Bayangkanlah kelas yang saat ini Anda ampu dengan segala keragaman murid-murid Anda!
Murid di kelas memang unik dengan keberagaman masing-masing, istilahnya heterogen. Ini kenyataan yang harus diakui. Mereka datang dengan latar belakang ekonomi berbeda, terkadang orang tua tidak lagi lengkap, berasal dari sekolah yang berbeda, datang dengan membawa prestasi berbeda, kegemaran berbeda, kecakapan berbeda, agamapun berbeda. Intinya mereka memiliki latar belakang yang berbeda-beda, mulai dari finansial, lingkungan, sosial, emosional, dan lain-lain. Dalam satu kelas saja terdapat berbagai karakteristik anak, potensi yang berbeda. Setiap anak memiliki minat yang tidak sama, kemampuan numerasi dan literasi yang beragam. Ada anak yang senang bekerja dalam kelompok adapula anak yang senang belajar sendiri. Ada anak yang senang mendengarkan penjelasan dari gurunya, ada juga yang senang mencatat materi penting alam bentuk tulisan atau sebuah gambar bahkan ada anak yang senang berdiskusi dan melakukan kegiatan praktek yang dapat menggerakkan anggota tubuh mereka. Ada anak yang senang belajar di dalam kelas ada juga yang senang di luar kelas. Ada anak yang pandai berbicara di depan kelas ada juga anak yang pemalu. Â
Setiap harinya, tanpa disadari, guru dihadapkan pada keberagaman yang banyak sekali bentuknya, sehingga seringkali mereka harus melakukan banyak pekerjaan atau membuat keputusan dalam satu waktu. Misalnya, saat mengajar di kelas, seorang guru mungkin harus membantu satu muridnya yang kesulitan, namun di saat yang sama harus mengatur cara bagaimana agar saat ia membantu murid tersebut, kelasnya tetap dapat berlangsung dengan kondusif. Dalam kesehariannya, guru akan senantiasa melakukan hal ini, sehingga kemampuan untuk multitasking ini secara natural sebenarnya dimiliki oleh guru. Kemampuan ini banyak yang tidak disadari oleh para guru, karena begitu alaminya hal ini terjadi di kelas dan betapa terbiasanya guru menghadapi tantangan ini. Semua usaha tersebut tentunya dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk memastikan setiap murid di kelasnya sukses dalam proses pembelajarannya.
Saat ini saya mengajar Biologi di SMA Muslimin Cililin. Kelas yang saya ampuh adalah X dan XII dengan jumlah per kelas 34 murid. Saya mengajar 10 kelas betapa beragamannya murid-murid saya. Tapi saya senang bisa menemani mereka belajar di dalam kelas. Justru dari keberagaman murid saya itu saya tertantang untuk bisa menjadi guru yang dapat memenuhi kebutuhan belajar mereka yang berbeda-beda, saya harus banyak belajar belajar dan belajar lagi ternyata setiap anak itu unik dan bagimana memanusiakan anak itu tentunya dengan memperhatikan pendidikan yang sesuai dengan Filosofi Ki Hajar Dewantara melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Apa yang telah Anda lakukan untuk melayani kemampuan murid yang berbeda? Apa yang Anda lakukan untuk membuat proses pembelajaran menjadi lebih mudah untuk murid Anda? Apakah ada perlakuan yang berbeda yang Anda lakukan? Â Jika ada, perlakuan seperti apa? Jika tidak ada, apa dampaknya terhadap murid Anda?
Di setiap awal pembelajaran saya selalu melakukan asesmen diagnostik baik yang non kognitif maupun yang kognitif. Hal itu saya lakukan untuk dapat mengetahui kesiapan belajar murid saya, minat dan motivasi belajar murid saya saat itu. Pada awal tahun pembelajaranpun saya sering melakukan survey gaya belajar murid saya dengan menggunakan Vark Learn Kuesioner yaitu sebuah situs yang menyediakan kuesioner untuk mengetahui gaya belajar murid apakah kinestetik, visual, audio, atau audiovisual. Hal ini saya lakukan karena akan menentukan desain pembelajaran yang akan saya rancang.
Saya sering menyediakan sumber belajar yang berbeda seperti dalam bentuk E-modul, infografis, PPT, Video, buku paket, rangkuman materi, bahkan trik "jembatan keledai" cara mudah menghapal konsep-konsep yang ada pada materi Biologi. Hal ini saya lakukan agar bisa mempermudah dalam memenuhi kebutuhan belajar murid saya.
Saya juga sering mangajak murid saya belajar di luar kelas atau Outingclass seperti pada saat praktikum mengmati tumbuhan di sekitar sekolah, praktikum di laboratorium biologi, mengamati lingkungan sekitar dan sebagainya. Saya juga sering membuat anak bekerja dalam kelompok, berdiskusi, bermain games, dan ada ice breaking juga supaya anak tidak jenuh.
Saya melibatkan teknologi dalam berbabagi pembelajaran saya karena saya pikir anak gen Z ini sangat senang dengan hal-hal yang berbau teknologi. Dan yang terakhir saya juga sering meminta tugas yang harus siswa kumpulkan dalam bentuk yang berbeda beda sesuai kesenangannya mereka. Saya juga melakukan penilaian di awal pembelajaran, selama proses pembelajaran dan diakhir pembelajaran. Dan yang paling penting saya selalu melakukan refleksi dengan murid-murid saya menanyakan perasaan mereka setelah mengikuti pembelajaran.
Sebutkan tantangan-tantangan yang Anda hadapi dalam proses pembelajaran di kelas yang disebabkan oleh keragaman murid-murid Anda tersebut? Tindakan-tindakan apa yang telah Anda lakukan untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut?
Pertama, mereka mempunyai visi dan misi yang berbeda, bahkan ada beberapa yang masih belum jelas visi belajar dan sekolahnya. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran terkadang sedikit terhambat. Secara pribadi, memang untuk mengatasi keberagaman yang variasinya banyak, tidak cukup hanya dalam sekali tatap muka selesai. Perlu waktu lama dan kesabaran. Apalagi beberapa murid lambat dalam menerima pelajaran dan mengumpulkan tugas. Perlunya banyak strategi pembelajaran agar murid selalu antusias belajar,
Kedua, berkurangnya waktu pembelajaran karena ada yang kurang bersemangat dalam pembelajaran karena kurangnya minat dan motivasi dalam belajar.