Patristik berasal dari bahasa latin patres yang bermakna kepada bapak-bapak gereja (pemimpin gereja), mengungkapkan dan menyaksikan aturan keimanan yang berlangsung dalam aturan yang dijalankan sesuai dengan gereja.
Di dunia Barat agama katolik mulai tersebar dengan ajaran yang membahas tentang Tuhan, manusia, dunia dan etika, dikenalkan melalui wahyu Ilahi yang tampak dalam diri Yesus Kristus.
Agama Kristen ini dapat mempengaruhi kedudukan filsafat di dunia Barat yang menyebabkan pemikiran-pemikiran para filsuf juga ikut dicampuri oleh pembahasan yang dihubungkan dengan pandangan hidup kristiani.Â
Agama kristen telah berhasil membawa suatu dimensi baru dalam perjalanan filsafat selanjutnya. Dimensi ini tak lain adalah sebuah masa dimana pembahasan-pembahasan filosofis diarahkan pada pembicaraan tentang "iman" kristiani atau juga disebut dengan masa patristik.
Manusia dibekali dengan akal yang digunakan untuk berpikir, sehingga menimbulkan suatu kekaguman, takjub, rasa penasaran serta keragu-raguan. Hal ini dapat melahirkan pertanyaan yang senantiasa muncul dan terlontar dari akal manusia.Â
Dengan pertanyaan pula kehidupan dan pengetahuan mengalami kemajuan. Tidak ada manusia yang tidak berpikir atau bahkan berhenti berpikir. Jika itu terjadi kehidupan tidak akan berkembang dan pengetahuan akan mati menemui ajalnya.
Manusia yang berkembang selalu melakukan pengamatan terhadap hidupnya. Hal itu dapat menghasilkan suatu pertanyaan-pertanyaan baru yang dihasilkan dari pengamatan dan pengalaman. Manusia tidak hanya bertanya diluar eksistensinya, melainkan mempertanyakan pula dirinya sendiri.
Hasrat manusia mempertanyakan segalanya. Pertanyaan tentang Tuhan, alam, keadilan, manusia, dan sejenisnya. Namun, manusia tidak hanya sekedar bertanya. Manusia mempertanyakan dasar dan hakikatnya secara radikal hingga sampai ke akar-akarnya.
Diantara pertanyaan manusia yang tak kunjung mereda adalah perihal Tuhan, manusia dan alam. Salah satu yang dipertanyakan adalah apakah Tuhan itu ada? Kalau Tuhan ada, bagaimana cara membuktikannya padahal manusia tidak pernah melihat-Nya?
Maka untuk itu perlunya pemahaman tentang eksistensi Tuhan karena dari-Nya kehidupan ini terwujud. Tuhan adalah sebab pertama, dan dengan kehendak-Nya alam semesta dan kehidupan ini bergerak. Sebab Tuhan adalah penggerak pertama. Semua bergerak kecuali Tuhan, Penggerak yang tidak bergerak.
Eksistensi berasal dari bahasa latin disebut existere gabungan dari kata ex yang artinya adalah keluar sedangkan sistere artinya adalah tampil atau muncul.
Eksistensi atau Keberadaan yang ada adalah segala sesuatu yang dialami dan menekankan bahwa sesuatu itu ada serta memiliki kesempurnaan yang keberadaannya aktual.Â
Di mana keberadaan yang dimaksud adalah adanya pengaruh atas ada atau tidak adanya. Lalu bagaimana dengan keadaan, eksistensi dan wujud Tuhan?
Kaum patristik menolak pemikiran filsafat Yunani arkhe segala sesuatu, seperti Herakleitos menggambarkannya dengan api atau kaum stoa yang menganggap Tuhan ada pada segala sesuatu. Maka kaum patristik sendiri hal ini ditolak.Â
Patristik menganggap Tuhan adalah pencipta segala sesuatu dan diluar Tuhan adalah ciptaan-Nya. Sedangkan hubungan antara manusia dalam ajaran yang diajarkan patristik adalah untuk menyayangi, begitu juga dengan diri sendiri.
Eksistensi Tuhan dianggap sebagai persoalan yang fundamental bagi manusia. Keyakinan terhadap Tuhan adalah sebuah fitrah yang tidak dapat disangkal. Ini menandakan kepercayaan kepada Tuhan telah tertanam dan melekat kuat dalam hati dan iman pada diri manusia.Â
Eksistensi-Nya dapat dinalarkan melalui argumen kosmologi (penciptaan alam), ontologi (keberadaan), dan teologis (tujuan penciptaan dan keteraturan alam).
Untuk menunjukan eksistensi Tuhan ada beberapa tokoh yang sangat berpengaruh seperti Aristides yang beranggapan bahwa Tuhan yang mereka sembah adalah abadi dan tidak dapat digambarkan. Tuhan itu adalah "ada dan Maha tinggi", yang menggerakkan segala sesuatu namun tidak bergerak dan tidak terlihat.Â
Tuhan tidak dapat musnah atau binasa, tidak berubah, tidak berbentuk, tidak terbatas, dan tidak mempunyai nafsu. Tuhan mengisi segala yang terlihat dan tidak terlihat. Tuhan itulah yang menjadikan dan memelihara segala sesuatu bagi kepentingan manusia. Alam ini teratur dan harmonis karena diatur oleh Tuhan.
Pemikiran Anselmus juga menjelaskan tentang eksistensi Tuhan berpendapat bahwa semua makhluk memiliki sejumlah kebaikan hal itu dapat menunjukan adanya kebaikan Maha tinggi yang disana semua makhluk berpartisipasi.Â
Tuhan itu kebesarannya tidak terpikirkan (kebesaran Maha besar). Hal ini tidak mungkin ada di dalam pikiran, ia juga ada dalam kenyataan (jadi benar-benar diluar pikiran). Tuhan Maha besar ada dalam pikiran dan ada juga diluar pikiran.
Terlepas dari pembahasan tersebut Tuhan merupakan pencipta segala sesuatu dan diluar Tuhan adalah ciptaan-Nya. Alam merupakan bukti dari eksistensi Tuhan. Melalui alam, Tuhan dapat diketahui. Sebab alam, dengan segala keteraturannya tidak mungkin ada tanpa ada yang mengaturnya.
Pemikiran mengenai eksistensi Tuhan tidak berkembang karena patristik berlandaskan pada doktrin-doktrin gereja. Patristik melarang dan mengharamkan segala sesuatu hal pemikiran yang menentang doktrin gereja. Maka dari itu tidak ada pendidikan atau pemikiran yang menggambarkan Tuhan sehingga pengetahuan pada saat itu  tidak berkembang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI