungguhnya merupakan ucapan-ucapan manusia yang tidak bisa dipercaya sebab tidak mempunyai sumber kekuatan hukum tetapi kemudian ucapan ini didasaarkan kepada nabi.

Jadi, sesuatu yang disebut hadis Nabi, merupakan suatu perkataan, perbuatan, dan persetujuan nabi, sesungguhnya tidak ada, karena apa yang disebut hadis nabi itu merupakan perkataan dari para sahabat, tabi'in, atau orang-orang sesudah mereka.

 Maka dari itu, hadis nabi hanyalah menjadi istilah saja yang esensi dan eksistensinya bukan dari nabi. Dengan demikian, menurut kaum orientalis hadis bukanlah berasal dari nabi dan kebenarannya tidak dapat dipertanggung jawabkan sehingga hal ini tidak dapat dijadikan hujjah (dasar argumentasi) dalam kehidupan beragama.

Padahal sesungguhnya Islam merupakan ajaran yang membawakan kedamaian bagi seluruh makhluk yang ada di dunuia, dan AL-Qu'ran merupakan pedoman hidup umat muslim merupakan wahyu Allah yang diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad secara berangsur-angsur dan hadis merupakan sabda dari Rasul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun