Ternyata bisa jadi bahaya bagi kehidupan jika kita sering menyepelekan kondisi mental kita sendiri. Ntah apa yang jadi penyebab kesehatan mental terganggu, karena setiap orang memiliki masalah kehidupan yang berbeda. Gen Z sering disebut sebagai generasi yang manja, gampang terpengaruh, mudah stres pemikirannya, dan dikit-dikit healing.
Adanya gangguan mental Gen Z sering terjadi karena Adverse Childhood Experiences, disebut dengan bahasa gaulnya MKKB ( Masa Kecil Kurang Bahagia). Ternyata orang-orang yang berumur di atas 18 tahun banyak yang mengalami MKKB ( Masa Kecil Kurang Bahagia). Adverse Childhood Experiences bisa terjadi karena memiliki masa lalu yang cukup buruk saat usia dini dan akhirnya terkena mental issue, hal tersebut berdampak pada kehidupan di masa depan.
Ada istilah Intergenerational Transmission of Trauma yaitu seorang yang pernah mengalami masa kecil yang buruk atau yang selamat dari bencana atau trauma masa lalu, sehingga meneruskan trauma tersebut kepada anak atau cucu mereka melalui gen, perilaku, atau keduanya. Akibatnya, mereka rentan terhadap kecemasan, depresi, kewaspadaan berlebihan, dan masalah kesehatan mental dan emosional lainnya pada generasi berikutnya.
Zaman sekarang tidak bisa disamakan dengan zaman dulu, menjadikan mental illness Gen Z lemah bisa terjadi karena faktor sebelumnya. Dibandingkan dengan generasi atas tentunya berbeda dari tidak mendapatkan edukasi yang sama dan kebiasaan yang dilakukan berbeda. Kesehatan mental merupakan kesehatan yang berhubungan dengan kondisi jiwa, emosi dan psikis seseorang. Zaman sekarang ini tidak sedikit ternyata masyarakat yang sadar terkait pentingnya kesehatan mental.
Permasalahan krisis identitas dan quarter life crisis menjadi penyebab seseorang mengalami gangguan kesehatan mentalnya. Krisis identitas biasanya terjadi karena berada pada masa perubahan atau perpindahan dari remaja ke dewasa. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan tidak adanya kesiapan dalam menghadapi masa perpindahan tersebut. Pada masa perubahan lingkungan dari sekolah menengah atas ke lingkungan perkuliahan menjadikan mahasiswa di Universitas Airlangga perlu untuk menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan tersebut, sehingga kebanyakan pada masa tersebut mahasiswa sering mengalami gangguan terhadap mentalnya.
Gangguan kesehatan mental merupakan kondisi dimana dapat berpengaruh terhadap perasaan, pemikiran, sifat atau perilaku dan lainnya. Kondisi tersebut bisa muncul dalam rentang waktu yang lama dan dapat juga muncul saat waktu-waktu tertentu, hal tersebut tentunya akan mengganggu aktivitas sehari-hari seseorang.
Penyebab dari gangguan kesehatan mental yang dialami kebanyakan mahasiswa Universitas Airlangga salah satunya adalah kesepian. Kesepian ada kaitannya dengan depresi, hal tersebut dikarenakan seorang mahasiswa yang mengalami kesepian cenderung untuk melakukan hal-hal negatif dan jika hal tersebut berlangsung secara terus-menerus akan mengakibatkan kekacauan mental terhadap mahasiswa tersebut.
Faktor-faktor lain penyebab gangguan kesehatan mental diantaranya adalah faktor keluarga, keturunan, lingkungan pertemanan, lingkungan sosial, lifestyle, dan lain sebagainya. Stigma mengenai kesehatan mental pada kalangan mahasiswa termasuk masalah yang perlu diperhatikan yang tentunya dapat menghambat kehidupan mereka, stigma tersebut mencakup prasangka, pola pikir, dan diskriminasi yang sedang dialami oleh mahasiswa dengan permasalahan kesehatan mental.
Perlunya pengakuan dari stigma yang berhubungan dengan kesehatan mental tersebut ada pola potensi dalam cara mengurangi kedamaian hidup mahasiswa. Mahasiswa terkadang enggan untuk menceritakan gangguan kesehatan mental yang sedang mereka alami dikarenakan mereka takut mendapat tanggapan yang kurang menyenangkan seperti menghakimi, pertemanan yang renggang, atau malu. Oleh sebab itu, diperlukan edukasi atau sosialisasi pada mahasiswa mengenai kesehatan mental. (Kesyha et al. 2024) Kesehatan fisik dan kesehatan mental memiliki kepentingan yang sama dalam hidup manusia. Penyebab naiknya kasus gangguan kesehatan mental disebabkan oleh seseorang yang mengabaikan apa yang mental mereka sedang alami. Hadirnya orang lain sangat dibutuhkan untuk memberikan support atau dukungan. Dukungan yang didapatkan dari orang sekitar seperti orang tua, teman, pasangan, saudara maupun lainnya merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga mental seseorang terutama mahasiswa. Dukungan sosial dapat berupa ungkapan, pujian atau sugesti yang diberikan secara tertulis maupun lisan. Dukungan memiliki pengaruh yang sangat besar kepada mahasiswa. Mahasiswa mampu melewati masalah-masalah yang dilewati dan mampu menghadapi permasalahan tersebut dengan mengatur emosinya menjadi lebih baik. Dukungan juga dapat membuat seorang mahasiswa merasa nyaman dan damai dalam menjalani setiap kegiatannya. (Adwiah 2023)
Seorang mahasiswa yang ada di Universitas Airlangga dapat dikatakan tidak mengalami gangguan kesehatan mental apabila berada pada kondisi tidak mengalami berbagai gejala dari penyakit mental, dapat menyesuaikan diri secara baik dan membuat hubungan yang mempunyai manfaat, mampu mengembangkan potensi yang dimiliki, sehingga nantinya potensi tersebut bermanfaat bagi dirinya maupun lingkungan sekitarnya. Kesehatan mental bukanlah masalah yang dapat dianggap sepele, karena ketika seorang mahasiswa mengalami gangguan mental maka
hampir dari seluruh hidupnya juga akan mengalami gangguan. Keadaan Kesehatan mental yang optimal bisa mendorong seseorang untuk lebih mengenali kemampuan yang dimiliki dan dapat mengatur pola pikirnya sehingga tidak depresi atau stres.
Selain itu kondisi Kesehatan mental yang optimal dapat menjadikan seseorang bisa ikut serta secara aktif dalam berbagai kegiatan positif. Kesehatan mental mencakup lebih dari sekedar tidak
adanya gangguan pada mental, hal tersebut sangat penting bagi kenyamanan dan kesejahteraan seseorang.
Daftar Pustaka
Yehuda R, Lehrner A. 2018. "Intergenerational transmission of trauma effects: putative role of
epigenetic mechanisms." doi: 10.1002/wps.20568. PMID: 30192087;
PMCID:PMC6127768.
Adwiah, Amalia Rabiatul. 2023. "PERAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM UPAYA MENJAGA
KESEHATAN MENTAL PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR STUDI KASUS DI
UIN SUNAN KALIJAGA."
Bukhori, Baidi. 2007. "KESEHATAN MENTAL MAHASISWA DITINJAU DARI
RELIGIUSITAS DAN KEBERMAKNAAN HIDUP."
Kesyha, Putri, Tamora Br Tarigan, Ledi Wayoi, and Elsa Novita. 2024. "Stigma Kesehatan Mental
Dikalangan Mahasiswa." 06(02): 13206--20.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H