7. Kondisi sosial dan Budaya
Adanya sikap asertif pada lingkungan budaya tertentu tidak bisa disamakan dengan budaya lain. Oleh karena itu, setiap budaya memiliki perbedaan satu sama lain. Maka dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi adanya sikap asertif adalah keluarga dan sekolah. Selain itu adanya faktor internal seperti faktor usia, konsep diri, dan jenis kelamin. Sedangkan faktor eksternal yaitu pola asuh dan kondisi sosial budaya.
Ciri-ciri orang yang asertif menurut Pratanti (2007) seorang asertif harus memiliki kriteria sebagi berikut :
1. Merasa bebas untuk bisa mengekspresikan perasaan, pikiran dan keinginan.
2. Mengetahui hak mereka
3. Mampu mengontrol kemarahan. Yaitu ialah tidak me-repress perasaan diri sendiri, melainkan mengontrol dan membicarakannya kembali dengan logis dan tidak didasari oleh emosi.
Adanya perbedaan komunikasi asertif, pasif, dan agresif. Ketika berkomunikasi pasif, seseorang lebih sering memprioritaskan orang lain daripada diri sendiri, dengan tidak menyampaikan kebutuhan dan keinginannya sendiri. Akibatnya, orang yang memiliki komunikasi pasif sering dimanfaatkan oleh orang lain. Orang-orang yang berkomunikasi pasif sering berbicara halus, membiarkan orang lain untuk mengambil kesempatan, dan enggan untuk berkontak mata langsung, tidak bisa menyebutkan apa keinginannya dan kebutuhannya, serta kurangnya rasa percaya diri.
Melalui komunikasi agresif, seseorang menganggap bahwa hak dirinya sendiri jauh lebih penting daripada hak orang lain. Contohnya seperti mengabaikan dan menolak kepercayaan, perasaan, opini, emosi, keinginan dari orang lain. Orang yang memiliki komunikasi agresif adalah orang yang gampang frustasi, enggan untuk berkompromi, sering menghina dan mengkritik dan mendominasi.
Selanjutnya, komunikasi asertif. Seperti yang kita ketahui bahwa komunikasi asertif ini mementingkan kebutuhan semua, maksudnya yaitu dalam sikap asertif ini setiap individu mampu untuk mengkomunikasikan kebutuhan, keinginan, dan perasaannya sendiri. Sehingga pada waktu yang sama, mereka juga tetap mendengarkan dan menghargai orang lain. Karna individu yang memiliki sikap asertif pasti selalu mendengarkan tanpa adanya interupsi, menyampaikan keinginannya dengan jelas dan menggunakan nada bicara yang baik.
Ciri-ciri adanya komunikasi asertif yaitu ketika individu saling memiliki sifat terbuka dan jujur akan pendapat diri sendiri dan orang lain, mampu mendengarkan dan memahami pendapat dari orang lain, selalu mencari solusi dan kepuasaan secara bersama-sama, serta menghargai pendapat orang lain dan diri sendiri walaupun nantinya timbul konflik. Karena komunikasi ini bisa mencari solusi untuk menyelesaikan konflik.
Adapun manfaat dari komunikasi asertif yaitu dengan kita menyampaikan apa adanya perasaan atau emosi kita maka kita tidak akan dikendalikan oleh orang lain, adanya efektifitas dalam berinteraksi, lebih dihargai oleh orang lain, menambah kepercayaan diri dan memiliki rasa puas dan kesehatan mental kita akan jauh lebih sehat dan bahagia dalam hidup.
Kesimpulan
Komunikasi asertif artinya kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif tanpa terlalu banyak terganggu dengan apa yang orang lain mungkin pikirkan atau katakan, sehingga kita bisa secara leluasa mengutarakan atau mengungkapkan pendapat kita dengan jujur dan terbuka. Akan tetapi, disamping hal itu kita harus tetap menghargai dan mendengarkan pendapat orang lain. Jenis komunikasi asertif ini bisa terlihat dari nada bicara, ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan lain-lain. Sehingga berkomunikasi asertif bisa dibilang mudah ketika kita melakukan langkah-langkah yang tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H