Mohon tunggu...
Dini Ambarsari
Dini Ambarsari Mohon Tunggu... -

Selalu jujur karena kebebasan adalah milik mereka yang jujur , orang yang berbohong takkan bebas karena twrperangkap kebohongannya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kok Megawati Sekarang Gitu Ya

15 Maret 2014   19:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:54 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesan merakyat dan partai abangan yang melekat pada PDIP seolah telah luntur demi ambisi dan kekuasaan, Bagaimana tidak, sudah jelas jelas Jokowi adalah seorang gubernur Jakarta yang baru menjalankan tugasnya selama 1,5 tahun di jakarta, dan masih banyak PR PR beliau yang belum terselesaikan, untuk perubahan dan kebaikan Jakarta,  Tapi hanya untuk kemenangan Pileg Partai PDIP dia harus mencabut Jokowi dari Jakarta untuk maju menjadi capres dari PDIP. Dengan harapan Jokowi mampu membawa Partai PDIP menjadi partai penguasa dan bukan partai oposisi lagi.

Pilhan megawati ini memang bukan tidak beralasan, seperti kita ketahui bersama hasil hasil  survey survey yang ada,  mantan walikota Solo ini selalu menjadi nomor satu dalam urutan capres yang akan maju di tahun politik ini , dan wajahnya terasa familiar bagi seluruh rakyat Indonesia, karena jabatannya  sebagai gubernur DKI Jokowi  kerap muncul di televisi nasional maupun lokal dengan tingkah lakunya yang menggemaskan, dan segenap kebaikan program progamnya.

Namun apakah Megawati mengetahui  bahwa seseorang yang sudah terpilih melalui Pilkada , bukan lagi milik suatu partai lagi, Jokowi telah menjadi milik Rakyat Jakarta bukan Partai PDIP, Apakah Megawati melupakan hal itu, atau pura pura lupa, sehingga memaksakan kehendak dan ambisinya dalam memenangi Pileg 2014 dengan memasang gubernur DKI ini sebagai Juru kampanye Nasional dan juga sebagai Capres PDIP dalam peratrungan pilpres 2014  dalam waktu bersamaan. Tidak pernah kah terpikirkan betapa lukanya rakyat jakarta atas perbuatannya ini, PR jokowi masih banyak, komitmen dirinya belum ada yang terselsaikan, MRT terbengkalai, belum lagi persoalan Pengadaan BUS Jakarta yang kontroversial. Janganlah berdalih dengan menjadikan Jokowi sebagai Presiden maka urusan jakarta akan lebih mudah dirampungkan, iitu nonsence, masalah negara lebih komplek dari pada masalah jakarta, mana punya waktu lagi Jokowi mengurus Jakarta, seperti contoh kecil saja, sewaktu Megawati menjadi presiden untuk urusan 27 Juli saja dirinya tak mampu menyelesaikan.

Rakyat Jakarta lebih membutuhkan Jokowi dibanding Indonesia, Karena Rakyat Indonesia juga mempunyai Gubernur yang tak kalah merakyat bahka lebih luas wawasannya dari seorang JOkowi. Rakyat Jakarta lebih berhak untuk menahan Jokowi untuk tidak menjadi capres sebelum dirinya menyelesaikan permasalahan jakarta atau akhir masa jabatannya., Rakyat Jakarta yang memilihnya, mempersilakannya untuk memimpin, Rakyat jakarta yang selalu menemani dirinya, melindunginya ketika blusukan, Rakyat Jakarta yang rela harus meninggalkan rumah yang sudah lama ditinggalinya bersama seluruh keluarganya, hanya untuk menuruti program program Jakarta. Rakyat Jakarta yang selalu mendoakannya agar dirinya mampu menjadi pemimpin yang baik dan mampu menuntaskan program programnya demi kebaikan wilayah dan rakyat Jakarta.  Setelah semua dukungan dan doa ditujukan untuk Jokowi, haruskah Jokowi membalasnya dengan meninggalkan Jakarta tanpa pamit dan kulonuwun lagi pada rakyat jakarta.  Ya kalau memang itu sudah menjadi kehendaknya rakyat jakarta hanya pasrah , dan menjadi tidak peduli lagi padanya, dan dirinya tidak salah, karena jokowi hanya mengikuti perintah dari partainya untuk meninggalkan jakarta.

Kalau memang ingin menjadi Ibu bangsa berpikirlah dari hal kecil dulu, jangan terlalu tinggi. Merasakan kekesalan mendengar curahan hati dan mengayomi dan menjadi problem solver untuk lebih penting dari pada hanya mengejar ambisi dan kekuasaan, Apalagi kalau hanya menuntaskan dendam dengan berbalut demokrasi.  Ini sangat menyedihkan, Kita doakan semoga jokowi menang di pilpres dan tidak pulang sebagai pecundang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun