5. Bunuh diri
Bunuh diri bisa dipicu oleh depresi yang dialami oleh korban. Anak -- anak yang mengalami depresi berat akan putus asa, menyalahkan dirinya sendiri dan beranggapan bahwa hidupnya tidak ada harapan lagi sehingga mendorong mereka berkeinginan untuk melakukan bunuh diri.
Oleh karena itu, peran keluarga sangat penting khususnya orangtua perlu untuk memantau lingkungan pertemanan anak agar tindakan bullying terdeteksi lebih awal. Selain itu, keluarga harus menjadi tempat yang nyaman bagi anak sehingga mereka merasa aman dan tidak takut untuk bercerita. Kemudian, untuk tenaga pendidik khususnya para guru juga perlu untuk menumbuhkan karakter yang baik pada siswa, mengawasi dan mengedukasi dampak dari perundungan, serta menindak dengan tegas apabila ada yang melakukan bullying. Dengan begitu, akan tercipta lingkungan positif yang bebas dari  bullying sehingga setiap individu akan merasa aman dan terlindungi.
DAFTAR PUSTAKA
Olweus, D. (1994). Bullying at school: Long-term outcomes for the victims and an effective school-based intervention program. In Aggressive behavior: Current perspectives (pp. 97-130). Boston, MA: Springer US.
Sukmawati, I., Fenyara, A. H., Fadhilah, A. F., & Herbawani, C. K. (2021). Dampak Bullying Pada Anak Dan Remaja Terhadap Kesehatan Mental. In Prosiding Seminar Nasional Kesehatan Masyarakat 2022 (Vol. 2, No. 1, pp. 126-144).
Yulianti, Y., Pakpahan, I., Angraini, D., Ayunabilla, R., Febia, A. A., & Habibi, M. I. (2024). DAMPAK BULLYING TERHADAP KESEHATAN MENTAL. Jurnal Mahasiswa BK An-Nur: Berbeda, Bermakna, Mulia, 10(1), 153-160
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H