Mohon tunggu...
Fadinda Rishtey Violeta
Fadinda Rishtey Violeta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional - Universitas Jember

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sistem Moneter Internasional: Depresiasi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS

30 Maret 2024   00:26 Diperbarui: 30 Maret 2024   00:31 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Antara Foto

Globalisasi membawa dampak yang sangat signifikan terhadap perdagangan internasional. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui kemudahan jual beli dan akses keluar masuk barang dari berbagai negara. Dampak lain dari globalisasi dalam perdagangan internasional yaitu memudahkan transaksi pembayaran lintas negara. 

Akan tetapi, setiap negara memiliki mata uang yang berbeda. Hal tersebut yang kemudian mendasari adanya sistem moneter internasional sebagai sebuah sistem yang mengatur nilai tukar mata uang suatu negara. Sistem moneter internasional merupakan sistem keuangan yang berlaku bagi seluruh negara di dunia yang melakukan perdagangan internasional sehingga diharuskan melakukan transaksi pembayaran lintas negara. Sistem moneter internasional juga dapat diartikan sebagai sebuah struktur, institusi, instrumen, dan perjanjian yang menentukan kurs atau nilai mata uang di dunia.

Sistem moneter internasional bertujuan untuk mengatur transaksi keuangan antar negara yang melakukan kegiatan perdagangan internasional agar tidak ada salah satu pihak yang dirugikan, membangun transaksi yang saling menguatkan antar negara, membantu negara-negara di dunia untuk beradaptasi dengan keuangan secara internasional, mempermudah penukaran valuta asing, mendorong terjadinya transaksi perdagangan antar negara baik negara maju maupun negara berkembang, mempermudah perdagangan internasional dan meningkatkan investasi, serta mendorong pertumbuhan ekonomi negara kawasan di seluruh dunia. 

Dalam pelaksanaannya, sistem moneter internasional didukung oleh lembaga internasional seperti Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF). Lembaga-lembaga tersebut turut mengawasi dan menyediakan bantuan keuangan bagi negara anggotanya dalam mengatasi masalah perekonomian dan keuangan. Karena dianggap memiliki banyak keunggulan dan sangat efisien dalam pelaksanannya, sistem moneter internasional terus berkembang dan berubah mengikuti dinamika ekonomi global.


Terdapat empat sistem moneter internasional yang digunakan oleh negara-negara di dunia seperti halnya sistem nilai tukar tetap, sistem nilai tukar mengambang terkendali, dan sistem nilai tukar mengambang bebas. Sistem nilai tukar tetap yaitu suatu sistem dimana mata uang negara ditentukan tetap berdasarkan mata uang negara lain. 

Sistem nilai tukar mengambang terkendali merupakan sebuah sistem dimana pemerintahan dapat menentukan mata uangnya melalui bank sentral. Sedangkan sistem nilai tukar mengambang bebas merupakan suatu sistem dimana pemerintah tidak memiliki kewajiban untuk mengatur dan melakukan intervensi dengan cara menjual atau membeli Dollar di pasar valuta asing. 

Dalam sistem moneter internasional yang baik, terdapat aturan yang mampu memaksimalkan arus perdagangan dunia, meningkatkan investasi internasional dan menciptakan keuntungan dalam perdagangan yang merata antar negara. Agar sistem tersebut memberikan keuntungan yang besar, setiap negara akan bersaing untuk memperjuangkan kepentingan nasionalnya. 

Fenomena tersebut menjelaskan bahwa sistem moneter internasional tidak lepas dari politik internasional. Maka dari itu, negara hegemon yang memiliki kekuatan ekonomi besar mampu mengendalikan stabilitas sistem moneter internasional.


Sistem moneter memiliki kelebihan dan kelemahan dalam pelaksanannya. Kelebihan dari sistem moneter internasional yaitu adanya regulasi yang jelas mengenai transaksi yang terjadi antar negara, mempermudah kegiatan perdagangan internasional yang dapat meningkatkan devisa suatu negara, dan dapat memajukan perekonomian dunia. Sedangkan kelemahan sistem moneter yaitu adanya kebijakan devaluasi mata uang dimana devaluasi menjadi sebuah tindakan yang dapat menurunkan nilai mata uang suatu negara oleh negara lain. Kelemahan lainnya yaitu adanya kebijakan IMF yang bersifat pasif karena membiarkan terjadinya fluktuasi mata uang yang melebihi batas tertentu.


Salah satu contoh kasus sistem moneter internasional yaitu depresiasi nilai Rupiah terhadap Dollar AS. Menguatnya Dollar AS dapat terjadi ketika kondisi keuangan negara mengalami defisit yang kian membengkak. Hal tersebut justru membuat nilai tukar Dollar melonjak naik sehingga mengakibatkan nilai mata uang negara lain mengalami penurunan. Indonesia merupakan salah satu negara yang turut waspada terhadap fenomena tersebut. 

Adanya kebijakan moneter yang menggunakan kebijakan uang ketat (tigh money policy) untuk membendung pelemahan rupiah dan peningkatan suku bunga berdampak pada perekonomian dan pembangunan di Indonesia seperti terhambatnya proyek-proyek yang sedang berjalan dan banyaknya perusahaan yang mengalami gulung tikar. Dampak lain dari depresiasi nilai Rupiah terhadap Dollar yaitu terjadinya PHK secara besar-besaran dan juga meningkatnya harga kebutuhan pokok yang membuat masyarakat semakin menderita.


Nilai tukar Rupiah yang tidak stabil sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia terutama ekonomi makro. Menurunnya nilai tukar rupiah dapat terjadi karena adanya peningkatan terhadap mata uang asing sebagai pembayaran internasional. Hal tersebut tentu berdampak bagi perekonomian Indonesia seperti meningkatnya biaya impor, barang elektronik dan bahan pangan mengalami kenaikan harga, serta meningkatnya beban utang luar negeri Indonesia. 

Dengan melemahnya nilai tukar Rupiah yang memberikan banyak dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia, maka pemerintah dan Bank Indonesia berupaya untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah dengan menetapkan berbagai kebijakan seperti meningkatkan suku bunga, serta mengambil langkah stabilisasi rupiah melalui sinkronisasi kebijakan fiskal dan moneter. Bank Indonesia juga berperan dalam melakukan intervensi untuk menahan fluktuasi (Bank Indonesia, 2000).


Nilai tukar Rupiah semakin mengalami depresiasi sepanjang tahun 2023 hingga hampir menembus angka Rp16.000 terhadap Dollar AS. Meskipun neraca perdagangan Indonesia mengalami peningkatan sebesar US$3,42 miliar, akan tetapi posisi Rupiah terus melemah. Pada Oktober 2023, Rupiah melemah terhadap Dollar AS pada kisaran RP15.933. Pelemahan tersebut terjadi ketika Dollar AS menguat pada level 106,49% (Suyanto, 2023). 

Hingga tahun pertama 2024, Rupiah masih mengalami depresiasi sekitar 3%. Hal tersebut diakibatkan oleh pelemahan ekonomi dalam negeri dan kebijakan bank sentral yang menurunkan suku bunga. Pada bulan Maret 2024, Rupiah diketahui berada pada kisaran Rp15.856. Hal tersebut menunjukkan pelemahan sebesar 1,5% terhadap Dollar AS jika dibandingkan dengan bulan Januari yang berada pada kisaran Rp15.400 (Bloomberg, 2024). Situasi tersebut membuat Bank Indonesia sulit untuk menurunkan tingkat suku bunga. Namun, Bank Indonesia pada saat ini tetap melakukan stabilisasi melalui intervensi pada pasar spot dan obligasi.


Secara garis besar, melemahnya Rupiah terhadap Dollar AS tentu akan mempengaruhi sektor industri dan manufaktur. Industri tekstil maupun industri makanan dan minuman akan terkena dampak dari melemahnya nilai tukar Rupiah. Karena, kenaikan Dollar AS secara tidak langsung turut menyebabkan harga bahan baku meningkat. Indonesia sendiri masih mengimpor kebutuhan produksi industri makanan dan minuman. Jadi, ketika bahan bakunya naik, maka biaya produksi juga akan meningkat. 

Konsekuensi yang harus diterima dari fenomena tersebut yaitu harga jual produk tentu akan meningkat di pasaran. Selain itu, melemahnya Rupiah dan meningkatnya Dollar AS dapat meningkatkan biaya logistik untuk proses pengiriman produk ke luar negeri yang membutuhkan transportasi. Efek lain dari melemahnya Rupiah terhadap Dollar AS yaitu menurunnya permintaan dan daya beli masyarakat karena depresiasi dapat meningkatkan inflasi terhadap harga barang impor yang semakin mahal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun