Mohon tunggu...
Dinda Febriani Analiyah
Dinda Febriani Analiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Saya mahasiswa akhir Teknik Kelautan ITS yang fokus kepada bidang kemaritiman

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pentingnya Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Pesisir Indonesia

4 Oktober 2022   21:59 Diperbarui: 4 Oktober 2022   22:06 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan negara kepulauan. Hal ini menyebabkan Indonesia memiliki banyak wilayah pesisir. Masyarakat yang mendiami wilayah pesisir disebut sebagai masyarakat pesisir. 

Pada umumnya masyarakat tersebut berprofesi sebagai nelayan, pembudidaya ikan, dan pedagang ikan yang hidup bersama mendiami wilayah pesisir.Beragam isu yang tengah terjadi pada masyarakat pesisir. Masyarakat pesisir dikatakan masih terbelakang dan berada dalam posisi marginal. Isu permasalahan yang sering muncul adalah pada masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai nelayan.

Nelayan Indonesia masih dianggap dalam kondisi tertinggal di beberapa aspek. Aspek diantaranya adalah aspek ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan, dan kulturalnya (Gai, 2020).

Mengapa masyarakat nelayan Indonesia identik dengan miskin?

Banyak kasus yang mengatakan bahwa nelayan masuk dalam kategori miskin. Menurut (Nasution & Badaruddin, 2005), masyarakat pesisir dalam kategori miskin karena kurang menerapkan sistem opportunity cost. Arti opportunity cost adalah adanya kesempatan atau kemungkinan lain melalui suatu usaha ekonomi selain menangkap ikan. 

Pemahaman opportunity cost yang rendah merupakan penyebab nelayan masih bertahan di bidang perikanan. Berdasarkan pemahaman tersebut, diketahui bahwa nelayan lebih senang memiliki kepuasaan hidup yang bisa diperolehnya dari menangkap ikan dan bukan berlaku sebagai pelaku yang semata-mata berorientasi pada peningkatan pendapatan.

Kurangnya kemampuan kreatif masyarakat nelayan untuk mengatasi sosial ekonomi menyebabkan mereka masuk pada golongan terbelakang. Hal tersebut dapat mengganggu pencapaian tujuan kebijakan pembangunan di bidang kelautan dan perikanan. Faktor lain yang menyebabkan persoalan sosial adalah semakin meningkatnya kelangkaan sumber daya perikanan, kerusakan ekosistem pesisir laut, keterbatasan kualitas dan kapasitas teknologi penangkapan, rendahnya kualitas sumber daya manusia, ketimpangan akses terhadap sumber daya perikanan, lemahnya proteksi kebijakan dan dukungan fasilitas pembangunan untuk masyarakat nelayan

Selain pada bidang sosial dan ekonomi, karakteristik pemukiman masyarakat nelayan juga menjadi perhatian. Masalah yang terdapat di pemukiman nelayan pada wilayah kota masih kurang terpelihara. Lingkungan yang ada di pesisir pantai, wilayah daratan, dan wilayah laut kurang terlihat rapi. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia pada tahun 2008, pemukiman nelayan di Indonesia memiliki permasalahan rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat pesisir dan kualitas lingkungan. Padahal menurut Harlianingtyas (2004), tata kelola perumahan yang tidak baik, mempengaruhi kondisi wilayah perairan sekitarnya, yang tentunya akan merusak biota laut.

Pertumbuhan penduduk alami dan urbanisasi pada masyarakat pesisir menyebabkan padatnya penduduk wilayah pesisir dan aktivitas yang tinggi. Hal ini menyebabkan tata letak pemukiman yang tidak teratur karena banyak penduduk yang membangun rumah di sekitar wilayah pesisir. 

Padat penduduk ini menyebabkan pemukiman yang kotor. Hal ini menjadi permasalahan utama penyebab tingginya tingkat limbah dari aktivitas masyarakat wilayah pesisir. Seharusnya karakteristik permukiman nelayan berdasarkan Departemen Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya tahun 2012.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun