Mohon tunggu...
Dindin Surandin
Dindin Surandin Mohon Tunggu... -

mencoba meremah keberkahan yang terserak di semesta raya

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Merasai Semangat Si Pitung di Kampung Marunda

29 September 2016   10:03 Diperbarui: 29 September 2016   10:09 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu  beraktivitas di seputaran Jakarta sebelah Utara mengingatkan hasrat untuk menengok petilasan Pendekar Si Pitung yang sudah kesohor seantero Jakarta. Dengan menyengklak motor jagoan, petualangan pun diawali dengan menyusuri pinggiran Kali Cakung Drain yang airnya sudah kehitaman dan semestinya segera direvitalisasi. 

Eretan alias perahu penyeberangan sederhana yang dioperatori oleh nenek tua pun sempat dirasai. Deretan kios kecil, tampungan limbah, rumah semrawut, salon kecantikan, cafe, tempat pijat, kuburan luas sampai rumah susun tua pun terlewati menjelang jalan raya Akses Marunda. Penjelajahan dilanjutkan dengan berbelok ke kanan ke arah Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran dengan diiringi berbagai truk-truk besar dan trailer kontainer.  

stip mrnd;sumber:pribadi
stip mrnd;sumber:pribadi
Melewati jembatan Blencong yang sedang direstorasi, ketemulah kita dengan pertigaan menuju STIP kepunyaan Departemen Perhubungan. Lanjut ke arah Rumah Susun  Marunda yang sering kesebut-sebut itu dan tersualah plang besar ‘Rumah Si Pitung Destinasi Wisata Pesisir’. Nah itu dia.. Ayoh, pokemonnya sudah ketemu! Lho,koq...

plang rumah sipitung.sumbe:pribadi
plang rumah sipitung.sumbe:pribadi
Bagi para pengendara mobil/bus, silakan parkirkan di lahan penitipan di sebelah kanan jalan. Pemotor, boleh lanjut terus. Kampung Si Pitung-kalo boleh disebut begitu-tampaknya dulunya terletak di tengah laut sebagaiman disebut sbg Marunda Pulau sehingga mungkin harus ditempuh dengan menyeberangi laut. 

rumah pitung.sumber:pribadi
rumah pitung.sumber:pribadi
Bayar tiket Rp 5 ribu maka nikmatilah Rumah Pitung yang konon pernah disinggahi oleh Pendekar Pitung dari Rawa Belong itu. Rumahnya koq berbentuk rumah panggung seperti rumah di Makassar ya? Ya, menurut legenda, rumah ini memang kepunyaan saudagar Sulawesi yang menjadi semacam safe house/rumah nyaman Bang Pitung dari kejaran  pasukan keamanan kolonial Belanda atas tuduhan pencurian dan pengacauan kabtibmas. 

rmh pting dikepung 'benteng'.sumber:pribadi
rmh pting dikepung 'benteng'.sumber:pribadi
mesjid al alam.sumber:pribadi
mesjid al alam.sumber:pribadi
Mahalnya tanah sepertinya menyebabkan rawa bahkan laut pun mesti ditimbun. Mungkin suatu saat nanti, Rumah Pitung tidak akan lagi berada di pinggir perairan. Kenyataan ini juga menyebabkan pengunjung mesti memutari lahan bertembok luas untuk mencapai Masjid Al Alam yang serangkai dengan perjuangan Rumah Pitung. Di sekitaran mesjid, terhampar pantai yang sudah ditanggul dilengkapi  berbagai warung makan yang sayangnya, kurang tertata dengan tertib. Bagaimanapun peziarah  dapat meresapi semangat dan kerja keras Pendekar Si Pitung  dalam menegakkan kebenaran dan keadilan demi kemaslahatan masyarakat.  

benteng pantai.sumber:pribadi
benteng pantai.sumber:pribadi
mulai 'dibentengi';sumber:pribadi
mulai 'dibentengi';sumber:pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun