Sudah sangatlama pembahasan mengenai kurang minatnya baca di Indonesia menjadi perdebatan. Kemendikbud bahkan para pegiat literasi terus mencari solusi konkret untuk satu permasalahan yang tidak pernah usai sampai dewasa ini. Kampanye-kampanye literasi akhirnya digencarkan, dengan harapan meningkatnya minat baca pada masyarakat di Indonesia.
Mencerdaskan generasi bangsa merupakan sloga yang acap kali didentumkan tak kala para pegiat literasi menyuarakan gerakkannya. Jelas itu adalah tujuan yang sangat-sangat mulia, namun sayang sampai saat ini seakan permasalah mengenai hal itu belum juga menemui titik terangnya.
Hal ini lah yang mendorong para pegiat litersi membangun sebuah komunitas literasi. Beberapa tahun terakhir sudah banyak terbentuk komunitas pecinta literasi salah satu komunitas yang secara konsisten melakukan pergerakan nyata adalah Lentera Bangsa.
Lentera Bangsa merupakan komunitas pegiat literasi yang terbentuk pada 8 April 2018 lalu, di Tangerang Selatan. Awal terbentuknya Lentera Bangsa digagas oleh 8 orang anggota pertamanya, sebut saja Usmana Ali, Alfatoni, M.J, FD Ojay dan kelima rekan lainnya, tiga tahun berjalan saat ini tercatat sudah lebih dari 20 anggota aktif yang turut serta berperan dalam keberlangsunga terlaksana kegiatan Lentera Bangsa. Dalam dua bulan setelah terbentuknya Lentera Bangsa, komunitas ini membuat seminar dengan mendatangkan penulis cerpen nasional Sungging Raga dan Been Suyat yang kemudian menjadi pembina Lentera Bangsa.
Kegiatan-kegiatan yang secara konsisten dilakukan oleh Lentera Bangsa antara lain, seperti; lapak buku, diskusi, bedah buku, bedah film dan kelas desain grafis, serta tak lupa untuk terus memberikan edukasi kepada masyarakat umum khususnya mengenai pentingnya membaca ditengah-tengah arus globalisasi.
Salah satu hal yang melatarbelakangi terbentuknya Lentera Bangsa adalah adanya keresahan dalam diri para penggagas komunitas yang melihat bahwa di Indonesia khususnya di Pamulang, Tangerang Selatan kota kelahiran komunitas ini masih sedikit sekali warganya yang menaruh minat dalam membaca. Tidak hanya masyarakat umum, namun pada nyatanya masyarakat terdidik pun juga masih banyak yang belum sadar diri akan pentingnya membaca.
Selaras dengan sloga Lentera Bangsa yang berbunyi "Tercipta Untuk Menggerogoti Kebodohan" hal ini pula lah yang pada akhirnya melahirkan Lentera Bangsa dan menjadi salah satu alat bantu kampanye Kemendikbud maupun pegiat literasi lainnya dalam terus membuat pergerakkan atau langkah nyata mengenai pentingnya membaca.
Buku-buku yang disajikkan saat melakukan kegiatan lapak buku pun beragam, dimulai dari buku-buku mengenai tokoh-tokoh besar pendiri Negri ini, lalu didukung juga oleh buku-buku tokoh-tokoh besar dunia, ada juga novel yang dapat menarik minat baca banyak orang dan tidak ketinggalan buku-buku cerita anak dan kumpulan cerita rakyat yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan para pembaca yang datang ke lapak buku Lentera Bangsa, setiap hari sabtu di Lapangan Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan.
Dalam bergiatannya, biasanya komunitas  ini memberikan informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan melalui media sosial seperti Instagram atau Twitter (@lentera.bangsa), tak jarang komunitas ini pun menggandeng komunitas pegiat literasi lainnya untuk membuka lapak buku bersama, diskusi bersama maupun mencari solusi bersama mengenai persoalan yang tak jarang membuat mereka resah yaitu: kurang minatnya baca pada masyarakat Indonesia.
Dengan banyaknya kegiatan-kegiatan yang dilakukan, gencarnya pemberian edukasi-edukasi yang disuarakan, konsistensinya dalam bergiatan, semua hal itu lah yang menjadi bukti keseriusan Lentera Bangsa dalam mencerdaskan generasi serta mengerogoti kebodohan di Negara ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H