Mohon tunggu...
dini gayatri
dini gayatri Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa geografi

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Objek Wisata Hutan Mangrove Dumai

12 Mei 2023   06:03 Diperbarui: 12 Mei 2023   06:15 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam ilmu geosfer, pengelolaan hutan mangrove juga dianggap sebagai salah satu cara untuk meminimalkan risiko bencana alam seperti tsunami dan banjir. Sebagai contoh, di Indonesia, upaya penanaman kembali hutan mangrove telah dilakukan untuk mengurangi risiko kerusakan ekosistem dan dampak bencana alam yang sering terjadi di wilayah pesisir.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hutan mangrove memiliki kaitan yang sangat erat dengan ilmu geosfer, terutama pada aspek pembentukan dan fungsi ekosistemnya dalam menjaga keseimbangan geosfer di wilayah pesisir.

Hubunngan teori doxey terhadap tempat wisata hutan mangrove di dumai :

            Teori Doxey dapat juga dihubungkan dengan tempat wisata hutan mangrove di Dumai, terutama dalam hal dampak pariwisata terhadap masyarakat lokal dan lingkungan sekitar. Dalam tahap awal pengembangan pariwisata di Dumai, masyarakat lokal mungkin merasakan euforia karena kehadiran wisatawan dapat membawa manfaat ekonomi bagi mereka. Namun, pada tahap selanjutnya, masyarakat lokal dapat merasa terganggu dan tidak nyaman karena terlalu banyak wisatawan yang datang, memadati area hutan mangrove, serta membawa dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.

Dampak pariwisata yang mungkin dirasakan oleh masyarakat lokal di Dumai adalah peningkatan harga barang dan jasa, meningkatnya kemacetan lalu lintas, serta hilangnya aksesibilitas dan hak atas sumber daya alam yang digunakan oleh masyarakat lokal. Selain itu, pengunjung yang tidak sadar dapat merusak lingkungan mangrove, termasuk membawa sampah dan merusak habitat flora dan fauna yang ada di hutan mangrove.

Untuk menghindari terjadinya dampak negatif pariwisata yang berkelanjutan, maka perlu adanya upaya pengelolaan dan pengembangan wisata yang berkelanjutan, serta melibatkan partisipasi aktif masyarakat lokal. Pengembangan wisata yang berkelanjutan harus memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan kebutuhan masyarakat lokal dalam mengakses sumber daya yang ada di sekitar area wisata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun